Laki-laki itu memperhatikan Ahra yang sedang mengetik sesuatu di layar ponselnya. Dia kelihatan sibuk dengan dunianya sendiri. Sehun menyesap kopinya sesaat sebelum membuka suara, "Kupikir kita sepakat untuk menjadikan ini sebagai agenda kencan." Ucapnya.
Ahra segera mengangkat kepalanya dan menatap Sehun. Pipinya segera memerah mendengar sindiran laki-laki itu yang ditujukan kepadanya.
"Maafkan aku," ucapnya.
Gadis itu lalu kembali menikmati ice cream coklat kesukaannya yang selalu dia pesan saat dia datang ke Cafe ini. Sementara laki-laki itu hanya memperhatikannya dengan sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya.
Sehun memang pernah menjanjikan sebuah kencan pada Ahra suatu hari saat gadis itu menolak melibatkan sex-toys dalam 'aktivitas' mereka. Dan, well, kalian tau sendiri bahwa Oh Sehun selalu memiliki cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Jadi setelah beberapa kalimat bujukan dan rayuan, Ahra akhirnya menurut saat Sehun memakaikan vibrator padanya.
Oh, ayolah. Seperti Sehun tidak tau saja. Laki-laki itu sadar betul kalau adik tirinya memang memiliki perasaan kepadanya. Segalanya jelas terlihat. Dan sebuah kencan pasti akan membuat perasaannya melambung tinggi hingga dia mau menuruti apapun yang Sehun inginkan.
Bukankah itu bagus?
Tapi Sehun tidak bisa menanggapinya lebih jauh. Selain karena Choi Ahra adalah adik tirinya-yang mana akan menimbulkan masalah besar jika skandal ini diketahui orang lain- juga karena tidak ada satupun yang bisa menggantikan posisi perempuan itu di hati Sehun. Tidak satupun.
Tidak Choi Ahra, Kang Seulgi, atau gadis manapun.
Tapi-lihatlah sekarang ini. Adiknya memang sangat cantik, 'kan? Jadi jangan salahkan Sehun kalau dia jadi menginginkan lebih dari sekedar menikmati kecantikan visualnya saja. Kenapa harus diam dan memperhatikan kalau kau bisa memiliki dan memperlakukan sesukamu? Itulah prinsip Sehun.
Laki-laki itu memperhatikan bibir Ahra yang dipoles merah terang hari ini, membuat ingatan tentang perbuatan mereka semalam kembali berputar di otak Sehun. Gambaran tentang bagaimana bibir merah itu terbuka untuk melepaskan rintihan dan permohonan untuk disentuh lebih banyak lagi. Sehun tidak pernah merasa cukup ketika itu berhubungan dengan Choi Ahra.
"Bagaimana kuliahmu?" tanya laki-laki itu sejurus kemudian, menghindari pikiran-pikiran kotor tentang adik tirinya di tempat ramai seperti ini.
"Baik, sejauh ini." Ahra menjawabnya sambil mengangguk kecil tanpa menatap laki-laki itu. Sudut bibir Sehun kembali terangkat naik.
"Karena kekasihmu selalu ada disana?" lanjutnya lagi. Dia tau dia memang sedikit jahat-well, tidak sedikit. Tapi memang begitulah Oh Sehun.
Ahra menatapnya sebentar dan alisnya jadi melengkung turun karena merasa tersudut. "Baekhyun oppa tidak selalu menemuiku setiap hari," dia berucap sambil memainkan garpu yang masih berada di tangan kanannya. Nafsu makan Ahra tiba-tiba menguap begitu saja.
Kenapa sih Sehun selalu mengingatkannya tentang kesalahan besar yang dia perbuat?
"Ya ampun, berapa umurmu sebenarnya?" Tanpa diduga, tiba-tiba Sehun mendekatkan tubuhnya pada gadis itu dan tangan kanannya mengusap noda coklat yang menempel pada bagian bibir atas Ahra. Laki-laki itu lalu memasukkan ibu jarinya sendiri kedalam mulut untuk mencicipinya dengan sebuah senyuman menggoda.
"Lezat." Bisiknya kemudian.
Pipi Ahra segera bersemu merah, dia menunduk untuk menyembunyikan wajahnya. Tapi tanpa Sehun ketahui sebuah senyum kecil samar-samar terbentuk di bibirnya, seolah sebelumnya laki-laki itu tidak menyindirnya tentang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Fanfiction©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents