Namaku Abel, aku berasal dari Jawa Barat. Ya, aku suku sunda. Aku berasal dari keluarga yang sederhana, sangat sederhana dengan budaya sunda yang cukup kental. Aku cukup dekat dengan kakek dan nenekku karena rumah nenek dan kakek dari pihak bapak berada di depan rumah dan rumah kakek dan nenek dari pihak mama berada di belakang rumah. Tentu saja kami sangat dekat.
Aku juga mempunyai teman dekat, temanku sedari kecil. Mereka adalah Nadia, Nita, Novi. Nadia adalah anak tertua diantara kami, dia berbeda satu tahun denganku dan Nita dan beda dua tahun dengan Novi. Ya, Novi adalah yang termuda.
Nita adalah sosok yang cantik, memiliki banyak teman. Entahlah, sedari dulu dia sering diperebutkan untuk diajak bermain. Dia memang menyenangkan.
Novi, dia adalah sosok yang cukup centil dan terlalu banyak menghabiskan uangnya untuk jajan, dia juga yang paling cerewet dan cengeng diantara kami. Entah ini hanya pemikiranku atau memang benar adanya... tapi biasanya orang yang paling cerewet adalah orang yang paling cengeng.
Aku sangat dekat dengan kedua orang tuaku. Tapi sedekat apapun, aku tidak pernah berani pada bapak sedangkan aku berani bercanda layaknya teman sebaya bersama mama. Tidak, bapak bukanlah sosok yang galak dan mengerikan. Tapi entah mengapa...sedari dulu aku memang tidak berani pada bapak. Sedikit saja bapak menyentakku atau melarang sesuatu, kedua mataku secara otomatis akan berkaca-kaca dan mulai menangis secara diam-diam. Well, pada dasarnya bapak adalah sosok yang tegas dan keras.
Berbeda dengan mama yang menurutku seorang ibu terkocak sedunia. Dimana orang-orang akan sangat bersemangat setelah meminum kopi, berbeda dengan mama yang justru tertidur pulas setelahnya. Dia secara rutin menonton serial drama India di salah satu stasiun televisi Indonesia yang sering mengundang artis India. Uniknya jika ada seseorang yang duduk disampingnya saat menonton, dia akan menjelaskan jalur cerita serial drama itu tanpa kita pinta sekalipun.
Dan saat menjelang siang, dia akan beralih ke stasiun televisi Indonesia yang sering mengadakan acara dangdut untuk menonton sinema pintu taubat atau kisah nyata. Dan setelah itu televisi tidak berganti sampai sebuah sinema yang dibintangi oleh seorang raja dangdut.
Lalu setelah selesai, dia akan mengganti ke sebuah stasiun televisi yang bermoto "oke" untuk menonton dua serial drama dramatis dan komedi sampai pukul setengah sebelas malam.
Mama dan bapak cukup sering memperebutkan televisi karena bapak ingin menonton berita. Sampai akhirnya bapak mengalah dan membelikan tv baru yang dipasang di kamar.
Itu semua terjadi sejak aku kecil hingga aku dewasa dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Australia. Tapi, keunikan yang ada di keluargaku tidak pernah pudar. Salah satunya adalah selalu bergerak cepat dalam kondisi apapun, seperti WAMIL (Wajib Militer). Sebenarnya aku sangat muak dengan sikap mama dan bapak yang selalu memerintah dengan terburu-buru dan akan sangat cerewet jika aku mengerjakan suatu hal sedikit lambat. Ya, persis seperti wajib militer.
Bapakku menanamkanku dengan jiwa nasionalisme sejak kecil. Sejak usiaku empat tahun, aku sangat jarang mendengar lagu anak-anak seperti balonku dan lainnya. Bapak akan memutarkan lagu-lagu wajib nasional dan akan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya setiap paginya. Aneh memang.
Awalnya aku menganggap itu semua aneh karena hanya keluargaku lah yang melakukan hal-hal aneh seperti itu, dan kadang aku malu. Tapi setelah aku meninggalkan keluargaku dan Indonesia, aku merasa kehilangan semua itu, bahkan semua hal-hal kecilnya.
Aku sudah berada di Australia selama dua tahun, dan selama itu aku tidak pernah pulang karena aku dan keluargaku tidak punya cukup banyak uang untuk pulang. Tapi tahun ini aku bersyukur, tabunganku sudah lebih dari cukup untuk pulang. Tapi satu yang mengganjal dihatiku saat ini. Ada sedikit ragu untuk pulang karena bapak sedang menjodohkanku dengan anak temannya, tapi...hatiku sudah terjatuh pada seorang Australian dan dia akan ikut pulang ke kampungku untuk liburan. Pertanyaannya, akankah bapak dan keluargaku menerima seorang Australian? Seorang Luke Hemmings?
Jadi disini aku akan menceritakan kisahku. Doakan aku agar bisa menyelesaikan cerita ini, biasakan agar tidak malas memberikan vote pada sebuah cerita di setiap chapternya. Karena vote itu sangat berharga untuk seorang penulis wattpad sepertiku.
Baiklah, inilah kisahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/153063317-288-k712547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukman 2020
Fanfiction"Im going to Bandung to meet my girl's fam. Im so exited!" -Luke Hemmings. "SAHA MANEH?!" -Abel's daddy. "What were you doing? You're sweating." Ucapku saat merasakan tubuhnya yang lengket. "Why are you sweating?" Luke kembali bertanya. "I was ironi...