Prolog

14.6K 587 20
                                    


ღღღ「Rikka Chiime」ღღღ

My Sexy Hime

Author : Rikka Chiime/Chii
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Rate : M
- rate M pertamaku -,-
Genre : Romance maybe XD
Pair : SasuHina always

Warning Inside!

.
.
.
Prolog ._.)v
.
.
.

Seorang wanita berjalan dengan
anggun di lobby sebuah perusahaan
ternama di Konoha. Blazer warna biru muda membungkus tubuhnya yang proporsional dan rambut warna violet disanggul rapi menyisakan anak rambut di kedua pipinya membingkai wajah cantiknya.

Elegan.

Sempurna.

Semua orang yang melihatnya pasti
akan menolehkan kepalanya dua kali
hanya untuk memastikan, wanita itu
cantik bagaikan bidadari yang turun
dari surga. Meski mereka belum tahu
surga itu seperti apa tapi itulah yang
mereka asumsikan.

Suara high heels dan lantai yang
beradu menggema di lobby itu. Sebuah ruangan menjadi tujuannya. Wanita berparas cantik nan manis itu
menemui seorang wanita--sekretaris
perusahaan--yang sejak tadi memang
sudah memperhatikan wanita yang
sekarang menghampirinya.

"Apa Bos-mu di dalam?" Sang
sekretaris langsung mengangguk
dengan gugup, merasa terintimidasi
oleh suara wanita dihadapannya.

Dengan pelan tapi pasti wanita itu
membuka pintu ruangan CEO
perusahaan yang bergerak di bidang
perangkat Elektronik dan Otomotif.

Pemandangan di dalam ruangan itu
membuatnya membeku, tapi tidak
lama kemudian sebuah senyuman
terlihat. Jenis senyuman yang
mengerikan. Di dalam ruangan itu,
seorang pria dan wanita sedang
berciuman dan kedua tangan pria itu
juga ikut bekerja sesuai dengan
insting kelelakiannya menyentuh
daerah bawah yang merupakan
'tempat sensitif'.

"WOW!"

Pasangan yang sedang memadu nafsu
itu pun langsung tersentak mendengar suara yang menginterupsi
kegiatan panas mereka. Mereka
terkejut, si wanita segera melepaskan
diri dari pria yang memeluknya.
Setelah merapikan pakaiannya dia
segera pergi saat mencapai pintu
sebuah tamparan langsung mendarat
dipipinya.

"Itu karena kau pantas mendapatkannya." Wanita yang
ditampar itu dengan cepat pergi dari
ruang itu sambil menangis.

"Kedatanganmu sangat mengejutkan.
Merusak momen indah bersama
wanita-ku." Suara bariton pria itu
terdengar, di papan meja kerjanya
tertulis nama dan jabatannya. Uchiha
Sasuke, CEO, Pimpinan tertinggi
perusahaan. Pria itu duduk di mejanya menatap wanita dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Apa seorang istri CEO harus meminta izin bila ingin menemui suaminya di tempat kerja?" Wanita dihadapannya ini benar-benar terlihat angkuh, Sasuke berjalan mendekatinya lalu
menarik tangan sang wanita kedalam
ruangan dan menutup pintunya. Para
karyawan yang ada di luar ruangan
tersentak, mereka bergegas
melanjutkan pekerjaan.

"Uchiha Hinata, tidak perlu meminta
izinku." Sasuke mendorong Hinata
dipintu dan mengurungnya dengan
kedua tangannya, menghimpitnya
dengan rapat membuat dada mereka
saling bergesekan.

"Aku ingin memastikan satu hal." Saat
kedua mata mereka bertatapan wanita itu mengalihkan pandangannya sehingga hidung dan bibir Sasuke bergesekan dengan pipi merona Hinata.

"Katakan, sayang..." Sasuke berbisik
lirih di dekat telinga istrinya.

"Mulai besok dan selamanya, aku ingin perempuan tadi tidak disini lagi." Pipi Hinata semakin merona saat lidah Sasuke membelai dengan lembut daun telinganya.

"Dia tidak bersalah aku yang
membawanya ke ruanganku,
sayang …." Terdengar desahan lirih saat Sasuke menggigit daun telinganya dengan pelan dan menghisapnya sambil memejamkan kedua matanya.

Kedua tangan Hinata kini di dada pria itu, meminta sedikit jarak agar bisa bernafas karena sebenarnya
perbuatan Sasuke ini membuatnya
sesak.

"Apa kau cemburu, hm?" Sasuke
melepaskan telinga Hinata lalu
menelusuri leher wanita itu
menghirup aroma lavender yang
menguar di tubuh istrinya.

"Iya, aku cemburu ...." bisik Hinata.

"Apa yang harus kulakukan
untukmu?" Kini kedua tangan pria itu
memegang pangkal tangan Hinata dan memberikan ciuman lembut
dilehernya.

Hinata menggigit bibir bawahnya
mencoba menahan suara yang hendak keluar, "Sasu ... hentikan ... aah ...."

"Jadilah milikku, Hinata!" Sasuke
semakin gencar memberikan ciuman
di leher Hinata. Menciptakan rasa
getaran yang aneh dalam diri wanita
itu.

"CUKUP!" Hinata mendorong tubuh
Sasuke dengan sisa tenaganya, tangan
dan kakinya gemetar hebat. Kenapa
dia harus lemah disaat seperti ini.

Pria itu menatap nanar kepada
istrinya. Penolakan ini begitu
mengejutkannya. Penolakan yang
terjadi bukan hanya satu kali tapi
sudah sering dirasakan selama dua
tahun mereka menikah.

"Kau membuatku terlihat
berantakan." Hinata menyisir surai
indigo dengan jemari tangannya dan
merapikan pakaiannya, "Pakaianku
juga kusut sekarang!"

Sasuke hanya tersenyum, "Akan lebih
baik kalau kau tidak memakai apa
pun ... Aku belum pernah melihatmu
'polosan'."

Hinata langsung membeku mendengar ucapan frontal suaminya, menatap tajam onyx di depannya itu.

"Ayolah Hinata …." Sasuke merajuk
kepada istrinya, ketika pria itu
mendekat Hinata lebih dulu
mengangkat tangannya, respon Hinata ini membuat langkah Sasuke terhenti.

"Aku tak ingin jadi jelek lagi. Jangan
pernah menyentuhku!" Kemudian
Hinata berbalik meraih gagang pintu,
"Tadinya aku mau mengajakmu
makan siang, tapi sekarang aku jadi
tidak nafsu makan. Aku pulang."
Setelah itu Hinata keluar dari ruangan pimpinan perusahaan meninggalkan Sasuke sendirian disana.

Sasuke bukannya tidak tahu apa yang
terjadi diantara istri dan dirinya.
Karena sebenarnya penyebab
penolakan Hinata adalah dirinya
sendiri. Sasuke menghela nafas, rasa
frustasi menyerangnya. Sepertinya
malam ini dia akan ke klub lagi. Minum-minum dan mencari wanita. Jangan salahkan Sasuke karena dia adalah pria normal yang masih membutuhkan kasih sayang wanita di tempat tidur. Dan istri tercintanya tidak bisa memenuhinya.

Di mobil warna putih Hinata bersandar di belakang setir kemudi. Hinata menangis dalam diamnya. Airmata mengalir kedua pipinya.

'Aku tak bisa melupakannya, aku
takut kehilangan dirimu, Sasuke.'

Next~

My Sexy Hime [ SlOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang