Bab 09 Dekat!

24K 4K 108
                                    

Bayu menahan nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayu menahan nafasnya. Ini diluar ekspektasinya. Sebenarnya dia hanya ingin istirahat karena sangat lelah. Dia tidak terbiasa membawa mobil jarak jauh sebenarnya. Tapi karena Ayu mengatakan kalau tidak berani terbang dia tidak akan memaksa Ayu. Akhirnya dia mengalah. Lebih baik perlahan dengan mobil.

Tapi saat ini setelah kedekatan dengan Ayu. Dia ingin lebih. Bagaimanapun juga dia seorang lelaki normal. Gairahnya juga langsung tersulut saat menghirup aroma manis dari tubuh Ayu. Istrinya itu sejak pertama kali bertemu dengannya beraroma manis dan lembut. Aroma yang berbeda.

Apalagi pijatan tangan Ayu yang halus itu makin membuat Bayu tidak bisa menahan gejolaknya. Dan ciuman itu terjadi.

Tubuh Ayu menegang saat menerima ciumannya. Dan dia merasa bersalah kepada Ayu.

"Kamu menggigil?"

Dia menghentikan ciumannya dan menatap Ayu. Dia masih berada di atas Ayu. Nafasnya terengah dan tubuhnya tiba-tiba memanas.

Ayu menggelengkan kepalanya. Tapi sangat terlihat kalau Ayu belum siap menerima cumbuannya. Dan Bayu mengerti.

"Maaf."

Bayu mengecup kening Ayu lalu beringsut untuk berbaring di sebelah Ayu. Memejamkan mata dan meredakan gairahnya.

"Mas."

Suara Ayu yang mengalun lembut membuat Bayu kini menghela nafasnya. Dia tidak bisa kalau begini terus. Berada di dekat Ayu dia tidak akan bisa menahan gejolak tubuhnya.

"Aku mau tidur."

"Owh."
Bayu merasa bersalah mendengar nada kecewa dari Ayu. Dia tidak menolak dan tidak mau bersikap kasar kepada Ayu. Tapi kalau tidak begitu...

Akhirnya dia mendengar Ayu beringsut lalu wanita itu merebahkan di sampingnya. Bayu bisa merasakannya.

Jantungnya berdegup kencang. Haruskah dia menuruti kata hatinya atau otaknya? Karena dua anggota tubuhnya itu tidak bisa di ajak bekerja sama.

Lama dia terdiam. Tidak bergerak. Memaksa untuk tidur karena tubuhnya begitu lelah. Tapi dia tidak bisa memejamkan mata.

Sampai akhirnya dia membuka matanya perlahan. Lalu menoleh ke arah Ayu. Wanita itu berbaring memunggunginya. Tapi dia terkejut karena melihat tubuh Ayu sepertinya bergetar.
Membuat Bayu kini beringsut untuk mendekati Ayu. Dia mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut Ayu. Dan langsung menunduk untuk menatap Ayu yang ternyata sedang menangis terisak. Sungguh hatinya seperti di iris sembilu. Sakit.

"Hei.."

Bayu menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah Ayu. Wanita itu terkejut dengan suaranya. Lalu menyembunyikan wajahnya di bantal. Tapi Bayu sudah menahan dan memeluk tubuh Ayu.

"Husst.. maafkan aku."

Bayu mengecup pelipis Ayu dan memeluk tubuh yang masih bergetar itu. Dan isak tangis makin terdengar jelas. Bayu langsung merapatkan pelukannya. Menempelkan wajahnya ke pelipis Ayu dan mengecupnya perlahan. Dia merasa bersalah. Dia tahu Ayu seperti ditolak oleh dirinya. Karena dia tahu rasa percaya diri Ayu terlalu tipis.

"Maafkan aku."

Kembali Bayu membisikkan pernyataan maaf itu. Membuat Ayu berusaha untuk meredakan tangisnya.

"Aku ndak apa-apa."

Ucapan Ayu yang terbata-bata itu membuat Bayu mengecup kening Ayu lagi. Mencoba memenangkannya.

"Bukan maksudku untuk berkata kasar. Maaf."

Ayu mulai tenang mendengarkan bisikannya. Lalu tangis itu mereda. Bayu mulai melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata di wajah Ayu. Lalu perlahan membalikkan tubuh Ayu untuk menghadap ke arahnya.

"Lihat aku."

Bulu mata Ayu bergetar tapi kemudian menatap Bayu dengan malu.

"Aku tidak bermaksud untuk membentakmu. Aku hanya.."
Bayu bingung akan mengatakan sejujurnya kalau gairahnya selalu muncul kalau di dekat Ayu. Tapi dia malu.

"Aku..."

Bayu Akhirnya hanya mengusap wajah Ayu dengan perlahan. Menatap wajah yang sembab itu. Ayu terlihat rapuh.

"Ai hanya merasa ditolak. Ai merasa bersalah karena Mas Bay merasa terpaksa harus menikah dengan Ai."

Ucapan Ayu yang lirih itu membuat Bayu kini menghela nafasnya lalu melepaskan pelukannya. Dan duduk tegak.

"Duduklah."

Bayu menepuk sisi sebelahnya. Membuat Ayu akhirnya menurut dan kini beranjak untuk duduk. Bayu mengulurkan tangan untuk merangkul bahu Ayu.

"Bisakah kamu tidak menganggap dirimu jelek?"

Kali ini pertanyaan Bayu membuat Ayu langsung menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ai kan memang jelek. Jadi Mas Bay ndak usah menghibur Ai."

Ucapan lirih Ayu membuat Bayu kini menghela nafasnya. Dia mengusap rambut Ayu dengan sayang. Bagiamana caranya membuat Ayu merasa percaya diri. Karena selama ini dia yakin tidak ada yang membesarkan hati Ayu. Dan dia juga tidak bisa mengubah itu.

"Kalau aku bilang kamu cantik kamu percaya?"

Pertanyaan itu membuat Ayu kini mengerjapkan matanya. Lalu menatap Bayu dengan lekat.

"Mas Bay jangan bercanda. Ai tidak perlu di puji mas."

Ayu tersenyum tipis. Wanita itu kini menyingkirkan helai rambutnya. Lalu menangkupkan kedua tangannya. Memainkan jemarinya sendiri.

"Aku tidak pernah bercanda dengan wanita."

Jawabannya yang datar membuat Ayu mengerjapkan matanya. Tapi wanita itu kemudian tersenyum

"Mas. Ai sangat senang Mas Bay sudah membawa Ai keluar dari lingkaran keluarga Ai yang memang selama ini membuat Ai tertekan. Ai sangat senang. Tidak pernah menginginkan lebih dari ini. Asal Mas Bay mau menerima Ai, janji Ai akan jadi istri yang patuh. "

Ucapan Ayu tentu saja membuat hati Bayu menghangat. Sungguh, wanita di sampingnya ini sudah menyentuh sisi hatinya. Dia merasa terkejut dengan harapan sederhana Ayu.

Dia kembali menunduk dan mengecup kening Ayu.

"Ai, aku berjanji akan menjagamu. Dan mulai detik ini kamu memang sudah berada di dalam hatiku untuk selamanya. Tidak akan ada yang bisa mengubahnya."

Bersambung

Menyambut bulan kelahiran nih ya yang mau pdf lagi promo murah banget... 400 k/8 pdf... Yuk yang minat langsung ke WA 085726031339

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang