Ahra memutar kembali keran di depannya dan kembali berkumur. Setelah selesai gadis itu kembali mematikan kerannya dan keluar dari kamar mandi, menuju meja nakas di sebelah tempat tidurnya dan membuka laci kecil disana. Dia mengeluarkan satu wadah tablet obat yang sudah hampir habis, mengambil satu lagi dan kembali meminumnya.
Kenapa juga sakitnya tidak sembuh-sembuh sih? Padahal sudah beberapa hari, tapi masih juga tidak mereda.
Sejak kecil Ahra tidak pernah suka pergi ke rumah sakit. Dia membenci bau rumah sakit yang seperti antibiotik itu. Mengingatkannya pada kenangan menyedihkan saat neneknya yang dia sayangi meninggal disana.
Jadi dia lebih memilih meminum obat yang dia beli dari apotek sampai sakitnya mereda, seperti yang biasa dia lakukan.
Gadis itu kembali melirik jam berbentuk burung hantu yang tergantung diatas tempat tidur. Pukul tujuh tepat.
Waktunya sarapan.
Ahra menghela nafas lelah. Dia tidak suka saat sarapan.
Karena dia harus melihat Sehun yang masih saja bersikap seperti bajingan yang sama sekali tidak merasa bersalah.
Ahra meraih cardigan hitam miliknya dan memakainya, melapisi gaun sederhana berwarna hijau mint yang dia pakai pagi ini.
Saat dia sampai di bawah, sudah ada ibunya dan Yoona yang sedang menyiapkan sarapan pagi ini dan Papa-nya yang sedang membaca koran sambil meminum kopi paginya.
"Selamat pagi, sayang." Ibunya berucap sambil tersenyum. Ahra hanya mengangguk menjawabnya dan mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan.
"Kau baru bangun?" Yoona bertanya kemudian, dan Ahra segera mengalihkan perhatiannya pada perempuan itu.
"Akhir-akhir ini aku sedang tidak enak badan, eonnie." jawabnya.
"Oh ya?" Yoona segera mendekatinya dan menyentuh dahi Ahra. "Kau sudah pergi ke dokter?" tanyanya kemudian. Ahra hanya menggeleng pelan.
"Aku tidak suka rumah sakit." Jawabnya dengan nada seperti anak kecil.
Yoona terkekeh kecil. "Ya sudah. Nanti aku akan membuatkan minuman jahe supaya kau merasa baikan, okay?" ucapnya. Ahra tersenyum kecil dan mengangguk dengan segera.
Tak lama kemudian, Changwook dan Sehun memasuki ruang makan.
Sehun sudah rapi dengan pakaian kerjanya, sementara Changwook memakai celana pendek dan sebuah kaus tipis yang biasa dia pakai saat di rumah.
Dia sedang berada dalam masa cuti setelah menyelenggarakan pernikahannya dan sekarang sedang menyiapkan rencana bulan madu bersama dengan istrinya.
"Selamat pagi sayang," Changwook berucap sambil mengecup pipi Yoona singkat. Sementara Sehun langsung mengambil posisi duduk di salah satu kursi meja makan.
Entah sengaja atau tidak, laki-laki itu mengambil tempat duduk tepat di depan Ahra yang masih menatapnya dengan wajah yang sulit diartikan. Sehun bahkan sedikitpun tidak melirik Ahra yang masih menatapnya sedari tadi. Dia sedang sibuk dengan ponselnya saat ini.
"Kapan kalian berangkat?" ibu Changwook bertanya di sela-sela acara sarapan mereka. Changwook dan Yoona segera mengalihkan perhatian pada perempuan itu.
"Besok siang, eomma." Changwook menjawab setelah menelan makanannya.
"Jangan sampai ada yang ketinggalan dan pastikan semuanya sudah beres, okay? Aku tidak mau bulan madu kalian jadi terganggu karena masalah yang nanti muncul di tengah-tengah." Ucap ibunya kembali sambil menuangkan air putih ke gelas suaminya.
"Iya, eommo-ni." Yoona yang menjawab.
Ahra dan Sehun hanya bungkam di tengah percakapan itu.
Kalian tau sendiri kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Fanfiction©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents