Malam ini, mataku terjaga. Ada sesuatu yang masih ingin diributkan oleh mereka.Mereka, Logika dan Batin. Padahal sudah aku katakan, aku hanya ingin menguap dan tertidur. Namun tampaknya, mereka semakin menjadi.
Ia, yang bernama Logika.
Berdiri gagah di atas sana, dengan angkuhnya ingin memusnahkan memori lama dengan seorang pemuda. Batin tertawa. Mustahil, ujarnya.Ia, yang bernama Batin.
Bersembunyi di dalam sana, dengan teguh masih menggenggam rindu pada pemudanya juga. Namun, Logika meledek. Tidak pantas, ujarnya.Ia, yang bernama Aku. Apa yang harus kulakukan? Aku hanya daging berbalut kulit yang ditegakkan rangka.
Logika, sangat hebat berdebat.
Batin, ia kilat bergulat.Logika, berani mengotot.
Batin, dengan puas menyolot.
Mereka, kini saling melotot.Logika, tak lelah berkicau.
Batin, tak berhenti meracau.
Akhirnya, jiwaku jadi mengacau.Tapi, Tuhan tertawa.
Kami terbayang oleh pemuda yang sama.
Jangan bertanya pada siapa.Karena dini hari di 27 Februari,
Kami, yang bernama Aku, Logika dan Batin.
Sudah jelas.
Sedang membayangkan seseorang,
Yang bernama Dirimu.-i
![](https://img.wattpad.com/cover/154598598-288-k124995.jpg)