Setelah di rasa tenang. Nae melepaskan pelukannya.
"Kalau kamu mau ikut ke pemakaman. Sebaiknya bersiaplah. Sebentar lagi berangkat" ucap batz datar dan pergi dari kamar nae
Dengan lemas nae berdiri dan bersiap diri untuk mengantar perjalanan papanya yg terakhir kalinya....
"Selamat jalan pah, semoga tuhan memberikan tempat yg layak dan tenang untukmu, aku sayang padamu, sekarang aku harus belajar hidup sendiri. Sekarang papa sudah pergi untuk selamanya...maafkan aku yg belum sempat memberi kebahagiaan untukmu. Terima kasih atas segala jasa jasamu yg sudah kau berikan padaku. Kasih sayangmu yg tulus tidak akan pernah ku lupakan seumur hidupku...kuatkan aku untuk melanjutkan hidupku pah, apa aku kuat hidup dengan mama tiri yg ternyata memiliki sikap yg jahat padaku...aku sangat takut, doaku menyertaimu pah. Selamat tinggal.."
Ucap nae dalam hati merintih rintih sambil menggenggam tanah warna merah yg baru sajah menguburkan papanya.
Nae masih duduk dan berusaha kuat menatap kuburan papanya. Nae terlihat bersinar ketika menangis di depan kuburan papanya yg berpenampilan berpakaian putih dan kaca mata hitam.
Semuanya sudah pergi kini tinggalah dan batz yg sedari tadi berdiri dan melipat tangan di dada...
"Mari kita pulang" ajak batz datar
Nae mengangguk dan berdiri...
Nae menatap kk tirinya. Namun nae tidak melihat mata batz menatap ke mana karna memakai kaca mata hitam.
Batz menyuruh nae untuk berjalan di depan. Nae hanya menurut...setelah sampe mobil. Nae masuk di kursi penumpang dan batz duduk di kursi pengemudi...
Setiap perjalanan naebatz hanya diam. Batz yg malas bicara hanya fokus menyetir tanpa basa basi pada adik tirinya itu. Nae yg berduka hanya teringat pada sang papanya sambil melamun...
|
|
|
|
|¿¿¿¿¿¿¿¿¿¿¿
Dua hari kemudian setelah peninggalannya pak suthatta.
Mama tiri nae semakin merajalela untuk menyakiti nae dan berkuasa di rumah tersebut.
^02:13^
Nae yg baru sajah pulang kuliah dan bermaksud inging masuk kamar di halangi oleh mama tirinya yg bernama ibu FONI.
"Tunggu..!" Ucap bu foni menghentikan langkah nae
Nae berhenti dan menoleh ke arah ibu tirinya serta adik tirinya itu.
"Sekarang papamu sudah tidak ada. Jadi aku lah yg berkuasa di rumah ini" ucapnya dengan tersenyum puas
"Apa maksdu mama?" Tanya nae bingung dan datar
"kau tau aku tidak pernah menyukaimu sebagai anakku. Mulai sekarang. Kau tidak boleh pergi kuliah atau pergi ke rumah temanmu, karna kau akan menjadikan salah satu pegawai di rumah ini" tegas ibu foni menatap nae tajam
Sontak nae kaget bukan main..
"Mama tidak punya hak untuk mengatur hidupku. Ini adalah rumah orang tuaku jadi mama tidak bisa mengatur dan melarangku untuk kuliah" lawan nae menahan tangis
"Heii..kurang ngajar sekali kamu hah, sekarang kamu bukanlah siapa22 di rumah ini...kamu akan menjadi pegai di rumah ini"
"Tidak.. papaku sajah tidak pernah berbuat kasar padaku. Apalagi melarangku untuk kuliah, mama inget itu" bentak nae yg sudah menangis di tambah lagi nae masih drop atas kepergian papanya
"Heii...kamu melawanku rupanya"
Tangan bu foni sudah melayang hendak menampar nae.
"Ekhemmm" suara yg berdehem di belakang
Bu foni kaget dan langsung menengok ke arah dimana suara.
Ternyata suara itu adalah batz yg baru sajah pulang kuliah."Tidak perlu sekasar ini pada anak orang, apa yg akan mama lakukan?" Ucap batz datar dan menatap mamanya dingin
"Dia sudah kurang ngajar pada mama batz, dia harus di kasih pelajaran" jawabnya kesal
Batz melihat nae yg menunduk takut.
lalu batz melihat adik kandungnya. Di lihat janni berdiri santai dan damai lalu batz kembali menatap mamanya.
"Pantaskah mama berbuat kasar padanya? Kita hanya numpang di sini" ucap batz tetap datar
"Tapi dia..."
"Lebih baik masuklah ke kamarmu" suruh batz menatap nae
Nae hanya mengangguk lalu menaiki anak tangga.
Setelah nae masuk kamar. Batz menarik kasar tangan mamanya dan di bawa ke arah sofa.
*PLUGHH batz membantingkan mamaya ke sofa.
"Mama belum puas hah? Dari dulu setiap di belakang papa mama selalu menyakitinya. Dan sekarang mama masih menyakitinya hah? Dia sedang terpuruk karna di tinggal papa mah, dan mama puas hah, mama kan yg membunuh papa" tegas batz berdiri di depan mamanya yg duduk di sofa
*DEG mama batz kaget.
"Apa maksudmu hah, tega sekali kamu menuduh mama melakukan itu batz" ucap bu foni berpura pura sedih
"mama tidak perlu drama seperti ini, aku sudah tau semuanya. Aku sudah melacak semua kasus ini...ternyata penyebabnya adalah mamaku sendiri. Mama mengotorkan tangan seseorang hanya untuk memutuskan kabel rem mobil papa. Mama menyuruh orang untuk membunuhnya...jika aku tidak menyayangi mama. Sudah aku jebloskan mama ke penjara" ucap batz datar dengan wajah sedih menatap mamanya
Mama batz diam. Ia tau bagai mana sifat anaknya yg keras dan memiliki sifat dingin dan cuek.
"Aku tidak tau dimana jalan pikiranmu mah, mengapa mama menjadi manusia yg jahat demi uang semata, aku sangat tidak menyukainya...jika boleh memilih aku lebih memilih lahir dari rahim seorang gelandangan yg hidup banyak kekuarangan namun bahagia. Dari pada lahir dari rahim mama tapi apa pantas di panggil seorang ibu, aku sangat kecewa pada mama" batz berbalik badan dan menatap janni.
Janni menunduk.
"Dan kamu...kamu masih kecil seharusnya kamu fokus belajar dan rajin sekolah. Bukan rajin mengikuti kejahatan mama janni, jangan salahkan kk jika suatu saat kk tidak mengingkan adik spertimu" ucap batz menatap janni sedih lalu pergi ke kamarnya
Ibu foni mengusap wajahnya dengan pikiran campur aduk.
"mah. Bagai mana ini, mengapa ka batz mengetahui soal ini" ucap janni duduk di samping mamanya
"Mama bingung sayang. Tapi batz tidak akan tega berbuat jahat pada kita. Kita harus rayu dia agar mau menikahi nae" ucap ibu foni serius
"Apah? Menikah? Bagai mana caranya? Ka batz sama ka nae kk adik dan sesama wanita" janni kaget
"Sudahlah sayang. Kamu ikuti sajah rencana mama. Kunci harta pak suthatta ada di batz... dengan batz menikahi nae. Nae pasti mau menanda tangani semua aset rumah dan harta warisan milik pak suthatta menjadi atas nama mama" ucap ibu foni dengan semangat
Janni tersenyum sinis.
"Tapi ka batz sangat keras mah, apa dia mau menikahi ka nae? Apalagi selama ini ka batz sama ka nae tidak akrab"
"Sudahlah. Itu urusan mama sama kk kamu" ucap ibu foni tersenyum jahat....⬇⬇