K I T A

68 2 0
                                    

Kita, sejoli yang disatukan sajak. Saling mengenal karena sajak. Saling bincang dengan sajak. Saling hidup untuk sajak. Saling hormat demi sajak.

Kita, sejoli yang disatukan sajak. Sajak demi sajak saling sahut, penuh isyarat sepi dan rindu. Sajak demi sajak saling sapa, penuh sinyal kasih dan harapan.

Kita, sejoli yang disatukan sajak. Hingga kau pun menyebutku, gadis yang dirindukan sajak. Julukan paling tulus yang pernah kudapat.

Kita, sejoli yang disatukan sajak. Yang hidup dalam pekerjaan sepi,  karena tak jarang bersajak di kerumunan gerimis. Yang hidup dalam pekerjaan sepi, karena tak jarang bersajak di keheningan malam.

Pada akhirnya, kita tetap sejoli yang disatukan sajak. Hingga nanti, sampai sajak hilang ditelan tanah. Kau akan tetap menjadi sajak-sajakku yang selalu sedia kutunggu, sampai nanti, ketika aku ditelan tanah juga. Kelak.

03/11/17

SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang