Bab 07 Adaptasi

25.7K 4K 126
                                    

Dia tidak cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tidak cantik. Bayu terus mengamati Ayu. Dari segi apapun Ayu memang tidak bisa dikatakan mempesona. Kemarin saat akad nikah aura Ayu yang memancar. Sehingga membuat wajahnya terlihat bersinar. Tapi memang tidak cantik. Itulah kenyataan yang terlihat.

Tapi toh Bayu tidak merasa kecewa. Tidak. Karena semakin mengenal Ayu, dia makin menemukan kelebihan Ayu. Seperti saat ini, ketika bangun pagi. Karena semalam dia langsung tertidur pulas. Setelah mengobrol dengan Ayu yang memang kaku. Karena mereka belum saling mengenal. Tapi entah siapa yang terlelap terlebih dahulu, Bayu tidak ingat. Mereka tidur dalam satu kasur.

"Sarapan udah siap mas."
Bayu baru saja keluar dari dalam kamar saat mendapati Ayu sedang menyapu lantai. Lalu Bayu melirik meja makan yang memang sudah terhidang makanan. Lalu menatap Ayu lagi.

"Ehmmm kamu bangun jam berapa?"

Dia menatap jam yang ada di atas dinding. Baru pukul 7 pagi tapi Ayu sudah memasak dan membersihkan rumahnya.

"Jam 4 pagi tadi. Memasak dan mencuci semua pakaian kotor. Lalu sekarang menyapu."

Mata Bayu melebar mendengar ucapan Ayu.
"Kamu bukan pembantu di sini."

Hardikannya membuat Ayu kini melangkah mundur saat Bayu mendekat. Dia rupanya salah lagi karena sudah terlalu keras dengan Ayu. Akhirnya dia hanya menyugar rambutnya.

"Ayo sarapan."

Dia melangkah menuju meja makan. Lalu menatap menu yang terhidang. Ada kentang balado, ayam goreng dan juga susu hangat terhidang. Lalu dia menoleh ke arah Ayu yang sudah mengambilkan piring dan nasi untuknya. Kenapa wanita ini sangat begitu patuh?

"Silakan mas makan."

Ayu menyodorkan piring yang sudah di isi nasi dan lauk itu. Membuat Bayu menganggukkan kepala lalu duduk. Ayu sendiri malah menjauh dan meneruskan menyapu.

"Kamu mau kemana?"

Pertanyaan Bayu itu membuat Ayu menoleh ke arahnya.

"Nyapu. Habis ini mau jemurin baju."

Bayu menghela nafasnya lalu menarik kursi di sebelahnya.

"Sini!"

Ayu menatapnya bingung. Tapi Bayu memberi isyarat untuk membuat Ayu duduk di sebelahnya. Akhirnya istrinya itu melangkah dengan ragu dan duduk perlahan di sampingnya.

"Udah makan?"

Ayu menggelengkan kepala.
"Ndak usah mas. Kalau jam segini Ai terbiasa belum makan. Nanti jam 10an baru bisa."

Ucapan Ayu itu membuat Bayu kini mengernyitkan kening.

"Apakah ini kebiasaan kamu di rumah? Bangun pagi dan membersihkan semua. Mencuci, memasak dan baru di suruh makan kalau sudah jam 10?"

Tentu saja mata Ayu membelalak mendengar ucapannya. Tapi dugaan Bayu benar karena wanita itu tidak memprotes ucapannya. Ayu menunduk.

"Ai ndak apa-apa kok. Udah biasa."

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang