Sudah sejak lama, dia gemar memperhatikanmu. Dari jauh maupun dekatnya dirimu. Menikmati setiap pagi hingga soremu di atap langit yang sama. Menikmati setiap canda dan tawa renyahmu di sunyi yang sama.
Masih kurang dari seratus malam sejak dia mengenalmu, kau tiba-tiba datang dengan membawa sekotak kejutan padanya. Ibarat kembang api, kejutan itu meletup tak karuan. Tak menyakitkan, justru memenangkan hati, saking indahnya hingga senyumnya tak henti-henti.
Hingga detik ini, senin hingga minggunya pun harus mengingatmu dulu. Bangun dan tidurnya pun harus memikirkanmu dulu. Pagi hingga malamnya pun harus merindukanmu dulu.
Hei, kau yang dari seberang! Dia bertanya, "ini pertanda apa?". Sebab logikanya sendiri tak mampu menafsirkan.
081117