Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan seharusnya Ahra sudah tertidur lelap saat ini, tapi nada dering ponselnya yang cukup keras menyentakkan Ahra bangun dari tidurnya.
Gadis itu masih setengah mengantuk saat mencoba meraba-raba ke dalam selimut tebalnya, dan akhirnya menemukan ponselnya yang sedari tadi masih keras berdering. Tanpa melihat siapa ID penelfon di layar ponselnya, gadis itu menggeser ikon telfon berwarna hijau disana.
"Ya?" Ahra menjawab dengan suara serak sambil kembali memejamkan matanya.
"Hei, kau sudah tidur?" sebuah suara menjawab dari seberang sana.
"Tadinya. Siapa ini?" tanya Ahra lagi malas-malasan masih sambil dengan mata tertutup.
"Baekhyun."
Ahra langsung membuka matanya lebar-lebar dan merubah posisinya untuk duduk di tempat tidur, "Oh. Ada apa kak?"
"Aku mengganggu tidurmu ya?" Baekhyun kembali bertanya dari seberang sana, dan Ahra menggeleng pelan seolah laki-laki itu bisa melihatnya.
"Tidak. Aku baru saja naik ke tempat tidur."
Tidak apa-apa 'kan kalau dia sedikit berbohong?
Ahra menguap kecil dan menjangkau lampu tidur di meja nakasnya, menekan tombol 'on' disana. Segera ruangannya menjadi terang kembali.
"Apa ada masalah?" tanyanya lagi.
Baekhyun tergelak kecil dari seberang sana, "Tidak," jawabnya, "Anggap saja aku merindukanmu dan ingin mendengar suaramu."
Pipi Ahra segera bersemu merah mendengarnya. Dia tidak menjawab kalimat Baekhyun.
"Ahra? Kau masih disana?" Baekhyun kembali bersuara setelah beberapa saat Ahra tidak menjawabnya.
"Eh-iya," gadis itu bersuara kembali.
"Dengar," Baekhyun memberi jeda pada kalimatnya seolah sedang berpikir matang-matang, "Aku-aku ingin minta maaf soal ciuman di kantin tempo hari itu."
Pipi Ahra kembali memerah malu, dia memainkan keliman selimut tebal di pangkuannya saat menjawab, "Ya, tidak apa-apa."
"Aku pikir kau marah padaku karena melakukan seperti itu dengan tiba-tiba."
"Tidak, sama sekali tidak. Aku hanya-aku hanya merasa malu dan terkejut. Itu saja," Ahra menjawab pelan.
Baekhyun tertawa pelan dan mendesah lega, "Syukurlah." jeda sejenak, "By the way, apa kau ingat tentang hutangmu?" tanyanya kemudian.
Gadis itu mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Hutang?" ucapnya mengulang kata-kata laki-laki itu.
"Ya, hutang. Kau berhutang padaku. Kau tidak ingat?" ucap Baekhyun lagi.
Ahra tiba-tiba menjadi panik.
Oh, tidak. Hutang apa yang Baekhyun maksudkan? Ahra tidak ingat dia pernah meminjam sesuatu pada laki-laki itu.
Baekhyun tiba-tiba tergelak saat Ahra tidak menjawabnya dari seberang sana.
"Kau berhutang minum kopi padaku, ingat?" ucapnya.
Gadis itu segera mendesah lega dan tertawa canggung saat mendengar jawaban Baekhyun, "Oh iya, benar juga."
"Jadi ... bagaimana?" laki-laki itu kembali bertanya.
"Bagaimana apanya?"
"Kapan kau berencana untuk membayarnya?" tanya Baekhyun lagi.
"Uh-itu ... terserah kak Baekhyun saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Hayran Kurgu©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents