Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi, aku sudah mengerjakan pekerjaan rumahku dan rumah mbah, aku juga sudah sarapan, tapi Luke belum juga bangun dari tidurnya. Apa dia baik-baik saja? Aku ingin melihat keadaannya, tapi kurasa ini bukanlah saat yang tepat. Sebaiknya aku menunggu sampai dia siuman. Bapa sedang ada urusan pupuk, sedangkan Mbah dan mama sedang sibuk membicarakan gosip yang sedang dibahas di televisi sembari ditemani dengan secangkir kopi. Aku yakin, tidak lama lagi mereka akan tertidur pulas.
Beberapa menit kemudian aku dikagetkan dengan pintu kamar Luke yang terbuka, dia keluar dengan memasang wajah lemas dan juga sedikit kebingungan. "How can i wake up here? As i recall, i was on the ronda malam to keep this village safe." Pekikannya membuat mama dan mbah bangkit dari posisi mereka untuk menghampiri Luke.
"Okay, calm down. Sit here." Aku menarik pelan lengannya agar duduk di sampingku, aku juga meminta mama untuk mengambilkan segelas air putih untuk Luke. "What happened last night?" Dia kembali bertanya, namun dengan nada bicara yang lebih tenang. Mama datang dengan membawa segelas air putih dan memberikannya langsung kepada Luke, Luke meminumnya sampai habis dan tidak tersisa setetespun.
"Can you remember something? Like,, what did you do while at the patrol post?" Aku bertanya dengan nada se santai mungkin. Luke terdiam sejenak, alisnya mengerut, mencoba untuk mengingat apa saja yang sudah terjadi semalam. "I came to the patrol post, i greeted them and they greeted me. We just talked and they started to talk about how big my penis is and Jefri forced me to open my pants, they made me feel uncomfortable so i said to them that i need to pee."
"So i went behind the patrol post and found a big tree, i pee behind it. I saw a girl, she wore a white gown and she has a very long black hair. She stared at me with a straight eyes... and,, that's all. What happened?"
"Itu mah kuntilanak! Di pohon itu emang ada kuntilanaknya! Namanya Sanaswati, tapi dia suka ngaku-ngaku jadi Iis Dahlia." Jelas mbah yang kini duduk tepat di depan Luke. "Wait, wait, what? My phone's die cause i forgot to charge it, so i can't translate your words."
Loh, kok mbah ngerti apa yang Luke omongin?
"So, the girl that you saw last night is not a real girl." Aku mencoba menerjemahkan sebisaku apa yang mbah katakan. "What do you mean?"
"She's a ghost, like white lady." Detik itu juga mata biru Luke membulat, "Holy fuck! So... white lady is real?! I thought that it's just a myths."
"And i came to the patrol post while you were peeing and you sat next to me. You looked ahead with a blank stare, so i called your name but you didn't answer me and all you did was screaming and yelling to everyone but in indoneisan and sunda. You speak indonesian and sunda fluently last night."
"Really?! Oh my god! That was so cool!!! Did you record it?" Aku menggeleng, "I didn't, i panicked. You start to cry and you hit your own body, like you feel disgusted with yourself."
"Oh lord, that was horrible. But it's cool at the same time."
"How's your feeling now?"
"I'm good, i'm exited." Jawab Luke dengan semangat. "Even if you lose your lip ring?" Kembali, Luke kembali terkejut dan berlari menuju kamarnya sebelum dia mulai menjerit "Oh no!!! My lovely lip ring!!!" Lalu dia kembali keluar kamar dan bertingkah seperti biasa. "You sad?" Tanyaku. "You know what? It doesn't matter losing my lip ring or not, it doesn't matter just as long as i get all you for the rest of my life." Ucapnya dengan lembut dan memberikan senyuman manisnya padaku. Perkataannya membuat pipiku memerah dan memanas. Beruntung mama dan mbah tidak mengerti apa yang Luke bicarakan.
Seseorang memanggil namaku dan Luke dari luar rumah, membuat kami berdua segera bergegas keluar rumah. Ternyata itu adalah Novi dan Nadia, mereka mengajak kami untuk berenang di sungai. Luke tampak bersemangat karena dia memang sangat bersemangat untuk mencoba hal-hal baru, tapi aku tidak. Aku memang berasal dan dibesarkan di kampung ini, tapi sedari kecil aku tidak pernah berani untuk berenang di sungai. Aku tidak bisa berenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lukman 2020
Fanfiction"Im going to Bandung to meet my girl's fam. Im so exited!" -Luke Hemmings. "SAHA MANEH?!" -Abel's daddy. "What were you doing? You're sweating." Ucapku saat merasakan tubuhnya yang lengket. "Why are you sweating?" Luke kembali bertanya. "I was ironi...