Bab 02 Tertekan

30.9K 4.4K 256
                                    

Ayu sangat ketakutan saat ini. Tidak berani menatap bapaknya yang sejak dia masuk ke dalam rumah sudah menatapnya dengan pandangan mengintimidasi. Harusnya yang melangkah bersama ke dalam rumah itu adalah Rahayu dan Bayu. Bukan dirinya.

"Nak Bayu, bapak sangat senang sekali nak Bayu sudah datang ke sini. Tapi maaf kalau tidak salah tadi nak Bayu mengatakan setuju menikah dengan Ayu. Tapi kalian belum bertemu kan? Karena ini saudara kembarnya. Kebetulan putri saya kembar jadi yang saya jodohkan itu Rahayu. Panggilannya sama-sama Ayu."

Ayu menunduk lagi mendengar ucapan bapaknya yang memang membenarkan ucapan Bayu baru saja yang mengatakan siap menikah. Dia duduk di samping bapaknya. Dan Bayu ada di seberang mereka.

"Om saya sudah tegaskan saya siap menikah dengan Ayu yang baru saja saya temui di cafe."

Deg

Jantung Ayu berdegup kencang saat mendengar jawaban Bayu. Dia langsung menatap Bayu yang kali ini juga menatapnya. Tapi pandangan pria itu juga sama saja membuat dia menggigil. Dingin.

"Ini ada kesalah pahaman sepertinya. Ayu kamu kenapa yang menemui Nak Bayu?"

Bapaknya kini menatapnya meminta pertanggungjawaban. Dan Ayu hanya bisa menghela nafas.

"Pak, Rahayu minta aku menggantikannya."

Mata Bapaknya menyipit. Seperti mengisyaratkan kalau dia bohong. Membuat Ayu semakin tertekan. Sudah biasa kalau dia yang selalu di salahkan setiap kali Rahayu melakukan kenakalan sejak kecil.

"Tidak mungkin. Rahayu sudah setuju sama bapak semalam. Jadi tidak mungkin dia ingkar janji. Dan kamu kenapa menggantikan Rahayu?"

Pertanyaan sinis itu membuat Ayu tidak bisa menjawab. Toh dia sudah memegang janji kepada Rahayu untuk tidak mengatakan kalau saudaranya itu mempunyai kekasih yang bapaknya tidak tahu.

"Ehmmm maaf boleh saya menyela."

Ucapan Bayu membuat Ayu dan bapaknya menoleh ke arah pria itu.

"Om, tidak peduli masalah antara Ayu dan Rahayu. Yang pasti saya setuju menikah dengan Ayu."

Untuk sesaat Bayu menatapnya membuat Ayu menundukkan kepala lagi.

"Dan Ayu yang saya temui ini. Saya tidak mau Rahayu. Besok bunda dan Ayah sampai sini. Semuanya harus sudah selesai sebelum minggu ini. Karena saya sudah akan selesai pendidikan di sini dan pindah lagi ke Jakarta. Saya harap itu dapat terlaksana secepatnya."

Ayu kembali terkejut. Kenapa sangat cepat? Pikirnya. Tapi saat dia akan protes sang bapak yang menyela.

"Owh gini Nak Bayu. Yang saya jodohkan itu Rahayu. Coba nak Bayu tunggu sebentar ya. Anaknya pasti sebentar lagi datang. Kalau nak Bayu ketemu pasti langsung berubah pikiran. "

Ayu menatap Bayu yang kini sudah nampak kesal. "Saya tidak mau selain Ayu."

"Assalammualaikum"

Saat itulah perhatian mereka semua terpecah ke ambang pintu. Dan mata Ayu melebar saat melihat Rahayu masuk ke dalam rumah. Saudaranya itu langsung menatapnya. Tampak bingung.

"Waalaikumsalam. Nah ini Nak Bayu putri saya yang saya jodohkan."

Tentu saja Ayu tidak berani menatap saudaranya ataupun Bayu atau bapaknya. Dia meremas-remas tangannya sendiri. Ingin segera pergi dari ruangan ini.

"Bapak."

Dia mendengar suara Rahayu mendekat.

"Yu ini loh nak Bayu putranya Dokter Sam yang bapak jodohkan."

Jantung Ayu berdegup kencang mendengar bapaknya memperkenalkan Bayu kepada Rahayu. Sungguh semuanya di luar rencana mereka berdua. Tadinya Rahayu mengatakan Bayu pasti menolak dirinya saat melihat. Tapi sekarang...

"Wah halo... calon dokter juga ya."

Ayu terkejut saat mendengar suara Rahayu. Dia langsung menatap saudaranya itu yang sedang tersenyum ramah dan mengulurkan tangan untuk menjawab Bayu. Yang anehnya Bayu masih terlihat kesal saat menjabat tangan Rahayu. Biasanya setiap pria yang bertemu Rahayu langsung terpesona. Tapi tatapan Bayu tetap sama saja. Datar.

"Wah bapak kok gak bilang kalau Bayu cakep sih."

Ucapan Rahayu membuat Ayu malu. Karena saat ini dia menatap Bayu yang tampak sangat kesal. Sungguh pria itu memang tidak bisa tersenyum. Walaupun mendengar pujian.

"Om. Saya tetap akan menikah dengan Ayu dan bolehkah saya bicara berdua dengan calon istri Saya?"

Bayu sudah menatapnya. Membuat mata Ayu membulat. Tapi Bayu sudah memberi isyarat untuk keluar dari ruang tamu. Ayu menatap bapak dan saudaranya itu. Tapi kemudian beranjak dari duduknya dan langsung mengikuti Bayu.

Dia melangkah ke teras depan di mana Bayu sudah berdiri memunggunginya.

"Ehm harusnya bukan aku yang di sini. Kamu udah lihat sendiri kan Rahayu yang cantik?"

Mendengar suaranya Bayu langsung menoleh ke arahnya.

"Kamu kenapa bodoh Sekali? Mau diperintah sana sini dan diintimidasi? Kamu itu punya harga diri gak?"

Bentakan Bayu membuat Ayu melangkah mundur. Dia tidak menyangka akan mendengar hardikan yang begitu keras.

Bayu kini menghela nafas lalu menyugar rambutnya.

"Aku sudah menjatuhkan pilihanku kepadamu. Persetan dengan saudara kembarmu yang cantik itu. Aku tidak peduli. Sekarang jangan buat aku malu. Saat kita nanti masuk kamu harus sudah setuju menikah denganku. Urusan ini membuatku pusing."

Ayu kini menatap Bayu dengan muram. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Tapi nanti Rahayu marah dan aku..."

Ayu menggigit bibirnya sendiri. Karena Bayu makin terlihat marah.

"Aku tidak peduli dengan saudaramu. Aku peduli denganmu. "

Setelah mengatakan itu Bayu melangkah masuk ke dalam rumah lagi. Membuat Ayu tidak bisa mengatakan apapun lagi.

"Ayu aku mau bicara sama kamu."

Saat Ayu akan melangkah masuk ke dalam, Rahayu sudah mencegatnya. Saudara kembarnya itu kini mendekatinya.

"Aku mau kalau menikah sama dia. Ternyata lebih tampan dari Rahman. Kamu tolak aja Ya? Lagian dia pasti akan merasa senang kalau kamu menolak dan aku yang menikah. Kan aku yang dijodohkan sama dia."

Kepala Ayu makin terasa pening mendengarnya.

"Aku..."

"Jangan bilang kamu juga mau sama dia? Tidak pantas kamu."

Ayu kembali menghentikan ucapannya mendengar cemoohan saudaranya itu.

"Pokoknya aku yang akan menikah. Kamu bilang aja gak mau titik. Bapak juga gak mau kalau kamu yang menikah."

Ayu memejamkan matanya. Terlalu bingung dengan semua ini. Ada sebuah palu yang sepertinya dihantamkan ke kepalanya. Ini akan menjadi sesuatu yang menyiksa.

"Ayu."

Panggilan itu membuat dia dan Rahayu seketika menoleh ke ambang pintu. Dan di sana sudah ada bapak dan Bayu. Tapi yang memanggilnya adalah Bayu.

"Mulai detik ini kamu resmi jadi tunanganku."

Bersambung

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang