SEBUAH KISAH

59 2 0
                                    

/1/
Terkisah, seorang yang pandai bersembunyi.
Bersembunyi dibalik malu ketika dekat.
Bersembunyi di dalam doa ketika jauh.
Namun, Ia lebih suka bersembunyi dibalik aksara.

Ia berhutang pada kata-kata yang selalu ikhlas untuk dirangkai.
Yang rela dijadikan sajak rindu yang paling rindu.
Yang sudi dirangkai menjadi bait puisi yang paling puitis.
Dan selalu tabah dirangkai menjadi cerita malang yang paling malang.

/2/
Ini kisah seorang yang pandai bersembunyi.
Yang mampu bersembunyi dimana saja.
Meski tidak, dibalik cerminnya.
Wajahnya jelas terpampang di dalam sana.
Wajah datar penuh kekosongan.

Namun, Ia berhutang pada cermin yang selalu tabah memantulkan wajahnya. Yang rela memandang wajahnya penuh hati.
Yang sudi memandang wajahnya penuh sabar.

/3/
Aku berkisah tentang seseorang yang pandai bersembunyi.
Yang hidupnya dibalik aksara.
Terlahir sebagai peminjam kata.

Aku berkisah tentang seseorang yang pandai bersembunyi.
Yang mampu bersembunyi dimana saja.
Meski tidak, dibalik cerminnya.

Wajahnya jelas terpampang di dalam sana.
Wajah datar penuh kekosongan.

/4/
Kutanya pada cermin, siapa pemilik wajah itu.
Ia menjawab penuh jujur :

‘Wajah datar ini milik seorang yang pandai bersembunyi.’

‘. . dan pandai bercerita kisah hidup sendiri’

SEPIHAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang