"Ai..""Ya mas.."
"Kamu belum pernah di sentuh siapapun?"
"....."
"Ai..Aku..."
"......."
"Belum.."
"Ya Tuhan, aku sangat menginginkanmu. "
Ayu menggelengkan kepala. Mencoba untuk mengenyahkan adegan yang terlintas semalam. Tapi itu tidak mudah sungguh. Semuanya sudah terjadi. Semalam dia menyerahkan hartanya paling berharga untuk Bayu. Untuk suaminya. Dan memang itulah kewajibannya. Tentu saja dia juga mendapat kesenangan semalam. Hanya saja perasaannya sekarang ini campur aduk. Setelah melewati keintiman Itu, ada satu kelembutan yang akhirnya dia bisa merasakannya. Karena sesuatu itu memberikan dampak yang begitu besar. Bagi dirinya.
"Aii.."
Suara serak itu membuat Ayu langsung menoleh ke arah sampingnya. Mereka masih meringkuk di atas kasur. Di pagi hari yang dingin ini.
"Apakah kamu merasa sakit?"
Ayu menatap Bayu yang mulai beranjak dari tidurnya pria itu menguap, lalu mengusap-usap matanya. Masih terlihat begitu mengantuk. Ayu lebih nyaman dengan wajah Bayu saat ini daripada biasanya. Karena saat bangun tidur begini Bayu lebih menyerupai manusia biasa. Tidak seperti biasanya yang tampak tampan bagaikan titisan Dewa.
"Ndak mas..cuma lemes."
Ayu menatap Bayu yang kini beringsut ke dekatnya. Setelah melakukan hal itu untuk pertama kalinya mereka berdua memang memakai baju kembali. Dan Ayu memakai kaos kebesaran milik Bayu karena semalam pria itu tidak sempat mengambilkan baju untuknya. Sedangkan Bayu masih bertelanjang dada meski sudah pakai celana.
"Ehmm tidurlah. Aku rasa penghuni rumah juga paham kita ngapain."
Tentu saja ucapan Bayu membuat pipi Ayu merona merah. Dia merasa malu. Semalam dia tidak mengerang kan? Tatapannya bertemu dengan Bayu yang langsung tersenyum. Senyum pertama yang terlihat tulus di pagi hari ini.
"Jangan malu. Semalam kamu saja tidak malu saat memelukku dan membisikkan I love you."
Mata Ayu membulat. Tapi Bayu sudah turun dari atas kasurnya.
"Tidurlah lagi. Aku mau lari pagi."
Setelah itu Bayu meninggalkannya menuju kamar mandi. Dan entah kenapa dia merasa mengantuk untuk saat ini.
*****
"Aku akan merindukanmu Ayu."
"Jaga Ayu baik-baik loh Bay jangan nakalin tiap hari."
"Welcome di keluarga Samudera Hindia ya Ayu. Dan selamat bulan madu."
Ayu menatap Kak Cean, Bunda Hindia, Ayah Sam, kak Arkana dan juga Nessa. Mereka semua melambaikan tangan kepadanya. Saat ini dia ada di dalam mobil milik Bayu. Setelah sarapan pria itu mengatakan mereka harus pergi. Meninggalkan rumah keluarga Bayu yang ada di Yogya. Tapi Ayu sendiri tidak tahu mereka akan kemana.
"Ini mau kemana mas?"
Ayu akhirnya menoleh ke arah Bayu yang sudah fokus dikemudi. Lalu melajukan mobilnya menuju jalan raya. Meninggalkan semua keluarga Bayu.
"Hemmm bulan madu."
"Apa?"
Bayu hanya mengangkat alisnya saat mendengar pertanyaan Ayu. Pria itu kembali ke mode dingin. Diam dan tenang.
"Tapi Ayu ndak..."
"Semuanya sudah disiapkan bunda, Mbak Dewi sama Nessa."
Ayu kembali terdiam. Dia akhirnya menyandarkan kepalanya di jok mobil. Masih malu sebenarnya dengan Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARDUST
ChickLitDia tidak cantik, juga tidak menarik. Bisa dikatakan dia biasa-biasa saja. Bahkan orang tidak akan menoleh ke arahnya. kalau saja dia tidak tersenyum. senyum yang menjadi satu kelebihannya. Orang menjulukinya debu bintang karena dia hanya bersinar...