P E R M A T A

48 1 0
                                    


Kupijakkan kakiku menuju kerumunan

Seperti mencari permata yang hilang

Hati gelisah, menangis

Dimana kiranya?


Mata mengintai sekeliling

Menyusuri semua sudut jalan

Kiranya, hari ini dapat kulihat

Meski sebentar


Punggungnya sekalipun

Menghirup harum tubuhnya

Atau setidaknya melihat bekas pijakan kakinya


Tapi sayang, hujan turun

Datang dengan air mata sebenarnya

Menghapus semua pijakannya


Tapi lega, hatiku lega

Karena ia tak pernah sesusah ini mencariku

Namun memaksaku harus menitip rindu

Pada tiap tetesan hujan yang turun


Dan ketika hujan berhenti

Lihatlah ke arah pelangi

Karena gambaran wajahku di sana


Wahai, permata

Tak mengapa jika aku tak pernah lagi terlintas di fikiranmu

Namun setidaknya, hatimu masih bisa bergetar ..


.. ketika mendengar namaku


-i

SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang