Bab 15 Percaya

24.2K 3.6K 102
                                    

Ayu mengerti kalau dia terlalu berlebihan, mungkin. Atas prasangkanya  kepada Bayu. Atau karena dia memang rendah diri. Ucapan  Bayu baru saja membuatnya  tersanjung. Dan itu malah tidak bisa membuatnya tidur. Dia takut kalau ini hanya mimpi. Kebaikan hati Bayu dan semua ucapannya akan hilang saat besok pagi dia terbangun.

"Hei.."

Ayu sedikit berjenggit saat mendengar suara Bayu yang mengantuk itu. Mereka tidur dalam satu ranjang. Tapi Ayu memunggungi  Bayu. Dan pria itu memang memejamkan matanya sesaat setelah membaringkan tubuhnya. Bayu terlihat lelah dan Ayu memang tidak mau mengganggunya. Tapi setelah satu jam lebih dia tidak bisa tidur. Otaknya berpikir keras tentang semuanya. Hal itu membuat Ayu tegang.

Usapan pada kepalanya membuat Ayu akhirnya bergerak dan kini membalikkan tubuh menghadap Bayu. Pria i tu tengah menatapnya dalam temaram lampu. 

"Kenapa belum tidur?"

Bayu kini bergeser untuk mendekat. Lalu Ayu terkejut saat merasakan kepalanya di usap.

"Masih pusing?"

Ayu langsung menggelengkan kepalanya. "Ndak mas."

"Udah malam. Tidurlah. Besok hari yang sibuk."

Setelah mengatakan itu Bayu mengulurkan tangan untuk menarik Ayu mendekat. Kini tubuh Ayu benar-benar berada persis di samping Bayu. Tangan pria itu melingkar di pinggangnya. Lalu menarik kepala Ayu untuk berada di lekuk lengannya. Ayu bisa menghirup aroma tubuh Bayu. Pria ini hangat dan nyaman, pikir Ayu saat merasakan kehangatan tubuh suaminya itu.

"Mas."

"Tidur."

Akhirnya Ayu menurut dan berusaha untuk tidur. Meski jantungnya berdegup kencang di dalam pelukan Bayu. Tapi anehnya dia langsung  mengantuk dan tertidur.

*****

Menggeliat dan menguap. Itulah yang dilakukan Ayu saat membuka mata. Tidurnya semalam begitu nyenyak. Lalu matanya membelalak saat melihat siapa yang kini sedang berdiri di depan ranjang. 

Bayu sudah tampak rapi dan segar dengan rambut basahnya. Suaminya itu bersedekap dan mengamatinya dalam diam. Ayu merasa salah tingkah. Dia mengusap wajahnya lalu membenarkan rambutnya yang acak-acakan saat dia terduduk di atas kasur.

"Aku baru saja akan menelepon ayah saat kamu belum bangun. Biasanya kamu sudah memasak di dapur."

Tentu saja ucapan Bayu itu membuat Ayu salah tingkah. Dia langsung turun dari atas kasur dan berusaha Berdiri.

"Maaf mas. Ai  bangun siang. Maaf Ai.."

"Husst." Bayu memotong ucapannya. Pria itu kini mendekat ke arahnya. Lalu mengulurkan tangan untuk menepuk  kepalanya.

"Mandi dan aku tunggu di bawah. Kita akan pergi."

Sebelum Ayu bisa menjawab Bayu sudah berbalik dan melangkah keluar dari kamar. 

"Pergi?"

Ayu bergumam sendiri saat dia mulai melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya itu.

***** 

"Kita mau kemana?"

Ayu menoleh ke arah Bayu yang sejak tadi hanya diam saja. Saat dia sudah selesai mandi dan menemui Bayu. Pria itu langsung mengajaknya masuk ke dalam mobil. Dan sampai saat ini, mereka sudah 30 menit mengendarai mobil. Bayu masih tetap diam saja. 

Tapi Ayu merasa malu karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari Bayu. Pria itu masih tetap saja fokus ke arah depan. Fokus di jalanan.

Sampai akhirnya mobil yang mereka kendarai berbelok dan masuk ke halaman rumah. Ayu langsung menoleh lagi ke arah Bayu. 

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang