Dada Ahra terasa nyeri.
Dia berdiri terdiam, menatap Sehun yang masih tertidur diatas sofa. Dan tanpa dia sadari, setetes airmata membasahi lembaran yang masih berada di tangannya.
Apakah selama ini.. Sehun sungguh-sungguh mencarinya dan sudah menyesal dengan apa yang terjadi?
Apakah—apakah laki-laki itu serius ingin berubah dan menebus segalanya?
Apakah selama ini—selama ini.. dia tidak pernah salah, untuk tetap menyimpan perasaaannya pada Sehun?
Ahra tau dia memang terdengar bodoh. Tapi itu semua benar—bahwa dia, meski sudah bertahun-tahun penuh penderitaan dan kesakitan berlalu, dia masih tetap memiliki perasaan untuk laki-laki itu.
Apa? Apa yang salah dengan dirinya? Ahra juga tidak mengerti.
Laki-laki itu bahkan sudah menghancurkan semua mimpi dan masa depannya, tapi kenapa? Kenapa hatinya untuk Sehun tidak pernah berubah? Kenapa?
Ahra menghela nafas sesaat dan memutuskan untuk kembali melangkah mendekati sofa tempat Sehun terlelap, lalu berlutut di sisinya, memperhatikan betapa lelapnya laki-laki itu tertidur.
Tangan kanannya lalu terangkat dan menyentuh pipi Sehun dengan ibu jarinya.
Ahra berbisik pelan, sangat pelan sambil masih terisak. "Maafkan aku.."
Karena bagaimanapun juga, meski perasaannya masih tersimpan rapat-rapat jauh didalam hati kecilnya, dia tidak akan pernah bisa memberikan kesempatan kedua untuk Sehun.
Tidak lagi. Ahra tidak ingin jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
✨✨✨
July tergelak keras saat dia berlari keluar dari pintu kamarnya. Rambut ikal panjangnya yang diikat ke belakang ikut berayun-ayun kesana kemari saat kedua kaki kecilnya dengan lincah berbelok menuju dapur.
"Mama!" dia menjerit saat tiba-tiba saja memeluk kaki Ahra yang sedang mencuci selada.
"Oh astaga!" Ahra ikut memekik terkejut, dan saat menyadari kalau July sedang berusaha bersembunyi dari sesuatu di belakang kakinya, Ahra ikut mengalihkan perhatiannya pada pintu masuk dapur.
Sehun, dengan mata yang ditutup sebuah dasi memasuki ruang dapur dengan kedua tangan meraba-raba di sekitarnya.
July kembali tergelak keras.
"Papa bisa mendengar suaramu, princess! Stop hiding from Papa!" Sehun berucap, langkahnya semakin mendekat, kini sudah mencapai counter dapur.
Kedua tangannya kembali meraba-raba counter dapur, dan langkahnya berbelok untuk menghindari tempat yang setinggi pinggangnya itu.
Gelak tawa July semakin keras, dan dia kini mencengkram bagian belakang gaun Ahra dengan kuat.
"Julianne!" Ahra tersentak karena kini tubuhnya berbalik—dari menghadap wastafel sekarang membelakanginya—yang artinya kini dia yang berhadapan dengan Sehun yang matanya masih tertutup sebuah dasi.
Sebelum beberapa langkah Sehun mencapai tempat dimana Ahra berdiri dengan Julianne di belakangnya, gadis kecil itu segera melepaskan cengkraman kedua tangannya dari gaun Ahra dan kembali melesat berlari keluar dari dapur.
"Ha! Kena kau!"
Kedua sisi pipi Ahra segera memerah. Tubuhnya terdiam mematung karena kinerja jantungnya yang menggila—kedua tangan Sehun kini berada di kedua sisi pinggangnya—hampir dalam posisi memeluk.
Merasa ada yang salah, laki-laki itu segera melepaskan dasi yang masih menutupi sebagian besar wajah tampannya. Dan kedua obsidiannya segera bertemu pandang dengan kedua mata Ahra yang sekarang wajahnya sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Fiksi Penggemar©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents