Ahra memasukkan beberapa buku terakhir kedalam kotak yang sudah dia persiapkan. Matanya lalu menelusur ke sekeliling kamar, dan dia kembali menghela nafas panjang.
"Sayang, sudah siap?" Papa-nya melongok dari balik pintu yang sedikit terbuka, dan Ahra menoleh, tersenyum menatapnya.
"Sebentar lagi, Pa." Jawabnya.
"Baiklah. Kalau kau sudah siap Papa menunggu di bawah, okay?"
Ahra kembali mengangguk. Dan pintu kamarnya kembali berderit tertutup.
Hari ini dia akan pindah ke rumah ibu barunya. Papa-nya baru saja menikah kemarin lusa dan setelah perdebatan panjang akhirnya dia dan Papa-nya setuju untuk tinggal di rumah ibu barunya.
Dia adalah seorang wanita yang cantik, dan sangat menyayangi dia dan Papa-nya. Ahra tidak meragukan itu. Bertahun-tahun sudah gadis itu melihat Papanya merasa kesepian, dan saat Papa-nya itu meminta izin padanya untuk menikah lagi, Ahra tidak sanggup menolak.
Tapi bukan itu masalahnya.
Rumah ini penuh dengan kenangan saat keluarganya masih utuh seperti dulu. Saat Mama-nya sendiri belum berselingkuh dan menyebabkan kekacauan. Dan sebenarnya Ahra masih merasa berat untuk meninggalkan semua kenangan itu.
Itu sudah beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat Ahra masih berada di sekolah dasar. Sekarang Mama-nya sudah menikah lagi dan tinggal di Amerika bersama selingkuhan yang sekarang sudah menjadi suaminya. Sedangkan Papa-nya baru menikah lagi kemarin lusa, tepat setelah Ahra melaksanakan upacara penerimaan mahasiswa baru di Seoul University.
Ahra kembali menguatkan hatinya, dia lalu bangun dan mengangkat kotak terakhir yang baru saja dia bereskan.
Kehidupan baru sudah menantinya, dan Ahra berharap semuanya akan berjalan baik dan sesuai dengan keinginannya.
🌹
Ahra membuka pintu mobil Papa-nya dan keluar dari sana, matanya segera menelusuri bangunan megah didepannya. Rumah ini berkali lipat lebih besar dari rumahnya.
Gadis itu kembali merapatkan mantel tebalnya, lalu berjalan ke belakang mobil, tepatnya bagian bagasi. Papa-nya terlihat sedang menurunkan barang-barang Ahra yang dibawanya untuk pindah kesini.
"Kau masuk saja sayang, Papa yang akan membawanya." Papa-nya berucap, masih sibuk menurunkan beberapa barang lagi.
"Aku bisa melakukannya juga, Pa. Jangan menganggap aku anak kecil yang tidak bisa melakukan apapun." jawab Ahra sembari mulai mengangkat salah satu kotak barangnya. Belum satu langkah gadis itu berbalik, tiba-tiba seorang laki-laki merebut kotak itu darinya.
"Biar aku saja!" ucapnya dengan sebuah senyum lebar. "Kau istirahat saja didalam, biar aku yang membereskannya untukmu!" ucapnya dengan nada riang.
Ahra tersenyum menatap laki-laki tampan yang sekarang menjadi kakak tirinya itu. "Tidak usah, Kak. Aku bisa melakukannya sendiri." jawab gadis itu, mencoba menolak dengan halus.
"Oh, tidak, tidak. Ini perkerjaan berat Ahra, biar laki-laki yang melakukannya." Changwook menjawab sembari menumpuk satu kotak lagi untuk dibawanya. "Lihat? Akan lebih cepat selesai kalau aku yang mengerjakannya." lanjutnya lagi sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
Seorang perempuan cantik yang sudah cukup berumur keluar dari dalam rumah tidak lama kemudian, dia tersenyum saat melihat Ahra. "Oh, Ahra." dia mendekat dan mencium kedua pipi Ahra, "Selamat datang, sayang. Eomma senang akhirnya kita bisa tinggal bersama," ucapnya sambil mulai menggiring Ahra masuk kedalam rumah megahnya. Gadis itu hanya menurut.
"Aku juga senang punya ibu baru yang cantik seperti Eomma," jawab Ahra dengan sebuah senyuman.
"Ohh, kau manis sekali," ibu tirinya kembali menatap Ahra dengan penuh kasih sayang. "Oh iya, Eomma sudah menyiapkan kamarmu. Kau mau melihatnya?" tanya perempuan itu lagi. Ahra hanya mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Fanfiction©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents