EMPAT BELAS

1K 73 12
                                    

Aruna terperangah melihat sosok yang murka dihadapannya.

"Ma ... Mama? Kenapa ada disini?" Tanya Aruna tersenggal.

"Harusnya Mama yang tanya, Kamu kenapa ada disini, sedangkan istri Kamu membutuhkanmu di rumah?
Aruna baru sadar genggaman tangannya pada Shelly belum dilepaskan.

"Ma, ini semua ngga seperti yang Mama lihat."

Mama menatap Shelly sinis.

"Una, ikut Mama!" Mama segera pergi meninggalkan kafe dan menuju mobilnya.

"Shel, sorry ..."

Shelly menggeleng, "no problem."

"Oh iya, Gue boleh minta bantuan Lo?"

"Sure ..."

"Tolong bawain mobil Gue ke kafe, nanti disana Lo minta ketemu sama orang, namanya Hana. Nanti kasih kunci mobil Gue ke dia."

Shelly mengangguk tanda mengerti.

Setelah urusannya beres dengan Shelly, Aruna pun segera mengekor Mamanya.

"Ma, dengerin Una dulu! Dia itu bukan siapa-siapa, Ma" pinta Aruna ketika sudah berada di dalam mobil bersama Mamanya.

"Cukup Una! Mama bener-bener malu! Bisa-bisanya kamu!"

"Shelly itu temen kuliah Una, Dinda juga tau Shelly kok."

"Yang Mama lihat kayanya bukan hanya sekedar teman. Mama sedih, Mama malu!"

"Ma, please dengerin dulu!"

"Siapa yang ngajarin Kamu seperti itu?"

"Una cuma ngobrol sama Shelly."

Mama tak menghiraukan pernyataan Aruna.

"Pak Pian, langsung ke rumah Una ya!"

"Baik, Bu."

Pak Pian segera mengemudikan mobilnya menuju rumah Aruna.

"Mama mau ke rumah?"

"Iya, Mama mau lihat kondisi Dinda. Oh iya Una, sebaiknya Dinda ikut Mama ke Bogor."

"Apa?"

***

Hana masih mengamati sosok orang yang berada disamping Aruna di foto yang ditunjukan Livi.

"Serius ini bukan Gue! Lo buta apa, cewek ini rambutnya panjang."

"Tapi siapa lagi selain Lo yang godain Aruna?" Tanya Livi sinis.

"Udah deh, jangan cari masalah sama Gue!"

"Hana!"

Hana menengok ke arah suara berasal.

"Papa? Papa kok ngga bilang mau ke Bandung. Mama mana?" Tanya Hana sambil mencium tangan Papa Aruna.

"Mama tadi langsung pergi lagi mau beli kue katanya, Papa sih sengaja mau kesini, mau lihat keadaan kafe. Aruna pernah datang kesini?" Tanya Papa.

Hana menggeleng.

Papa baru sadar orang yang berada di sebelah Hana, "Kamu temannya Dinda kan ya?"

"Iya Om, Saya Livi" ucap Livi sambil mencium tangan Papa.

Papa mengangguk sambil tersenyum.

"Itu Aruna Pa!" Kata Hana sambil menunjuk ke arah luar, dimana mobil Aruna terparkir.

Namun, mereka keheranan karena yang keluar dari mobil Aruna adalah seorang wanita berambut panjang.

"Itu kan cewek yang di foto!"

ADINDA (BOOK 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang