CHAPTER 16B : White Wishes

15K 1K 31
                                    

Ahra menatap bayangannya sendiri di cermin di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahra menatap bayangannya sendiri di cermin di depannya.

Rasanya menakjubkan. Ahra bahkan masih tidak percaya kalau akhirnya dia bisa menjadi seorang pengantin. Bersama orang yang dicintainya.

Yoona tersenyum saat pandangannya bertemu dengan kedua iris russet Ahra yang menatapnya melalui cermin.

Tangannya masih sibuk membenahi tatanan rambut si pengantin wanita yang sedang duduk di depan meja riasnya.

"Eonnie.." suara Ahra memecah keheningan ruangan luas bernuansa putih itu.

"Hm?" Yoona menyahut tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya menata rambut adik iparnya itu.

"Terimakasih," ucap Ahra, kembali tersenyum lembut saat menatap Yoona kembali. "Aku bahagia sekali karena memiliki kakak perempuan seperti eonnie. Terimakasih, eonnie.." ucapnya pelan, dengan penuh ketulusan.

Kegiatan Yoona terhenti. Kedua tangannya berpindah pada kedua sisi bahu Ahra. Sebuah senyuman cantik kembali menghiasi wajahnya saat dia berucap, "Aku yakin semua ini sudah diatur oleh Tuhan, Ahra. Terlahir di dunia ini, bertemu dengan Changwook dan Sehun, bertemu denganmu, semua ini sudah diatur oleh Tuhan. Dan aku begitu bersyukur karena setelah semua kesulitan yang terjadi, kau akhirnya kembali pada kami." Ucapnya lembut.

Ahra merasakan matanya kembali memanas.

Karena inilah dia tidak pernah bisa sedikitpun memiliki perasaan marah atau membenci Yoona. Dia benar-benar seperti malaikat.

"Terimakasih, eonnie.." dia berbisik, membuat Yoona ikut menatapnya dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Perempuan tinggi itu akhirnya memeluk tubuh Ahra dari belakang.

"Jangan menangis sayang, kita tidak mau riasanmu berantakan, 'kan?" ucap Yoona sambil sedikit tersenyum, membuat Ahra mau tidak mau juga ikut tersenyum, menyeka air mata di ujung matanya.

Tak lama kemudian, pintu putih besar ruangan itu terbuka, dan dua orang perempuan melangkah memasuki ruangan. Ahra bisa melihat keduanya dari bayangan yang terpantul dari cermin di hadapannya.

"Eomma? ..Mama?" dia berbisik pelan saat menyadari siapa yang memasuki ruangannya. Dengan refleks Ahra bangun dari tempat duduknya, berbalik dan menemukan Mamanya menatap dirinya dengan air mata yang meleleh di kedua sisi wajahnya.

"Sayang," perempuan itu segera memeluk Ahra, erat. Penuh dengan perasaan rindu. "Maafkan Mama. Maafkan Mama, sayang. Aku bukan Mama yang baik untukmu. Maaf karena kau harus melewati semua kesulitan dan penderitaan ini sendirian. Kalau Mama bisa, Mama ingin mengganti semua yang sudah Mama lewatkan. Mama ingin sekali mengganti semua waktu yang sudah terbuang," Perempuan yang memeluk Ahra itu berucap berulang-ulang dengan nada yang penuh dengan rasa penyesalan.

Dan Ahra, akhirnya ikut menangis juga. "Jangan berkata seperti itu, Ma. Meski bagaimanapun juga Ahra tetap menyayangi Mama." Ucapnya sambil ikut menangis di pelukan ibunya.

Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang