Tiga puluh Lima

3.2K 615 140
                                    

"Tuan mau ke mana?"

"Hm? Ke Devil's Forest. Kenapa?"

Yuta mengeratkan sabuk-sabuknya dan memakai tudungnya. Ia membawa sebungkus biskuit gandum, roti baguette, air, dan beberapa obat-obatan, lalu memasukkannya ke dalam tas punggungnya.

"Untuk apa ke Devil's Forest, tuan?"

"Aku mau menjemput seseorang.."

Ten mengangkat sebelah alisnya.

"Tuan Qian?"

"Bukan. Kun tidak akan kemari, jadwalnya sedang padat. Aku menjemput orang lain. Kau tahu siapa kan?"

"Ooooohh.. Kalau begitu, aku ikut!"

"Siapkan barang-barangmu. Sihirku tidak cukup kuat untuk menembus pertahanan sihir hutan itu, jadi.. Kita hanya bisa teleportasi ke pantai utaranya saja, lalu kita berjalan melalui hutan itu menuju pantai bagian selatan."

Ten menyiapkan segala peralatan yang ia perlukan. Stardust (debu bintang, atau debu sihir), tongkat mungilnya, dan sekantung air.

Devil's Forest, sebuah hutan di tengah-tengah sebuah pulau tidak berpenghuni di Devil's Region.

Mereka pergi ke sana, untuk menjemput seseorang.


•••••

Ziiing...

"Hyung! Poseidon's Trident!!" Seru Jaemin lalu bergegas ke arah sebuah trisula yang tenggelam semakin dalam diikuti Mark.

Grep!

"Ini.. Ini punya Taeyong hyung kan?" Jaemin memberikan trisula itu pada Mark.

"Yeah, seharusnya.. Tapi makhluk itu mengambilnya. Kurasa sekarang, ini sudah menjadi milik hyung kembali." Mark menyodorkan trisula itu pada kakaknya yang menghampiri mereka.

"Milikmu, hyung.." Taeyong mengambil trisula itu dari Mark sambil tersenyum.

"Kau bilang, ada yang harus kukerjakan?"

"Tepat sekali, hyung.."

"Kalau begitu, ayo."

Ketiga duyung itu berenang di dalam air mendekati pesisir.

•••••

Splaash!!

Ketiga kepala itu menyembul dari dalam air ketika mereka mendekati pesisir. Mata mereka melihat sebuah kapal yang menepi di sisi barat pantai itu, dengan banyak awaknya yang bekerja disana-sini. Cukup jauh dari sana, mereka melihat seorang raja jatuh terduduk dan menunduk di dekat seekor duyung yang juga menunduk.

Seperti yang sedang menutupi sebuah tubuh yang terbaring di atas pasir.

"Renjun membawa tubuh itu ke pesisir? A-astaga.." Ucap Mark terkejut sekaligus kagum. "Apakah ini yang dinamakan kekuatan cinta??"

Taeyong menyiku perut Mark lalu terkekeh. "Hei, dulu kau juga begitu saat jatuh cinta pada Jaemin.. Kau sering sekali adu mulut dengan ayah.."

Mark menggaruk tengkuknya sambil tertawa canggung. Sedangkan Jaemin, ia menoleh ke arah lain untuk menutupi wajahnya yang memerah. Taeyong tertawa melihat interaksi kedua duyung di sebelahnya.

"Sepertinya, aku jelas tahu apa yang harus aku lakukan... Anggap saja sebagai penebusan dosa.."



•••••

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang