Luke belum makan siang dan pasti dia sudah lapar. Jadi aku mengajaknya untuk makan di saung yang ada di sawah, aku juga mengajak Novi dan Nadia untuk ikut bersama kami. Luke juga sudah tidak begitu takut dengan mereka dan satu yang membuatku ingin tertawa, yaitu mereka harus menggunakan bahasa isyarat saat berbicara pada Luke dan begitu pula sebaliknya.
Tapi saat asik berbincang-bincang tiba-tiba ponsel Luke berdering membuat Luke harus menghentikan perbincangan dan makan nya sejenak untuk mengangkat deringan ponselnya itu. Ternyata itu adalah Liz—dia menelephone via video.
Aku bisa melihat Liz yang sedang bersantai di kamarnya dan dia tersenyum saat melihat Luke dan aku, aku membalas senyumannya dan juga melambaikan tanganku. "Hi mom." Sapa Luke. "I miss you, Lucas." Ucapnya dari seberang sana.
"I miss you too, but i'm happy here! Abel's family treat me well and look! I got some new friends here!!!" Seru Luke sembari mengarahkan kamera ponselnya pada Nadia dan Novi. Hatiku sedikit mecelos saat Luke berbohong pada Liz mengenai keluargaku yang memperlakukannya dengan baik. Kenapa jalan cinta ini begitu rumit? Bagaikan naluri, tanganku bergerak dengan sendirinya untuk membelai kepala Luke dengan lembut.
Aku terus mendengarkan dan tidak berkata sepatah katapun karena aku tidak mau menganggu Liz yang sedang melepaskan rasa rindu kepada anak bungsunya ini. Liz sempat menanyakan kedua orang tuaku dan Luke menjawabnya bahwa kami sedang bermain dan tidak sedang bersama kedua orang tuaku—dia mengatakan yang sebenarnya.
"Teh, kok teteh keliatannya mesra banget sama si Luk. Kamu pacaran sama dia?" Tanya Nadia dengan suaranya yang pelan agar tidak menganggu perbincangan Luke dan Liz. Aku berpikir sejenak sebelum menjawab, apakah aku sebaiknya menceritakan yang sebenarnya pada mereka? Atau sebaiknya tidak? Tapi mereka adalah teman-temanku sedari kecil dan mereka pasti bisa menjaga rahasia ini.
Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya—berharap bahwa aku tidak akan salah langkah. "Iya, aku sama Luke pacaran—kami udah pacaran dua tahun dan aku bawa dia kesini karena kami mulai mau ngejalanin hubungan ini ke jenjang serius." Wajah mereka tampak terkejut dengan penjelasanku.
"Tapi bapak sama mama malah mau jodohin aku sama Jefri, aku gamau! Aku maunya sama Luke. Aku tau orang-orang bakal berpikir kalo Luke mau sama aku karena nafsu seksual dan aku mau sama dia cuma karena tampang ganteng dan uang keluarganya dia aja. Tapi Luke nggak gitu, kalo dia emang ngejar nafsu seksual kenapa dia gak perkosa aku dari awal pas pertama kali ketemu? Australia itu negara dengan pergaulan seksual yang bebas, tapi Luke justru lindungin aku bahkan dia belum pernah cium bibir aku sama sekali dan dia bener-bener ngehargai budaya aku sebagai orang Indonesia."
"Ya ampun... Si Luk ternyata baik banget ya, jadi pengen punya cowok kaya dia." Ucap Nadia. "Tapi jalan cerita aku sama Luke gak mulus. Orang tua aku pengennya aku sama Jefri dan orang tua aku mikir kaya yang tadi aku bilang—Luke mau sama aku karena nafsu seksual."
"Tapi teteh udah jelasin kaya gini ke orang tua teteh?" Kini Novi yang bertanya. Aku mengangguk, "Udah, tapi gak direspon. Dan sekarang Jefri malah lagi deketin Luke, tapi aku tau kalo dia punya maksud jahat buat jatohin Luke."
"Terus gimana dong?" Ucap Nadia sembari menepuk pundukku. "Kalian cukup rahasian aja kalo aku lagi dijodohin sama Jefri, kalian juga harus rahasian kalo Luke itu pacar aku. Aku takut kalo nanti ternyata aku gagal nikah sama Luke dan orang-orang kampung bakal berpikir kalo aku tuh cewe gak bener karena udah bawa pacar ke kampung tapi malah nikah ke orang lain."
"Tenang aja teh, kita dukung teteh. Kita bakal jaga rahasia teteh dan bakal lindungin kalian berdua. Iya kan, Nad?" Nadia mengangguk dan membuatku tersenyum. "Makasih ya, kalian emang bener-bener sahabat aku yang terbaik."
"Iyaa. Eh tapi berarti pupus dong harapan aku buat dapetin si Luk?" Canda Nadia yang membuat kami tertawa. "Eh teh, Ceu Nita boleh tau masalah ini?" Novi kembali bertanya. "Kayanya gak usah deh, aku gak pengen banyak orang yang tau karena nanti pasti ke-umbar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukman 2020
Fanfiction"Im going to Bandung to meet my girl's fam. Im so exited!" -Luke Hemmings. "SAHA MANEH?!" -Abel's daddy. "What were you doing? You're sweating." Ucapku saat merasakan tubuhnya yang lengket. "Why are you sweating?" Luke kembali bertanya. "I was ironi...