Sejak kecil, ada satu mimpi yang sering mendatangiku saat malam.
Mimpi itu selalu sama.
Kami berada di taman. Aku dan Papa bermain bola, meniup gelembung sabun, atau mengejar serangga terbang dan kupu-kupu setiap kali mereka datang mendekat.
Pada satu waktu, Mama akan ikut bermain bersama kami, pada waktu yang lain Mama akan duduk diatas kain bermotif kotak-kotak hitam putih kecil yang kami gelar dibawah pohon di dekat danau itu.
Aku tidak tau mengapa. Mungkin karena itu adalah salah satu impian masa kecilku yang tidak pernah terwujud, karena sebelum kami sempat pergi taman itu, Mama sudah pergi duluan ke Amerika bersama suami barunya.
Angin dari utara berhembus pelan, membelai lembut dan membuatku kembali tersenyum saat kembali memejamkan mata.
Rasanya nyaman sekali.
Tak lama, sesuatu menghalangi pandanganku dari cahaya matahari menyilaukan yang menelusup dari sela-sela ranting dan dedaunan, membuatku kembali membuka mata.
Sebuah tangan, berada diatas wajahku, menghalau sinar matahari itu.
Kualihkan perhatianku ke sudut yang lain, dan menemukan seraut wajah tampan sedang memandangku dengan teduh, dengan penuh cinta.
Aku tersenyum, dan tanganku terangkat untuk menggapai tangannya, menautkan jemari kami dan mendekatkannya ke wajahku, menanamkan sebuah ciuman lembut di punggung tangannya.
"Tidurlah," katanya, membuatku kembali mengalihkan tatapanku padanya.
Aku meringkuk semakin dekat ke tubuhnya, berbaring diatas pahanya seperti ini selalu terasa menyenangkan. Membuatku merasakan sesuatu yang lebih dekat lagi pada dirinya.
"Hm," ucapku pendek, mengalihkan perhatian ke arah yang lain, melihat July dan Yoojung sedang berkejaran di pinggir danau di dekat tempat kami duduk.
Yoona eonnie dan Changwook oppa berada di dekat mereka, dan Sian yang berada di gendongan ayahnya sesekali ikut tertawa karena memperhatikan July dan Yoojung yang sedang bermain.
Kak Wendy dan Kak Baekhyun berada di sisi lain danau itu, duduk berdampingan sambil sesekali tertawa bersama. Mereka sedang kasmaran.
Aku tersenyum melihat bagaimana bahagianya mereka.
Bagaimana bahagianya diriku.
Aku tebak aku tidak bisa merasa lebih bahagia lagi dari sebelumnya.
Tiba-tiba saja sesuatu membuatku tersentak dan mengalihkan perhatianku padanya. Well, dia juga butuh perhatian rupanya.
Aku tergelak pelan dan meletakkan telapak tangan suamiku diatas perutku, lalu dengan sebuah senyuman lebar aku berucap padanya, "Dia menendang."
Sehun melebarkan matanya, terkejut, lalu menatap perutku yang dilapisi sebuah gaun dari bahan katun berwarna baby blue. Perhatian laki-laki itu sepenuhnya terfokus pada perutku, dan itu mau tidak mau membuatku tertawa pelan.
"Dia juga butuh perhatian," ucapku lagi, membuat Sehun tertawa pelan dan mulai membelai perutku dengan lembut.
Segala sesuatu tentang kehamilan keduaku sangat membuatnya antusias.
Tidak heran, ini adalah yang pertama kali untuknya. Dan bagiku, sangat menggemaskan saat melihat dia terperangah dan terpesona pada setiap perkembangan kecil adik laki-laki Julianne ini.
Sehun menunduk, menanamkan sebuah ciuman lembut penuh kasih sayang diatas perutku. "Rasanya menakjubkan sekali bisa menghabiskan setiap detik berharga ini bersamamu," dia berucap kemudian, kembali menautkan jemarinya diantara jemariku.
"Rasanya menakjubkan karena aku bisa menghabiskan sisa waktuku bersamamu," aku tersenyum menjawabnya, dan Sehun kembali tertawa pelan, mengalihkan perhatiannya kembali pada Julianne yang sedang tertawa sambil berlarian bersama Yoojung dan Sian.
"Aku rasa kita bisa mulai mencari nama untuk adik laki-laki July," suaranya menginterupsi kegiatanku mengagumi setiap lekuk wajah tampannya.
"Hm?"
"Aku suka nama Jisung." Dia kembali berucap, membuatku menautkan alis mendengarnya.
"Aku kira kita sudah sepakat untuk memberinya nama Jacob,"
Kali ini Sehun yang mengangkat salah satu alisnya, "Okay, apapun asalkan jagoan kecil kita tumbuh dengan sehat dan bahagia," jawabnya kemudian. Dan aku kembali tertawa.
"Tidak, sayang. Aku juga berpikir nama Jisung terdengar indah untuknya," ucapku kembali, membuat dia tertawa pelan.
Kami bertatapan kembali, meresapi kebahagiaan di sekeliling kami sebanyak-banyaknya.
Aku tau ini adalah keputusan yang tepat. Bersamanya, adalah keputusan paling indah yang aku buat dalam hidupku.
Karena kami sudah berjanji pada Tuhan untuk terus saling mencintai, hingga maut memisahkan kami berdua.
Dan Sehun, sudah berjanji padaku untuk mewujudkan segala mimpiku, segala impian kami bersama-sama, perlahan-lahan, sambil terus berpegangan tangan.
"Aku mencintaimu, Oh Ahra," dia bergumam, membuatku merasakan kebahagiaan yang lebih besar lagi.
"Aku juga." Jawabku pelan.
Dan meskipun dengan jalan berbatu dan kerikil tajam, aku yakin kami akan tetap terus bertahan, karena ada satu hal yang selalu aku yakini.
Bahwa cinta, selalu menemukan jalan.
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies · osh [ R/18+ ]✔
Fanfiction©caramel-hun,2018🔞 [ C O M P L E T E D ] [Proses Revisi] "Aku jadi bertanya-tanya siapa yang sebenarnya selingkuhanmu disini," Sehun menyeringai, "Aku? Atau laki-laki itu?" OH SEHUN x OC || Romance || Family || Melodrama || Bahasa || Mature Contents