Part 50. Ego

1.4K 79 3
                                    




Arvin dan gilang berjalan jalan di sekitar koridor kampus menatap peserta ospek yang sedang berlalu lalang di lapangan tengah memainkan games

Terlihat satu panitia perempuan itu tengah memberi arahan untuk game yang akan di mainkan

"Lang"

"Hah"

Arvin melihat jam di pergelangan tangannya sudah hampur jam 5

"itu fakultas mana kenapa belum di bubarin ini udh sore"sahut arvin dingin

Gilang mengerti dan mengangguk lalu berjalan ke lapangan

Gilang sebagai wakil harus cepat tanggap tak ingin sang ketua marah marah

Arvin memutuskan meninggalkannya dan berjalan kembali ke ruangan membereskan barang barangnya dan memasukannya kedalam tas

Sedang di sisi lain

Nessa kelelahan di lapangan game yang di adakan seniornya sungguh mengesalkan nessa

Nessa menghela nafas lelah mengusap keringat yang bercucur di dahinya

"ra"

"apa"

"gue laper"

Rara menghela nafas lalu menyikut gita di sebelahnya

Lalu gita ikut menoleh

"apasih gue lagi liatin ayang gue jangan ganngu ganggu"

Nessa merenyitkan dahi lalu ikut menolehkan kepalanya melihat apa yg gita lihat

Seketika matanya membola

"ka gilang di kampus ini juga"nessa syok

Pasalnya ia memang tak tahu apa apa rara dan gita hanya mengajaknya untuk satu universitas dan nessa tentu saja tak menolak

"apa ka arvin juga di kampus ini ah- ga mungkin lah rara bilang ka arvin kuliah di luar negri"gumam nessa

Rara yg mendengar gumaman nessa hanya menahan tawanya

Gilang terlihat berbicara dengan salah satu senior yg bertugas di sana dan memarahinya lalu semua siswa dan siswi di suruh membubarkan diri karna hari sudah sore

Nessa seketika sujud syukur di tempat
Fisiknya lelah di tambah mood nya dari pagi ga bagus

Nessa segera mengambil tasnya dan ngibrit ke luar gerbang namun saat sudah sampai ia kembali bingung

"Gue pulangnya gimana"

Pasalnya handphonenya mati gita sudah pasti dengan gilang dan rara pasti di jemput

Gamungkin nessa ikut nebeng sama rara rumah rara dan nessa sangat jauh nessa kasian jika harus muter balik untuk kerumahnya

"Arghh bodo amat gue punya kaki bisa jalan"sahut nessa senang

Lalu berjalan dengan sesekali bersenandung ria

Arvin menaiki motor gilang sebab mobilnya di pakai mengantar gita pulang

Katanya kasian gita kalo naik motor udh dandanannya cem orang ayan masa naik motor tambah aja di tonton orang

Arvin segera menaiki motor itu dan menjalankannya keluar dari lingkungan kampus

Arvin menepikan motornya sekedar mengecek kembali laptop di dalam tasnya karna arvin sering sekali meninggalkan benda elektronik itu dan berakhir ia yang pusing sendiri dan kembali ke kampusnya mengambil laptop itu

Setlah di sapat laptop itu berada di tasnya arvin segera menghidupkan kembali motornya tapi seketika netranya menatap seorang perempuan yang berjalan jauh di depannya

Sesekali perempuan itu melompat lompat membuat arvin terkekeh pelan melihatnya

Arvin merenyitkan dahinya karna ia rasa perempuan itu salah satu calon mahasiswa baru di kampusnya karna masih memakai atribut ospek

Arvin sedikit menimbang nimbang haruskah ia mengajak dan mengantarnya pulang karna hari sudah sore

Tapi arvin tetaplah arvin

Ia hanya menghedikan bahu acuh lalu menutup kembali kaca helmnya dan segera melajukan motornya melewati perempuan itu begitu saja

===================


Pukul 20.00

Nessa duduk terdiam di taman yang saat itu menjadi saksi bisu pernyataan cinta arvin untuk yg pertama kalinya

Setelah sampai ke rumah tadi nessa segera membersihkan badan lalu karna udara malam yang sangat segar nessa segera keluar dari rumah untuk berjalan jalan

Dan di sini lah nessa kakinya membawanya kembali ke taman yang penuh akan cuplikan kenangan

Nessa masih duduk terdiam memperhatikan anak anak kecil yg sedang berlari lari dan ada banyak keluarga yang sekedar bersantai disini

"dia apa kabar ya"gumam nessa

Sejujurnya nessa sangat penasaran dengan arvin bagaimana wajahnya sekarang apakah bertambah tampan karna bertambah usia juga

Bagaimana kehidupannya sekarang apakah kembali damai karna sang pengganggu pergi

Nessa ingin sekali bertanya kabar arvin ke rara atau gita

Tapi

Gengsinya mengalahkan semuanya

Egonya lagi lagi mengambil alih nesaa hingga ia tak mendengarkan apa kata hatinya

Setiap kali gita atau rara membicarakan arvin nessa selalu mendengarkan walau tampak malas tapi sejujurnya ia yg paling antusias

Tapi karna rara lagi lagi menghentikan ocehan gita soal nessa dengan embel embel nessa tak suka membicarakan arvin membuat gita menghentikan pembicaraannya

Dan nessa mengutuk kembali mulut rara

Karna sejujurnya ia penasaran





Dan










Merindukan laki laki itu

"nah lukanya udh kakak obati"

Nessa menatap punggung laki laki yang jauh di depannya dengan seorang anak laki laki yg tengah terluka

"makasih kakak ganteng"ucap anak kecil itu tertawa lucu

"oiya sebentar kakak punya hadiah buat kamu"laki laki itu membuka tasnya dan memberikan lolipop yang ia dapat pagi ini

"woah ini buat luna maksih kakak ganteng luna suka"

Laki laki itu terkekeh pelan

Dreet dreet

Papa

Nessa segera menekan tombol hikau di layar ponselnya lalu mendekatkannya ke telinga

"hallo"

"(......)

"iya iya ini nessa pulang"

Pip  

nessa mematikan sambungan teleponnya dan segera berjalan keluar dari taman

"kakak ganteng" panggil luna

"Arvin, panggil aja kak arvin"ucap arvin tersenyum lalu arvin sedikit menolehkan kepala kebelakang

Saat mendengar suara perempuan yang tak asing bagi arvin yg sepertinya sedang menerima telepon

Namun

Yang arvin lihat hanya punggung perempuan itu yang berjalan menjauh keluar taman

Arvin mengehdikan bahu acuh lalu kembali menatap anak kecil di depannya

"lain kali hati hati mainnya"

Luna hanya mengangguk






TBC








Fauxpollogy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang