SEBELAS

871 54 5
                                    

Malam ini Aruna tidak bisa tidur, hawa panas yang entah muncul dari mana menyeruak masuk ke kamarnya. Padahal AC sudah dinyalakan, namun Aruna masih merasa kegerahan.

Aruna melirik sosok di sebelahnya, Dinda masih terjaga. Aruna baru menyadari, hanya Ia yang merasa kepanasan.

Hawa panas yang dirasakannya berasal dari gairah yang sudah entah berapa puluh malam Ia lewatkan. Pernah Ia mencoba untuk menyentuh istrinya, namun tak ada reaksi apapun yang membuat Aruna seperti bergulat dengan sex doll.

Aruna bangkit dari tidurnya, memaksa pun Ia tak ingin. Akhirnya Aruna memilih untuk mandi demi menyegarkan tubuh dan pikirannya.

Setelah mandi, Ia turun ke lantai bawah dan mengetuk pintu kamar utama.

"Mbok maaf Saya ganggu."

"Ngga apa-apa Den ... Simbok juga belum tidur. Ada apa ya Den?"

"Saya mau keluar dulu, mungkin pulang agak malam. Simbok tidur di kamar atas dulu ya! Sekalian temenin Dinda, takutnya nanti Dia butuh apa-apa."

"Nggih, Den."

Aruna pun segera mengambil kunci mobilnya, dan melesat menyusuri malam yang dingin, entah tujuannya kemana.

***

Kini Aruna berada di sebuah kafe di kawasan Setia Budi. Entah mengapa Ia sekarang duduk dan menikmati musik dari band kafe tersebut.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Aruna.

"Aruna kan? Bener kan kata Gue ... Gays, Gue bener nih!"

Mendadak Aruna dikerubungi banyak orang yang ternyata teman kuliahnya.

"Apa kabar Lo?" Tanya Aruna

"Baik, Lo sendiri? Penganten baru kok ngelayab sendiri? Kemana istri Lo?"

"Baik, ada di rumah, lagi sakit dia."

"Aruna, waktu nikah kok ngga undang-undang?"

Alis Aruna bertaut, Ia lupa dengan wanita yang barusan memberinya pertanyaan.

"Wah, bahaya Lo Ar! Lo pasti lupa sama Shelly."

Aruna masih lupa.

"Wah parah Lo Ar, Gue sakit hati dua kali sama Lo. Ditolak dan dilupain." Marah Shelly.

Sepertinya Aruna baru ingat, setau dia satu-satunya Shelly yang dia kenal adalah Orang yang pernah menyatakan cinta padanya dan Ia tolak karena Ia menyukai seseorang yang tidak lain adalah mantan pacarnya yang sekarang telah menjadi istrinya.

"Shelly anak FISIP?"

"Nah itu Lo tau!" Kata Shelly.

"Wajar sih si Aruna lupa, si Shelly sekarang cakep banget sih! Beda sama dulu yang cupu." Ledek Angga.

"Lo ngapain disini? Bukannya Lo punya kafe sendiri?" Tanya Rudi teman seangkatannya.

"Lagi pengen main aja, kalau di kafe sendiri namanya kerja, bukan main."

"Lo hebat ya, lulus kuliah udah punya bisnis aja. Gue denger juga kafe lo, kafe elit kan? Gue sih minder mau nongkrong di kafe Lo, Ar ..." Ucap Shelly.

"Ah, nggak kok, itu kan kafe keluarga."

"Ngga ada habis-habisnya Gue kagum sama Lo, Ar ..."

"Yee ... inget Lo Shel, Aruna udah nikah. Jangan jadi bibit pelakor, Lo!" Kata Dean mengingatkan.

"siapa juga yang mau jadi pelakor, mengagumi bukan berarti ingin memiliki, toh?"

***

Mbok Jum terbangun ketika mendengar suara Dinda yang batuk.

ADINDA (BOOK 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang