Bab 06 Dimulai

25.2K 3.8K 134
                                    

Ayu merasa gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu merasa gugup. Setelah meminta ijin kepada bapaknya untuk bisa menikah dengan Bayu. Itu diluar nalar sebenarnya. Dia takut kalau saja ditentang lagi. Tapi semuanya memang harus dilakukan. Dia tidak bisa tersiksa lagi di dalam rumah yang terasa bagai neraka untuknya. Karena perlakuan Rahayu dan bapaknya. Selama ini dia yang selalu mengalah. Apapun itu. Maka saat ada kesempatan, meski dia juga masih ragu dengan Bayu atas motif untuk menikahinya. Dia menggunakan itu.

Rahayu langsung mengamuk, saudara kembarnya itu pergi begitu saja saat bapaknya tidak bisa menolak lagi keinginan keluarga Bayu. Entah kemana perginya Rahayu yang pasti kamarnya yang jadi korban. Tanpa sepengetahuannya Rahayu sudah mengobrak abrik isi lemari nya dan merusak semua bajunya. Tidak ada yang tersisa. Sampai Ayu malu sendiri saat tadi bunda Hindia dan Kak Cean melihat kondisi kamarnya.

Atas kebaikan keluarga Bayu lah juga dia bisa berpakaian lagi. Kak  Cean langsung pergi untuk membelikan baju lengkap dan gaun pengantin yang dipakainya. Dia menangis haru saat itu.

Dan sekarang dia makin gugup. Keluarga Bayu langsung memboyongnya untuk ke rumah Bayu. Dia makin gugup karena kedua orang tua Bayu dan juga kakak Bayu dan suaminya tidak menginap di rumah yang di tempati Bayu. Mereka sekeluarga langsung terbang ke Jakarta untuk mengurus pernikahan resmi keduanya. Ini terlalu mendadak, pikir Ayu dengan muram.

Saat itulah suara pintu terbuka membuat Ayu yang baru saja melepas kerudung yang dipakainya tadi saat nikah kini berbalik. Bayu sudah melangkah masuk ke dalam kamar.

Tubuh tegapnya yang sekarang hanya terbalut kaos polo putih dan celana putih. Basofi yang dipakai Bayu tadi untuk akad nikah sudah di lepas. Dan pria itu tampak lebih manusiawi saat ini. Setelah mengatakan selamat datang istriku tadi, Bayu tidak berbicara lagi dengan dirinya.

Karena Bunda Hindia selalu mengajaknya bicara sampai tadi mengantar ke bandara. Kakaknya Bayu juga sangat baik kepadanya. Dia merasa sedih tidak mempunyai keluarga seperti keluarganya Bayu.

"Aku sudah menyuruh orang untuk mengurus semua surat-surat untuk menikah. Dua  hari lagi kita terbang ke Jakarta."

Bayu melangkah dengan santai ke arahnya. Tampak tenang dan sepertinya pria  itu tidak terpengaruh apapun dengan statusnya saat ini. Ayu  menyingkirkan helai rambutnya ke belakang telinga. Dia belum pernah berduaan dengan seorang pria.

"Aku lelah."

Bayu duduk di tepi kasur. Lalu mengusap-usap lehernya. Membuat Ayu tak enak kalau dia tidak menjawab. Akhirnya dia beranjak dari duduknya.

"Mas mau aku pijat?"

Dia menatap Bayu dengan malu-malu. Sungguh, ini sulit untuknya.
Bayu tampak memijat lehernya lagi. Lalu menganggukkan kepala.

"Kalau kamu tidak keberatan."

Ucapan Bayu itu membuat Ayu akhirnya melangkah mendekat. Dia melihat Bayu kini naik ke atas kasur. Kemudian menelungkup. Ayu ragu-ragu  untuk sesaat tapi kemudian dia naik ke atas kasur. Duduk di samping kiri Bayu. Lalu perlahan mengulurkan tangan ke bahu Bayu.

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang