Entah mengapa, kepergianmu yang tanpa pamit itu masih menjadi masalah besar di hatiku. Padahal semuanya telah berlalu, tapi aku merasa ini semua tabu. Sampai sekarang aku masih sering bertanya-tanya pada malam. "berapa lama lagi kau kulewati baru aku bisa bertemu dengan dia?" Tapi seperti yang kau tau, sang malam hanya bungkam kemudian berlalu. Lalu aku kembali pada kesendirian yang jenuh, bertegur dengan hatiku yang mulai tak tentu. Diam masih jadi pilihan utama untuk bertahan, meronta hanya kulakukan dalam pikiran. Nyatanya kau masih senang mengganggu, tak pernah melewatkan sedetikpun waktu tanpa singgah di pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Rasa
Poetry#5 poetry 25/1/2019 #16 poetry 4/1/2019 #45 Poetry 22/12/2018 Ini bukan cerita. Hanya rangkaian kata yang menyimpan jutaan makna, namun tak kunjung tersampaikan oleh suara.