Kupijakkan kakiku menuju kerumunan
Seperti mencari permata yang hilang
Hati gelisah, menangis
Dimana kiranya?
Mata mengintai sekeliling
Menyusuri semua sudut jalan
Kiranya, hari ini dapat kulihat
Meski sebentar
Punggungnya sekalipun
Menghirup harum tubuhnya
Atau setidaknya melihat bekas pijakan kakinya
Tapi sayang, hujan turun
Datang dengan air mata sebenarnya
Menghapus semua pijakannya
Tapi lega, hatiku lega
Karena ia tak pernah sesusah ini mencariku
Namun memaksaku harus menitip rindu
Pada tiap tetesan hujan yang turun
Dan ketika hujan berhenti
Lihatlah ke arah pelangi
Karena gambaran wajahku di sana
Wahai, permata
Tak mengapa jika aku tak pernah lagi terlintas di fikiranmu
Namun setidaknya, hatimu masih bisa bergetar ..
.. ketika mendengar namaku
-i