7

1.9K 200 16
                                    

Setelah Hanim keluar dari kamarnya, Azka merenung. Dia bingung kenapa dia sampai sakit begini gara-gara syok memikirkan kejadian malam sebelumnya. Dibenaknya selalu terbayang bibir lembut Ana di bibirnya. Apa itu karena ciuman pertamanya? Atau karena dia merasa telah melakulan kesalahan dengan menyentuh wanita yang adalah istri abangnya?

Bagaimana aku bisa bertahan tinggal serumah dengan Ana? Aku takut suatu saat bisa khilaf. Ana bukan wanita yang bisa kujangkau lagi. Bahkan tidak bisa kuperjuangkan untuk mendapatkannya. Dia istri orang. Aku harus benar-benar melupakannya. Apa aku harus mencoba menjalin hubungan dengan Hanim. Dia juga gadis yang cantik, soleha, dan lembut. Dia akan menjadi istri idaman setiap lelaki. Mungkin aku akan mencoba membuka hatiku untuknya.

###

Azka menatap wanita cantik berpakaian gamis di depannya yang sedang menata rantang di meja ruang kerjanya. Wanita itu membawa makan siang untuknya. Dan itu sudah dilakukannya lebih selama dua minggu ini. Harusnya dia sudah luluh hatinya melihat perhatian wanita itu kepadanya. Dia sadar dan tahu kalau wanita berhijab itu menyukainya. Tapi entah kenapa dia belum bisa menyambut perasaan wanita itu.

"Makan dulu, Mas."

"Iya, bentar ya, Mas selesaikan dulu ini. Sedikit lagi kok. Nanggung."

Hanim tersenyum melihat pria tampan di depannya yang gila kerja.

"Sudah selesai." Ucap Azka. "Kamu gak kuliah? Tiap hari ke kantor Mas apa gak ganggu kegiatan kamu."

"Gak kok, Mas. Hanim kan ambil kuliahnya malam."

"Ohh..."

"Dihabisi ya Mas makanannya. Hanim sudah capek loh masaknya."

"Iya. Makasih ya. Maaf jadi merepotkan kamu."

"Gak apa-apa, Mas. Hanim senang kok kalau ada yang suka masakan Hanim."

Ceklekk

Pintu ruangan Azka tiba-tiba terbuka. Azka dan Hanim mendongak untuk melihat siapa yang masuk.

"Ckckckck....dua sejoli ternyata sedang bermesraan."

"Bisa mengetuk pintu dulu kalau mau masuk?" Ucap Azka ketus.

"Kenapa kamu menugaskan aku lagi untuk jadi sales di LoveMart, Azka!" Ucap Ana dengan geram tanpa mempedulikan ucapan Azka.

"Itu hukumanmu. Gak ingat apa kesalahanmu?"

Wajah Ana merah diingatkan dengan kejadian dua hari yang lalu saat dia mabuk bersama kedua temannya di club malam. Dia hampir saja menjadi korban perkosaan di sana. Untunglah Azka datang tepat pada waktunya untuk menyelamatkannya. Tapi keesokan harinya setelah dia sadar, Azka memarahinya habis-habisan.

Flashback on

Ana dan kedua temannya memasuki club malam. Karena malam ini malam minggu dan suaminya belum juga pulang dari syuting di luar kota, maka Ana memutuskan untuk bersenang-senang dengan kedua temannya.

"Hei, Ana, gila seksi banget baju lo. Gak takut diterkam buaya-buaya di sini." Ucap Reni yang padahal juga memakai dress yang seksi.

"Ckckck....yang ngomong gak sadar apa ya. Emang lo pakai yang sopan. Ini night club, masa pakai pakaian mau ke pengajian." Balas Ana sambil menenggak wine.

Ini sebenarnya pertama kalinya Ana meminum minuman memabukkan ini. Dia frustasi melihat Azka yang semakin dekat dengan Hanim. Hampir setiap hari Hanim datang ke rumah maupun ke kantor menjumpai Azka. Darahnya mendidih melihat mereka riwa-riwi di depannya seolah pamer kemesraan.  Dan hari ini adalah puncaknya saat sehabis maghrib tadi orangtua Hanim datang ke rumah dan dia mendengar para orangtua itu membicarakan masalah pertunangan Azka dan Hanim.

FORBIDDEN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang