Seusai mandi, Stefan segera menghampiri Yuki yang masih ada di ruang tengah. Yuki terlihat asyik menonton TV sembari sesekali memainkan ponselnya.
"Udah minta Vebby kirimin belom?" tanya Stefan langsung duduk di sebelah Yuki.
"Udah, tapi belom sampe." jawab Yuki seadanya. Yuki menoleh sebentar ke arah Stefan lalu tersenyum tipis karena saat itu rambut Stefan agak basah. Pasti habis keramas, batin Yuki.
"Lo mau beli sabun atau sampo nggak? Biar gue beliin ke bawah." tanya Stefan perhatian.
"Kenapa? Gue nggak boleh pake punya lo ya?" tanya Yuki polos dan agak kesal.
"Bukan gitu, siapa tau nggak cocok gitu." balas Stefan kikuk. Yuki terkadang bertanya terlalu polos, hal itu membuat Stefan jadi salah tingkah.
"Bilang aja lo pelit." cibir Yuki yang sudah beralih fokus ke arah TV.
"Pelit gimana? Yaudah lo pake punya gue aja ya." balas Stefan mengalah.
"Stefan, kok gue ngerasa masih agak pusing ya?" tanya Yuki dengan wajah lesu.
"Serius? Apa kita ke dokter aja?" tanya Stefan cemas. Stefan refleks memeriksa suhu tubuh Yuki dengan menempelkan telapak tangannya ke kening Yuki.
"Nggak usah, pusing dikit aja kok ini." balas Yuki tersenyum tipis agar Stefan tidak cemas.
"Mending lo mandi dulu biar agak seger. Abis itu, lo sarapan lagi." usul Stefan.
"Tapi barangnya belom sampe." balas Yuki.
"Masih lama ya?" tanya Stefan memastikan.
"Bentar lagi kok. Ini udah mau sampe." jawab Yuki seusai mengecek ponselnya sekilas.
"Yaudah sini gue aja yang ambilin, gue sekalian mau belanja ke bawah." ucap Stefan.
"Lo sekalian mandi aja gimana? Nanti barangnya nyusul." lanjut Stefan.
"Oke." Yuki mengiyakan.
Stefan pun memberikan handuk baru dan sikat gigi baru untuk Yuki. Stefan juga menunjukkan fasilitas kamar mandinya agar Yuki tahu.
Setelah Yuki paham, Stefan segera turun untuk berbelanja dan mengambil kiriman dari Vebby.-
Stefan sudah kembali ke apartemennya seusai belanja dan mengambil barang Yuki. Stefan terlebih dahulu mengantarkan barang tersebut pada Yuki di depan kamar mandi, dan kemudian menata belanjaannya di dapur. Stefan membeli makanan dan minuman ringan beserta vitamin. Stefan juga sempat membeli makanan berat di salah satu restoran yang terletak di lobby.
Beberapa menit kemudian, Yuki muncul dengan rambut dibaluti handuk. Ia segera menghampiri Stefan yang masih sibuk di dapur.
"Kok keramas?" tanya Stefan yang menyadari kehadiran Yuki.
"Emang udah jadwal gue buat keramas. Biar lebih seger." jawab Yuki santai.
"Yaudah, lo makan lagi ya." suruh Stefan sembari menyajikan makanan berat di meja makan. Ia menyajikan dua piring makanan untuk Yuki dan dirinya sendiri.
"Keliatan enak." ungkap Yuki antusias. Ia segera duduk di balik meja makan.
"Abis itu minum vitamin ya." sahut Stefan yang juga menyajikan segelas minuman bervitamin.
"Iya, Stefan. Makasih." balas Yuki tersenyum.
Stefan dan Yuki pun menikmati aktivitas makan paginya dengan tenang. Mereka sesekali menyelingi kegiatan makan pagi mereka dengan obrolan ringan.
Selesai makan, Stefan langsung mengajukan diri untuk mencuci piring bekas makan. Yuki menerima meski agak berat.
"Stefan, gue pulang aja deh. Nggak enak sama orang rumah." celetuk Yuki saat Stefan sedang mencuci piring.
"Oke. Abis ini gue anter lo ya." balas Stefan.
"Iya. Gue siap-siap dulu deh." balas Yuki yang kemudian berlalu meninggalkan Stefan.-
Yuki kini sudah sampai di rumahnya setelah diantar Stefan. Untungnya, mamanya tidak curiga dan bertanya yang aneh-aneh.
Yuki pun segera masuk kamar untuk membereskan barang-barang kantornya. Ketika sudah beres, Yuki segera berbaring di tempat tidurnya. Yuki berbaring sembari berkutat dengan pikirannya.
"Stefan aneh deh." celetuk Yuki pelan sembari memikirkan kejadian yang dilaluinya dengan Stefan akhir-akhir ini.
"Apa guenya yang mesum?" tanya Yuki berbisik sendiri ketika menyadari masalah yang ada di pikirannya.
Semenjak ciuman pertama mereka, Stefan tidak lagi menciumnya, sampai akhirnya Yuki mencium singkat Stefan duluan saat di mall waktu itu. Meski sudah sering membuat dengan sengaja agar ia dan Stefan bertatapan, pria itu nampak cuek dan tidak berinisiasi menciumnya.
Padahal jika di drama yang ditonton Yuki, ketika tatapan tak sengaja saling bertemu, seharusnya adegan ciuman terjadi. Yuki pun sempat membayangkan saat tatapannya dan Stefan bertemu, tapi Stefan hanya tersenyum ketika tatapan mereka bertemu.
Entah kenapa, Yuki berharap akan ciuman Stetan. Yuki jadi kesal sendiri mengapa dia jadi berharap akan hal-hal lumayan intim seperti itu. Mungkin saja itu keputusan dan kemauan Stefan. Yuki tidak boleh memaksa dan menuntut.
"Ah, emang otak gue aja yang keseringan nonton drakor jadi ngarep gituan mulu." oceh Yuki merasa kesal akan dirinya sendiri.
Tak mau lebih jauh memikirkan hal tersebut, Yuki beranjak dari kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/146796844-288-k21200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSSYFRIEND
RomanceStefan William Yuki Kato Yuki, seorang lulusan baru, merasa senang ketika mendapat pekerjaan pertamanya dengan gaji yang lumayan besar bagi orang kecil sepertinya. Tetapi, rasa senangnya tidak bertahan lama ketika ia harus menghadapi dunia kerja yan...