Semenjak tahu namaku tak lagi menggetarkan hatimu, semua jadi mendadak tersesat. Rinduku jadi tak tahu lagi kemana harus berlari. Harapanku tak tahu lagi kemana harus melayang. Dan fikiranku, tak tahu lagi kemana. Ia pun sudah tersesat juga.
Aku sadar, aku sudah tergeser oleh mereka yang lebih elok parasnya. Lebih asyik perangainya. Lebih tinggi kelasnya.
Perihal rindu, harapan dan fikiranku, aku turut prihatin akan kesesatan mereka. Ya, mereka tersesat.
Tapi tidak dengan doaku, Tuan. Ia tetap tahu kemana harus menuju.
Perihal dirimu yang sangat pernah aku cintai , terimakasih telah sudi singgah di ceritaku. Terimakasih telah mengenalkanku bahagia. Terimakasih telah berubah sekejap kedipan. Hal itu sungguh menyadarkanku akan banyak hal.
Kejar dia, cinta yang ingin kau raih. Kita berdua harus bahagia. Ya, meski harus di jalan yang berbeda.
Untukmu yang telah menghuni kepala dan dadaku selama ini, selamat mencari cinta dan bahagia. Aku izin mencari bahagiaku pula. Aku mundur, Tuan. Sehatlah selalu.
270917
