CHAPTER 16

868 90 10
                                    

Seusai makan, Stefan dan Yuki pergi menuju supermarket.
"Stefan, lo kenapa ikutin gue sih?" tanya Yuki sembari menyusuri rak-rak supermarket.
"Gue nemenin lo." balas Stefan santai.
"Oh iya, gue lupa bilang. Gue ke sini bawa motor, Stef. Jadinya, kita nggak bisa pulang bareng." jelas Yuki seadanya.
"Gitu ya?" balas Stefan agak kecewa.
"Hmmm." balas Yuki berdehem sebentar.
"Terus gimana? Lo mau tetep nemenin atau langsung pulang?" tanya Yuki.
"Ngusir ya?" tanya Stefan dengan nada merajuk.
Yuki terkekeh kecil, "enggaklah." balas Yuki lalu meraih tangan Stefan dan menggenggamnya. Yuki pun terus berjalan menyusuri rak.
Stefan tersenyum dan membalas genggaman tangan Yuki. Keduanya berpegangan tangan sembari menyusuri rak demi rak.
"Apa gue harus pulang sekarang biar bisa jalan sama lo lebih lama?" celetuk Yuki iseng.
"Lo mau?" tanya Stefan cepat.
"Pengen banget ya, sampe ngebet banget jawabnya." balas Yuki mencibir.
"Kan lo yang nawarin." balas Stefan bingung.
Yuki diam saja sembari berpikir.
"Tapi, nggak usah deh. Ini udah setengah 5 juga." celetuk Stefan sembari mengecek jam tangannya.
"Yaudah deh." balas Yuki seadanya.
"Gue belanja juga deh." celetuk Stefan sembari membawa Yuki untuk mengambil troli belanja yang baru.
Yuki menurut dan mengikuti ke mana Stefan membawanya karena mereka berpegangan tangan.
"Lo sendiri nggak pake keranjang atau troli?" tanya Stefan agak bingung.
"Nggak. Soalnya gue paling belanja dikit atau malah nggak belanja kalo barangnya nggak ada." balas Yuki sekenanya.
Stefan mengangguk paham lalu mulai mengambil produk-produk yang akan dia beli. Stefan sudah tidak lagi berpegangan tangan dengan Yuki.
Selama Stefan memilih produk, Yuki dengan bawelnya menanyakan produk asing yang diambil Stefan. Stefan jelas menjawab sebisanya. Keduanya tampak menikmati waktu belanja mereka dengan banyak mengobrol dan bercanda.
Selesai belanja, mereka berjalan dan membawa troli belanja mereka menuju lasir.
"Mau es krim?" tawar Stefan ketika melihat freezer es krim dekat kasir.
"Nggak, masih diet gue." balas Yuki menolak.
"Wah hebat." balas Stefan antusias.
"Muji apa nyindir?" tanya Yuki menyelidik.
"Hmmm.. kira-kira apa?" balas Stefan misterius.
"Udah sana ke kasir." respon Yuki terkekeh.
Stefan menurut lalu mengantri di kasir untuk melakukan pembayaran.
Seusai melakukan pembayaran, Stefan dan Yuki pergi membawa hasil belanjaan mereka ke mobil Stefan terlebih dahulu.

-

Parkiran mobil.
Stefan dan Yuki menaruh dan menata hasil belanjaan mereka ke jok belakang mobil Stefan. Mereka menaruhnya lewat pintu mobil yang berlawanan. Ada sekitar lima kantong plastik hasil belanjaan mereka dimana salah satunya adalah milik Yuki.
"Lo kenapa, Ki?" tanya Stefan bingung saat Yuki mulai duduk di jok mobilnya dan terlihat bingung memeriksa kantong belanjaan tersebut.
"Ini, barang gue kok ada yang nggak ada ya?" respon Yuki kebingungan.
"Barang apa emangnya?" tanya Stefan yang akhirnya ikut duduk dan masuk dengan niat membantu Yuki mencarinya.
"Coklat gitu, Stef." balas Yuki masih mencari.
Stefan pun ikut mencari dengan serius.
Di saat Stefan mencari, Yuki tersenyum geli. Dengan hati berdebar, Yuki mendekatkan wajahnya ke Stefan lalu menangkup wajah Stefan dan mencium cepat bibir pria itu.
Stefan membeku sesaat, Yuki sendiri dengan gugup beranjak keluar dari mobil Stefan.
Stefan tersadar dari kebekuannya lalu menahan tangan Yuki agar tidak keluar, "udah mulai berani ya, belajar dari mana?" tanya Stefan gemas.
"Apa sih? Udah ah, gue mau balik, keburu malem." ungkap Yuki benar-benar salah tingkah. Baik Yuki dan Stefan, keduanya merasa berdebar-debar atas ciuman singkat tadi.
"Jadi, coklatnya cuman alesan?" tanya Stefan dengan mata memicing.
"Udah malem, Stef. Gue mesti pulang." ungkap Yuki berusaha lepas dari Stefan.
"Muka lo kok panik?" tanya Stefan menggoda.
"Ayok pulang sih.." balas Yuki mulai gelagapan.
Stefan terkekeh lalu melepas pegangannya. Mereka pun keluar dari mobil.
"Belanjaan lo udah lengkap kan? Nggak ada yang kurang?" tanya Stefan memastikan.
"Gue nanya beneran ya." lanjut Stefan sebelum Yuki memprotesnya.
Yuki mengembuskan napasnya lalu mengecek isi kantong belanjaannya, "udah lengkap kok." komentar Yuki seusainya.
Stefan tersenyum lalu meraih tangan Yuki dan memegangnya. Ia berniat mengantar gadisnya menuju parkiran motor.

MY BOSSYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang