Lima belas

3.7K 764 90
                                    

Tap
Tap
Tap
Tap

"S-sial.." Jeno menghentikan larinya ketika berhadapan dengan tembok bata. Ia salah jalur. Keringat mengucur dari pelipisnya. Ia bingung, apakah ia harus keluar dan lari lagi atau berhenti disini? Suara derapan sepatu terdengar semakin keras, pertanda pasukan ayahnya semakin mendekat.

Tiba-tiba ia melihat seekor tikus kecil keluar dari sebuah kotak sampah tak jauh dari situ. Berlari, lalu menembus begitu saja ke pojok tembok penghalang itu. Tanpa pikir panjang, Jeno mengikuti tikus itu dan berhasil menembus pojok tembok itu.

Tepat ketika Jeno berpindah ke sisi lain tembok itu, pasukan Donghae datang. Donghae berjalan menelusuri tempat itu, berharap ada tanda-tanda Jeno yang bersembunyi. Ia meraba-raba tiap sisi tembok itu, bahkan hingga ke pojok yang tadi ditembus Jeno dan seekor tikus.

"Aneh.. Tidak ada jalan keluar dari sini.. Tidak ada tempat sembunyi disini.. Tapi aku yakin tadi ia berbelok kemari.. Dimana dia sekarang?" tanya Donghae sembari pergi dari jalan buntu itu.


































•••••

"Huah! Syukurlah aku selamat.." ucap Jeno penuh kelegaan. Ia selamat dari kejaran pasukan ayahnya. Namun, ia tidak tahu berada di mana sekarang.

Tempat itu, didominasi warna gelap. Ada banyak kios disana. Apakah ini bagian dari bazaar di tengah kota tadi, Jeno juga tidak tahu. Ia berjalan perlahan tanpa menatap mata orang di sekelilingnya. Semua orang disana menatapnya tajam, seolah ingin mengulitinya.

"Hei.. Kau bukan bagian dari kami.."

"H-huh?"

"Bagaimana kau bisa kemari? Kau orang asing."


Semua orang di tempat aneh itu mengepungnya. Lee Jeno, pelaut yang dikenal bengis ketika menghabisi musuh-musuhnya, tidak bergeming sama sekali dari tempat berpijaknya, tidak menarik keluar pedang yang selalu mencabut nyawa banyak pelaut dan tentara.

'K-kenapa aku setakut ini?! Mereka tidak biasa...'

"Lepaskan dia, teman-temanku.. Jangan mengambil korban di malam sakral ini, melainkan.. Kita harus menenangkan diri agar kekuatan bulan masuk dalam diri kita.." Jeno harus mengucapkan beribu terimakasih pada orang asing bertudung yang menyelamatkannya. Orang-orang yang tadi mengepungnya perlahan-lahan mundur dan kembali pada kegiatan mereka. Orang itu mendekatinya.

"Ada perlu apa, anak muda?" Jeno dapat menangkap senyum tipis dari bibir orang itu yang tertutup cadar.

"Aku minta maaf, sepertinya aku mengganggu kalian.. Aku hanya–

"Melarikan diri?"

"Well, y–

"Dari ayahmu dan para pasukan kerajaan?"

Mata Jeno membulat sempurna. Demi Neptunus! Siapa orang di depannya ini?! Hal semacam itu adalah rahasia yang Jeno tutupi dari semua orang..

"Aku hanyalah salah satu dari mereka.. Dan aku sudah tahu kisah tentangmu."

"K-kemana jalan keluar dari sini?" Entah setan dari mana merasukinya, Jeno merasa takut sekarang.

"Santai saja.. Ikut dulu denganku, dan mungkin kau akan suka Syropp Liqueur buatan periku.."

"Tidak, terimakasih.. Aku.. Aku permisi." Jeno melangkahkan kakinya cepat dari hadapan si orang misterius, berusaha pergi dari tempat aneh dan menyeramkan ini.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang