Sudah sejak tadi Marina mengetuk pintu putranya untuk sarapan bersama, tapi putranya itu sama sekali tidak menyahut. Marina jadi khawatir karena tidak biasanya Azka bangun siang begini. Ini bahkan sudah pukul 09.00.
Marina kembali naik ke lantai atas untuk membangunkan Azka. Marina mengetuk pintu kamar Azka seraya memanggil nama Azka.
"Azka, bangun. Ayo sarapan, nak. Sudah siang ini."
Tapi ternyata tidak ada jawaban dari dalam kamar Azka. Marina jadi semakin khawatir.
Hahhh, sebaiknya aku pakai kunci cadangan saja.
Marina menuju ruangan di ujung yang merupakan ruang kerja untuk mengambil kunci cadangan. Setelah itu dia kembali ke kamar Azka dan membuka kamar Azka. Marina masuk dan melihat Azka yang masih terbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Marina mendekati putra kesayangannya, berniat membangunkan Azka dengan menyentuh lengan Azka. Tapi dia sungguh terkejut karena badan Azka sangat panas.
"Azka, nak, bangun. Ya Allah...kenapa badan kamu panas gini." Marina pun segera keluar untuk memanggil suaminya.
"Pa, cepat panggilkan dokter. Azka badannya panas banget, Pa."
Abbas yang sedang asik menonton acara tinju di televisi langsung kaget mendengar putranya sakit, karena setahunya tadi malam Azka terlihat sehat-sehat saja, dan selama ini Azka tidak pernah sakit. "Loh, kok bisa, Ma. Tadi malam baik-baik saja."
"Ya namanya penyakit kan bisa datang kapan saja, Pa. Ayo buruan telepon Mirza, Pa."
"Iya...iya...Ma. Sabaaarr...."
Setengah jam kemudian dokter Mirza pun datang dan segera memeriksa Azka.
"Gimana, Mir." Tanya Marina.
"Tidak apa-apa, Kak. Mungkin dia cuma kelelahan atau syok."
"Syookkk?" Ucap Abbas dan Marina bersamaan. Mereka bingung kenapa anak mereka bisa syok.
"Ya kan saya bilang mungkin, Kak." Sahut Mirza, yang merupakan adik kandung Abbas.
"Pa, apa mungkin ya Azka syok karena kita berusaha menjodohkannya dengan Hanim? Dia kan gak pernah dekat dengan perempuan." Ucap Marina.
"Masa sih, Ma. Mungkin dia syok karena terpesona dengan sosok Hanim, Ma." Sahut Abbas.
"Memangnya abang sama kakak sedang menjodohkan Azka?" Tanya Mirza.
"Iya. Tadi malam kami perkenalkan mereka. Dan kelihatannya mereka cocok." Ucap Marina senang. "Dia gadis yang cantik dan soleha. Anak teman SMA ku dulu. Kamu tahukan si Azka gak pernah dekat sama perempuan. Itu membuat kami khawatir. Jangan sampai dia punya kelainan dan melenceng. Dia kan lama tinggal di luar negeri. Iiihhh....amit-amit deh."
Mirza dan Abbas terkekeh mendengar ucapan Marina.
"Ya gak dong, Ma. Anak papa pastinya pria sejati."
"Siapa bilang Azka tidak pernah dekat dengan perempuan." Ucap Mirza yang membuat Marina dan Abbas terkejut. "Seingatku dulu waktu dia SMA pernah sangat menyukai seorang gadis, teman SMA nya. Dia dulu sering curhat ke tempat kosku. Tentang cintanya yang tak kesampaian."
"Hahhh? Serius kamu, Mir?" Ucap Marina kaget. "Kenapa kami tidak pernah tahu?"
"Ya, itu karena dulu abang dan kakak terlalu sibuk mengembangkan perusahaan sampai kurang memperhatikannya. Kalian bahkan lebih memperhatikan Arsen daripada dia waktu itu."
"Kau tahu kan sebabnya. Itu karena waktu itu Arsen sedang terguncang sejak dia tahu kalau dia bukan anak kandung kami. Kami sangat menyayanginya seperti anak kandung kami sendiri. Kami tidak ingin dia merasa dibedakan."

KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW DULU (PRIVAT ACAK) Iriana Balqis, gadis muda yang rapuh tapi angkuh. Hidup sebatangkara tanpa kerabat dan miskin membuat Ana, nama panggilannya, yang semula adalah gadis baik-baik dan pendiam, banting setir menjadi gadis genit da...