Tiga puluh Dua

2.8K 623 155
                                    

Donghae berjalan mundur dari bowsprit dengan tatapan tidak percaya. Ia terus menggeleng seolah menyangkal semua yang matanya lihat.

Dug!

Tubuhnya menabrak tiang utama kapal. Tangannya membekap mulutnya. Pandangannya terus mengarah ke arah bowsprit yang sebagian kayunya ternodai warna merah. Ia jatuh terduduk. Entah dosa apa yang ia lakukan lagi sekarang. Matanya mulai berkabut hingga airnya turun bersamaan dengan rintik hujan yang membasahi tubuhnya. Bibirnya terus menggumamkan nama orang yang baru saja ia bunuh, yang sekaligus merangkap sebagai Putera Mahkota kerajaannya. Kondisi tubuhnya kembali seperti semula. Tetapi ingatannya hilang. Yang ia ingat hanyalah kematian anaknya yang begitu tragis dan pertemuannya dengan Neptunus di Coral Legion.

Penyesalan tinggalah penyesalan. Ia terlalu berambisius untuk membawa anaknya pulang, tanpa memikirkan cara yang tepat. Terperangkap dalam keambisiusannya dan sikap gegabahnya dalam menerima tawaran Neptunus.

Tuk...

Sebuah benda kecil menggelinding di dekatnya. Donghae mengambilnya dan mengamatinya. 'Milik siapa ini?' Batinnya. Kalung dengan ornamen daun dan sebuah mutiara kecil yang menggantung sebagai bandulnya.

Creek..

Creek..

Donghae mengernyit ketika melihat permukaan putih bersih mutiara itu retak. Apa yang terjadi hingga mutiara itu retak?





























Craaang!!
























"M-mutiara Hitam?!"

Jdeer!!!
Jdeer!!!

Hyuuuuu!!!

Tepat ketika Donghae menyelesaikan kalimatnya, badai semakin mengganas. Petir menyambar-nyambar dengan kilat menyertai mereka. Deburan ombak semakin gencar menggempur kapal itu.

"Akhirnya pencarianku berakhir.. Hahaha!!"

Donghae menoleh ke asal suara. Ia melihat sebuah sosok di atas gelombang ombak. Seketika wajahnya mengeras penuh dendam.

"Kau.."

"Hahaha! Ya ya ya! Ini aku! Neptunus Taeyong yang baru saja kembali!! Nah, serahkan benda itu." Taeyong menatap Donghae dengan sinis.

"Tidak! Setelah apa yang kau lakukan, aku memilih untuk menentangmu!!" Donghae segera bangkit berdiri dan mengalungkan kalung dengan kepingan terakhir Mutiara Hitam itu.

"Oh ayolah.. Kematiannya adalah sebuah ketidaksengajaan. Sebelumnya aku tidak merencanakannya.."

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang