Bobby memasuki studionya dengan ekspresi suram. Yang benar saja, entahlah walaupun tak yakin. Menemui Mino untuk apa? Meminta maaf? Ayolah harusnya Mino yang meminta maaf kuingatkan lagi Bobby disini yang menjadi korban bogeman Mino. Mana mungkin Bobby mau minta maaf, jangan bercanda. Tapi semua akan jadi canggung usai kejadian semalam, walaupun Bobby pria yang kadang terlihat tak tahu malu dia masih punya rasa segan walaupun dengan model teman slengekannya seperti Mino.
"Oppa, kau baru datang?" Seorang gadis menyapanya begitu memasuki lobby gedung studionya
"Oh, Rose apa kabar? Kenapa kau disini?"
"Aku bersama Jisoo, dia sedang bersama Mino. Aku sudah mendengarnya, kurasa pasti seru jika aku disana semalam melihat kalian bertengkar"
"Hey, bicaramu itu keterlaluan dasar. Kenapa Jisoo ada disini?"
"Untuk memperbaiki hubunganlah, kau pikir untuk menyatakan cinta padamu"
"Kukira mereka akan mengakhiri hubungan"
"Jadi kau menunggu Jisoo dan Mino putus? Kau menyukai Jisoo? Sungguh? Kau benar-benar menyukai Jisoo? Jadi semalam kau berniat tidur dengannya?"
"Hentikan omong kosongmu, untuk apa aku berkencan dengan Jisoo. Lebih baik aku berkencan denganmu"
"Maaf saja kau bukan tipeku"
"Yah aku ditolak"
"Pergilah sana temui mereka sebelum aku mematahkan tulang lehermu"
"Benar juga, lagian untuk apa aku mengencanimu. Aku pergi dulu bye..." Bobby berucap sambil memberikan fly kiss kepada Rose. Mereka memang dekat sebagai teman layaknya Bobby dan Jisoo karena satu kelas saat SMA dulu.
"Oh rasanya aku ingin muntah" - Rose
****
Bobby mengetuk pintu ruangannya bersama Mino, sumpah baru pertama kali ini ia sudi mengetuk pintu ruangannya sendiri. Ahh mau ditaruh mana mukanya nanti. Bobby lalu membuka pintu pelan dan melihat Mino sedang duduk berhadapan dengan Jisoo, keduanya mengalihkan atensi pada kedatangan Bobby. Canggung, tentu saja itu yang ia rasakan.
"Ekhemm.. Apa aku mengganggu?" Berdehem sebentar untuk mengurangi canggung
"Oh, Bobby oppa sudah datang. Kemarilah mari kita bicara" Jisoo terlihat ceria berbalik dengan ekspresi Mino
Bobby menyeret kursi dan duduk berhadapan dengan keduanya. Mino sempat meliriknya sebentar kemudian mengalihkan pandangan.
"Maaf untuk semalam" kata Mino singkat
"Tunggu kau bilang apa?" Bobby tak bisa mempercayainya, dia pikir dia akan dipukul Mino lagi. Mino meminta maaf? Heol? Sungguh?
"Ku bilang maaf!! Ah bocah ini tetap saja menyebalkan"
Bobby mengerjapkan matanya sebentar
"Hahahhahah.. Shit bro kau minta maaf? Sungguh kupikir itu tak akan terjadi bahkan sampai aku mati""Brengsek kau kimbab!! Jisoo lihatlah, makanya aku malas minta maaf dengannya"
"Hahhaha.. kalian benar-benar"
"Kenapa kau ikutan tertawa? Ahh menyebalkan!"
Bobby menghentikan tawanya dan kembali pada mode slengekan seperti biasa.
"Tenanglah hyung, aku juga minta maaf tentang semalam. Aku bisa memahamimu. Aku juga akan seperti itu melihat pacarku dengan pria lain yang sedang mabuk di kamar lantai atas sebuah club"
"Aku pasti aku juga akan seperti itu jika Mino bersama Rose sekalipun. Walaupun aku tahu itu tak mungkin"
"Heol, untuk apa aku dengan Rose dia itu cerewet sekali. Walaupun cantik dan sexy dia bukan style ku"
"Bobby oppa, bagaimana dengan Hanbin?"
"Hanbin? Memangnya Hanbin kenapa?"
"Kau tidak ingat? Semalam dia yang menjemputmu"
"Iya, dia pasti juga berpikir kau berselingkuh"
"Sudahlah, aku malas dengannya. Aku sedang bosan. Aku belum menghubunginya dan dia juga melakukan hal yang sama"
"Kenapa tidak putus saja?"
"Aku masih mencintainya!"
"Kalau begitu telponlah, dia tidak menghubungimu pasti sedang marah. Kau harus menjelaskannya"
"Seperti yang kau lakukan pada Mino? Sudahlah aku malas. Kurasa aku dan dia sama-sama sedang masa bosan, awalnya hanya aku yang bosan jadi aku hanya mengobrol seadanya dan bertemu sesempatnya saja. Tapi dia sepertinya tidak protes kurasa dia juga sama bosannya"
"Karena itulah kau harus menghubunginya"
"Sudahlah, mungkin dia juga tidak peduli jika aku benar-benar berselingkuh"
"Putus sajalah bro, aku kasihan dengan Hanbin. Semalam saja dia terlihat kacau mana mungkin dia tak peduli. Kau saja yang mungkin mengabaikannya"
"Aihh brengsek, kubilang aku masih mencintainya"
"Aku paling benci dengan pria seperti oppa. Kau bilang mencintainya tapi tak memperhatikannya. Kau tidak mempedulikannya tapi masih tak mau melepaskan. Auhh aku benci sekali pria sepertimu"
"Kalian berdua memang paling serasi saat menjelekan aku"
Ddrrtttt.. ddrrtttt..
Ponsel Bobby yang berada di sakunya bergetar. Bobby keluar ruangan sebelum mengangkat panggilannya. Jinhwan. Nama yang tertera di ponselnya, Bobby tak terlalu dekat dengan teman pendek Hanbin itu jadi ada apa hingga dia menelponnya?
"Hello, ada apa hyung?"
"....."
"Aku tidak bersamamya sejak pagi"
"....."
"Mungkin Chanu tau, dia kan managernya"
"....."
"Ya, aku tau kode apartemennya. Kita bertemu disana"
****
Jinhwan kesal setengah mati, benar ternyata firasatnya. Ada yang tak beres dengan Hanbin, pasti ini karena Bobby. Rasanya Jinhwan benar-benar ingin mencongkel gigi depan Bobby. Belakangan ini saat Jinhwan membahas hubungan Hanbin dan Bobby selalu saja Hanbin mengalihkannya. Kalau sampai terjadi apa-apa, lihat saja apa yang akan Jinhwan lakukan.
Jinhwan menunggu dengan cemas di depan apartemen Hanbin. Hingga ia mendengar langkah kaki tergesa yang menuju ke arahnya. Bobby datang dengan nafas terengah.
"Hyung, apa yang terjadi?"
"Entahlah aku tak tahu, aku sudah kesini bersama Chanu tadi pagi saat kukira dia datang terlambat tapi dia bahkan tak masuk kerja. Aku menghubungi teman kuliahnya dia bahkan tak ke kampus. Aku hampir gila mencarinya. Mungkin dia di dalam satu-satunya harapanku"
Bobby mulai memencet kode apartemen Hanbin, tiap detik rasanya begitu membuatnya terdekat sama seperti yang dirasakan Jinhwan.
Hingga pintu itu terbuka, apartemen Hanbin masih gelap tapi aroma alkohol yang menusuk benar-benar jelas. Bobby mulai khawatir mengingat Hanbin bukan seorang peminum handal. Jinhwan lebih khawatir, dia lebih tau seberapa Hanbin enggan dan membenci alkohol. Jika baunya sekuat ini, jelas sudah ini pasti hal yang buruk.
Bobby dan Jinhwan sama-sama tak ingin mempercayai apa yang ada si depan matanya. Hanbin yang tertidur di kasur dengan penampilan berantakan dan di meja nakasnya terdapat obat tidur berserakan dengan botol bir kosong. Jinhwan berlari dan segera memeriksa denyut nadinya. Lemah, itu yang dirasakan Jinhwan seketika ia jadi kalut.
"Bobby panggil ambulan, cepat!!!"
"Hyung ada apa?" Bobby jadi ikutan panik
"PANGGIL SAJA CEPAT BODOH..!!"
****
![](https://img.wattpad.com/cover/155840607-288-k493340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X Hanbin
FanfictionAku menulis untuk Waktu Aku menulis untuk Cinta Aku menulis untuk Kematian Aku tak mengharap sebuah balasan tapi akan ku cari sebuah jawaban Started on 20/07/2018