Deg!
"Uhuk! Uhuk!" dadanya seperti yang terbakar api. Panas, menyesakkan penuh asap. "Astaga, ada apa, tuan??" tanya seekor peri di dekatnya. "Sebuah mimpi," jawabnya sambil mengucek matanya.
"Apa yang anda lihat?"
"Belum jelas, tapi ayo temani aku ke ruang bola kristal."
"Baik tuan."
Pria bertudung itu beralih dari singgasananya ke ruang bola kristalnya diikuti peri kecilnya.
Ia, sang penyihir laut, Nakamoto Yuta. Di belakangnya ikut terbang seekor peri kecil pelindungnya, Ten. Penyihir itu sampai di ruangannya dan langsung membuka katup yang menutupi bola kristalnya. Kristal itu memancarkan sinar kehitaman yang pekat.
"Apa bahan-bahannya perlu saya ambilkan? Atau--"
"Ambilkan saja bahan-bahan untuk membersihkan penglihatanku dan kabut kebohongan."
"Baiklah. Aku pinjam bukunya, ya Tuan."
"Khekhekhekhe... Sudah dua abad kau mengabdi padaku dan tidak hapal satupun ramuanku?"
"Ehehehe.." Ten terbang mengitari ruangan dengan buku tebal di tangannya. Setelah mengelilingi ruangan itu selama sepuluh menit, Ten akhirnya membawa lima stoples. Ia membawanya pada Yuta yang sedang bermeditasi di kursi di depan kristal itu. Wangi mur dan lavender menyapa penciuman Ten.
'Sepertinya penglihatan yang Tuan dapat benar-benar penting...'
"Bawa ke hadapanku bahan-bahannya, Ten.."
"Baik, Tuan.." Ten membawa kelima stoples ke hadapan Yuta. Setelah menaruhnya, Ten berlalu ke lemari tempat Yuta menaruh alat-alat sihirnya, lalu mengambil lilin-lilin kuning dan tempat untuk membakar ramuannya. Ten menaruhnya lagi di hadapan Yuta. Tepat ketika Yuta membuka matanya, bandul sodalite yang tergantung di lehernya bersinar. Iris mata Yuta juga berubah menjadi biru keabu-abuan. Ia kemudian membuka satu-persatu stoples itu. Ia mengambil rempah dari stoples pertama, bunga blue bell yang dikeringkan. Ia menaruhnya di atas alat pembakar itu.
Sesudah itu, ia mengambil dari stoples kedua, bunga crocus yang dikeringkan. Dari stoples ketiga, bunga melati yang juga dikeringkan. Stoples keempat, berlabel Clear Eye Potion. Stoples terakhir, berlabel Eye of The Day Potion.
Ia menaruh sebagian barang-barang itu di alat pembakarnya. Ia menaruh satu lilin di bawahnya lalu membakarnya dengan korek api. Lilin kuning yang ada di sampingnya juga dinyalakan. Tak berapa lama, asap membumbung di udara. Asap yang putih dan tipis. Cahaya di mata penyihir itu makin terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl
Fanfiction[NOREN AREA!! BXB AREA!!] Selamat datang di Neptunia. Sebuah peradaban yang tidak pernah dituliskan sejarah. Yaah.. memang tidak pernah dituliskan, karena tidak ada satu manusia pun yang bisa mencatat dan mengonfirmasi keberadaan peradaban itu. Alki...