Bab 03 Wajib!

27.1K 4.4K 217
                                    


"Bay,  kamu nggak bohongin  Bunda kan?"

Bayu kini menatap bundanya yang baru semalam datang. Setelah pulang dari rumahnya keluarganya Ayu, dia langsung menelepon Kedua orang tuanya. Mengatakan situasi yang terjadi. Dan begitu mendengarnya Ayah dan bundanya mendadak langsung ke Yogya.

"Bohongin gimana? Emangnya Bay suka berbohong?"

Dia memberengut saat mendengar bundanya sepertinya tidak mempercayainya. Setelah bercerita panjang lebar tentang kondisi Ayu. Wanita yang bukan menjadi tunangannya tapi sudah menjadi tunangannya. Sungguh sangat rumit sebenarnya. Tapi Bayu tidak tega melihat kondisi Ayu yang diintimidasi keluarganya itu.

"Ayah baru aja ditelepon Ayahnya Ayu. Dan menceritakan ada kesalahpahaman. Jadi kamu maunya meneruskan pertunangan dengan Ayu  atau Rahayu?"

Bayu menatap muram ayahnya yang kini ada di depannya.

"Bunda yang mumet. Nama kok sama semua ya pake yu gitu..padahal kalau di sini panggil yu kan artinya mbak atau kakak perempuan. Hadewh pusing nih. Ayah minta obat."

Bayu memutar bola matanya mendengar kalimat bundanya yang absurd. Kalau sudah mulai begitu Bayu hanya bisa diam.

"Nanti ayah kasih obat di dalam kamar aja."

Bayu makin memalingkan wajahnya dari pemandangan kemesraan orang tuanya. Sungguh, mereka memang pasangan paling romantis. Membuat Bayu merasa sangat beruntung.

"Ngapain di kamar?"

Nah kan.. pikir Bayu dan mulai tersenyum mendengar bundanya. Tapi kemudian sang ayah hanya tersenyum lalu menatapnya lagi.

"Ayah cuma bilang pilih sesuai kata hatimu. Jangan lihat fisik."

Bayu menghela nafasnya. Dia memang tidak melihat fisik tapi benarkah? Hati nuraninya masih berperang antara perasaan dan otaknya.

"Iyalah kayak ayah kamu ini loh sama bunda kan nggak lihat fisik ya, yah?"

Dan hati Bayu trenyuh melihat ayahnya langsung mengusap rambut sang bunda dengan sayang.

"Ayah cinta pada pandangan pertama kalau sama Bunda."

Bayu iri. Dia ingin seperti itu juga.

"Jadi nanti Ayah sama Bunda lihat sendiri aja antara Ayu dan Rahayu. Bay sudah menentukan pilihan tapi kalau bapaknya masih bersikeras ingin Rahayu yang menjadi istri, Bay."

******
Bayu kini sudah ada di dalam rumah Ayu. Dia duduk tegap di samping ayahnya. Bundanya dari tadi sudah mengajak Rahayu dan Ayu untuk berbincang-bincang di ruang keluarga.

"Maafkan saya Pak Dokter. Tapi ini ada kesalahpahaman. Yang saya jodohkan itu Rahayu bukannya Ayu. Kemarin Ayu yang membuat kesalahan jadi.."

Bayu merasa kesal dengan ucapan ayahnya Ayu itu. Dia tidak suka mendengar Ayu dipojokkan seperti itu.

"Maaf Pak. Tapi semua itu tergantung anak saya. Yang akan menikah itu kan Bayu. Jadi saya menghormati keputusan Bayu."

Bayu menoleh ke arah ayahnya dan menganggukkan kepala mendengarnya. Sang ayah menepuk bahunya.

"Om, saya tetap akan menikah dengan Ayu bukan Rahayu."

"Bunda setuju."

Ucapan bundanya yang keluar dari balik tirai membuat Bayu menatapnya.

"Bapak."

Tiba-tiba Rahayu langsung keluar dari dalam ruang keluarga dan menghampiri bapaknya. Lalu menangis tersedu.
Bayu hanya bisa menatap kemudian sang bunda mendekat ke arahnya.

"Kok drama banget sih? Bunda ndak suka."

Bayu hampir tersenyum mendengar bisikan bundanya. Tapi kemudian dia melihat bapaknya Ayu langsung  beranjak dari duduknya dan berderap masuk ke ruang keluarga. Diikuti Rahayu. Bayu sudah was-was saat ini.

"Bun Ayu di mana?"

Mendengar itu bundanya langsung menoleh ke arahnya.

"Tadi tuh Ayu masuk ke dalam kamar saat Rahayu mulai menjelek-jelekkan.  Tapi kan bunda tahu siapa yang tulus. Rahayu cantik sih tapi hatinya jelek."

Praaaaang

Bayu terkejut mendengar suara itu. Dia sudah berdiri diikuti sang bunda dan ayahnya. Tanpa berpikir panjang dia langsung menerobos tirai dan masuk ke ruang keluarga. Saat itulah dia melihat Ayu tengah bersimpuh di lantai, di samping pecahan vas  bunga dan sedang memegang pipinya. Tanpa pikir panjang Bayu langsung menghambur ke arah Ayu.

"Apa yang kalian lakukan? Dia sekarang menantu kami."

Ayahnya juga langsung menghardik bapaknya Ayu.

"Tapi dia..."

"Persetan dengan kesopanan."

Bayu sudah sangat marah dengan perlakukan kluarga itu. Dia langsung memapah Ayu untuk berdiri dan menahan tubuhnya dalam lingkup tangannya.

"Hari ini juga saya akan menikahinya."

"Tapi bapak tidak merestui Ayu. Rahayu yang seharusnya.. menjadi istri kamu."

Bayu menggelengkan kepalanya. Tubuh Ayu menegang dan akan melepaskan diri dari pelukannya. Tapi Bayu langsung memperingatkannya dengan tatapan tajamnya yang membuat Ayu langsung menunduk.

"Ayah, tolong."

Dan ayahnya langsung menganggukkan kepalanya. Membuat Bayu menghela nafas kemudian menarik Ayu untuk keluar dari ruangan itu. Dia ingin menenangkan diri.

Tubuh Ayu masih kaku tapi tidak menolak saat Bayu membawanya keluar dari rumah Lalu memasukkannya ke dalam mobilnya. Dia tidak berbicara sampai mobil yang dikendarainya itu meninggalkan rumah Ayu.

Akhirnya setelah keheningan yang cukup lama Bayu melirik Ayu. Yang meringkuk ketakutan di sampingnya.

"Kenapa kamu tidak melawan? Kamu sering dikasari oleh ayah kamu sendiri?"

Bayu melihat Ayu menggelengkan kepala. Tapi wanita itu kini menunduk lagi.

"Jawab aku!"

Tangan Bayu mencengkeram kemudi dengan kuatnya. Dia terlalu emosi untuk saat ini. Tidak bisa mentolerir dengan apa yang terjadi.

Tapi kemudian Bayu mengutuk dirinya sendiri. Dia terlalu keras kepada Ayu. Akhirnya dia menepikan  mobilnya dan berhenti. Mengulurkan tangan menyentuh kepala Ayu dan mengusapnya. Wanita itu kini menatapnya dengan takut-takut. Dan Bayu iba melihatnya. Karena pipi kanan Ayu lebam akibat tamparan.
Dia mengusap lebam itu perlahan membuat Ayu meringis kesakitan.

"Sorry."

Ayu hanya menganggukkan kepala.

"Aku juga minta maaf. Tidak seharusnya keluarga kalian melihat ini."

Ayu menatap pemandangan jalan di depan mereka. Wanita itu tampak sangat rapuh. Hati Bayu tergugah ingin melindunginya. Mulai detik ini.

"Kamu beneran tidak mau menikah dengan Rahayu?"

Mendengar pertanyaan itu Bayu menahan emosinya lagi. Kenapa Ayu sangat mengalah dengan saudara kembarnya yang egois itu?

"Kamu menolakku?"

Bayu menyipitkan mata dengan jengkel dan menatap Ayu yang kini tampak gugup. Tapi wanita itu menggelengkan kepala.

"Bukan begitu aku hanya tidak percaya kamu memilihku  daripada Rahayu."

Hal itu membuat Bayu langsung menarik Ayu ke dalam pelukannya. Membuat Ayu berontak tapi Bayu menahannya. Lalu berbisik di telinga Ayu.

"Apa yang aku pilih sejak pertama tidak akan berubah sampai kapan pun. Aku memilihmu  sejak  pertama.'

Bersambung

STARDUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang