Hari Sabtu yang biasanya adalah hari libur di perusahaan tempat Ana bekerja, berubah menjadi hari kerja setengah hari sejak ganti pimpinan. Semua karyawan mengeluh dengan peraturan baru ini walaupun ada juga yang senang karena gaji mereka bertambah. Termasuk yang tidak senang adalah Ana, karena acara bermalas-malasannya selama libur kerja jadi terganggu.
"Sebel banget lihat si Azka. Kenapa sih pakai acara kerja di hari Sabtu segala." Ana mengomel-ngomel sendirian sambil merias wajahnya dengan sangat kesal. Seharusnya dia bisa bangun agak siangan dan bersantai di weekend yang cerah ini ditemani cemilan dan novel roman kesukaannya. Biarpun cuma bekerja setengah hari di hari Sabtu, tapi tetap saja menyebalkan bukan.
Ana berdiri di depan cermin, sekali lagi menatap penampilannya. Hari ini dia memakai pakaian lebih santai yaitu mengenakan rok berbahan batik tulis yang kembang dan atasan pas badan dari bahan katun polos warna kuning, karena setelah usai kerja nanti dia dan kedua temannya berencana nongki cantik di mal dan bershopping ria yang belakangan sejak dia menikah menjadi hobinya, yaitu mengkoleksi barang-barang mahal dan branded.
Suaminya sudah berangkat ke bandung untuk syuting. Jadi dia tidak perlu akting menampilkan kemesraan di depan orang. Mudah-mudahan kali ini suaminya akan lama pulang karena dia sudah capek berakting penuh kemesraan di depan keluarga suaminya. Diciumlah pipinya, keningnya, punggung tangannya. Benar-benar menyebalkan sampai dia mau muntah. Karena setelah semua pertunjukkan kemesraan itu, begitu masuk ke kamar mereka, suaminya sama sekali tidak mempedulikannya. Dasar gak normal! Tapi dia juga heran kenapa sekarang suaminya lebih sering tinggal di rumah.
Dia kesal atas sikap suaminya bukan karena mengharap suaminya akan bersikap mesra yang sesungguhnya kepadanya, tapi karena sekali lagi dia merasa ditolak oleh orang yang punya ikatan dengannya. Dia sama sekali tidak dipedulikan.
Apakah aku memang ditakdirkan untuk tidak pernah merasakan kasih sayang dan kepedulian dari pria yang dekat denganku?
Ana menghela nafas kemudian mengambil tasnya dan turun ke bawah untuk sarapan.
Di meja makan dilihatnya Mama dan Papa mertuanya serta Azka sudah duduk di sana. Ana memilih duduk di sebelah Mama mertuanya dan berhadapan dengan Azka.
"Seharusnya kamu membantu Mama menyiapkan sarapan." Ucap Azka sinis kepada Ana.
Ana yang baru akan mengambil nasi goreng untuk diletakkan di piringnya jadi terpaku dengan tangan menggantung. Dia sangat malu ditegur Azka dihadapan mertuanya.
"Sudahlah Azka, tidak apa-apa. Ana mungkin kurang tidur tadi malam karena melayani kakakmu supaya bisa segera memberikan cucu untuk Mama." Ucap Marina yang makin membuat wajah Ana memerah seperti tomat.
Astaga, mertuanya ini sering banget sih bicara vulgar gitu.
Ana memandang wajah Azka yang tiba-tiba terlihat tegang dan pucat. Mungkin Azka juga malu mendengar ucapan Mamanya yang vulgar itu.
"Maaf ya, Ma. Tadi bangun kesiangan. Soalnya akhir-akhir ini kerjaan di kantor makin banyak saja sampai Ana harus membawanya ke rumah." Sindir Ana seraya melemparkan tatapan sinis ke arah Azka. Tapi Azka pura-pura tidak melihatnya, malah melanjutkan makannya dengan santai.
Azka meneguk air minum dari gelasnya kemudian berkata, "Ya, itu kan karena sebentar lagi perusahaan akan launching produk baru. Ditargetkan dalam seminggu ini harus sudah selesai. Karena waktu Azka periksa sebenarnya produk ini sudah terlalu lama ditunda penyelesaiannya."
"Memangnya produk apa yang mau kamu keluarkan, Azka?" Tanya Abbas.
"Rasa baru untuk Lovetea, Pa. Rasa apel tapi yang less sugar. Sebenarnya ada tiga produk yang akan aku keluarkan selain Lovetea dalam tiga bulan ini." Jelas Azka.

KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE
General FictionJANGAN LUPA FOLLOW DULU (PRIVAT ACAK) Iriana Balqis, gadis muda yang rapuh tapi angkuh. Hidup sebatangkara tanpa kerabat dan miskin membuat Ana, nama panggilannya, yang semula adalah gadis baik-baik dan pendiam, banting setir menjadi gadis genit da...