Tepat pukul 10 malam, jam besuk telah habis. Bobby dan Chanu mau tak mau harus pulang.
"Hyung, aku akan mengurus surat cuti Hanbin hyung, kuharap dia segera sehat"
"Terima kasih Chanu, tapi sepertinya ini akan memakan waktu lama"
"Akan ku urus cutinya selama 1 minggu"
"Terima kasih, setelah itu aku saja yang akan mengurusnya"
Bobby juga berpamitan dengan Jinhwan
"Hyung jaga dia, jika ada apa-apa hubungi aku"
"Iya aku mengerti, jika dia sadar akan kukabari"
"Aku akan kesini besok pagi untuk menggantikanmu, kau juga belum membawa baju dan keperluan lainnya kan?"
"Baiklah, kutunggu. Hati-hati dijalan, jangan mengemudi kesetanan seperti tadi"
"Aku tahu, lagipula aku tadi sedang panik"
Setelah berpamitan dengan Jinhwan, mereka pergi. Selepas itu pula Jinhwan dengan pikirannya yang lelah ia tetap terjaga untuk menjaga Hanbin. Jinhwan benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa sepupunya ini berpikiran untuk bunuh diri, Jinhwan akhirnya sadar bahwa Hanbin juga memiliki batas. Ia memang tak tau hal apa yang mengganggu Hanbin belakangan ini, tapi itu pasti hal yang sangat buruk. Teramat buruk hingga orang sekuat Hanbin mencapai batasnya.
Jinhwan hanya melamun sambil sesekali bermain ponsel, hingga ia tak sadar bahwa Hanbin telah siuman dan tengah menatapnya sedari tadi dalam diam hingga Jinhwan melirik ke arahnya dan bertemu pandang.
"Kau sudah sadar. Perlu kupanggilkan dokter?"
"Tak usah, aku sudah mendingan, jam berapa ini?"
"jam 2 pagi. Hey, bukankah lebih logis jika kau bertanya berapa lama kau pingsan hingga akhirnya tersadar seperti sekarang?"
"Entahlah, aku yang tersadar seperti ini harus kusyukuri atau kusesali?"
"Kau pasti mengalamin hal berat, kenapa tak cerita?" Jinhwan dapat melihat sebuah keputus asaan dalam kalimat Hanbin. Dan ia tau jawaban itu sepertinya tak akan didapat sekarang.
"Aku belum siap"
"Tentang obat tidur itu, sejak kapan kau meminumnya?"
"Hampir 2 tahun, tapi semakin memburuk 4 bulan terakhir. Aku benar-benar tak bisa tidur tanpa itu"
"Ya Tuhan.. Hanbin, kenapa hal seperti ini tak kau ceritakan padaku?"
"Kubilang aku belum siap hyung. Ku mohon mengertilah!"
"Sudahlah, lagipula aku juga sudah tau. Jika kau siap berceritalah padaku. Setidaknya untuk membagi bebanmu, syukur-syukur aku bisa memberi solusi"
"Terima kasih sudah memahamiku hyung, oh ya bagaimana kau bisa membawaku kesini?"
"Aku dan Chanu kelabakan setengah mati saat kau tak ke kantor pagi ini, tapi hingga jam pulang kerja kau pun tak datang. Aku menelpon teman kuliahmu dan mereka bilang kau tak ke kampus. Aku meminta Bobby untuk masuk ke apartemenmu dan menemukanmu dengan keadaan kacau"
"Bobby disini?"
"Dia disini tadi, sekarang sudah pulang"
"Dia juga mengantarkanku kesini?"
"Iya, dia bahkan yang memanggil ambulan untukmu. Kau merindukannya? Tenanglah dia akan kesini besok pagi menggantikanku. Aku akan pulang dan mengambil keperluan disini"
"Hyung...." Ada jeda di antara kalimat Hanbin
"Aku tak siap bertemu dengannya"
"Kau ada masalah dengan Bobby?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X Hanbin
FanfictionAku menulis untuk Waktu Aku menulis untuk Cinta Aku menulis untuk Kematian Aku tak mengharap sebuah balasan tapi akan ku cari sebuah jawaban Started on 20/07/2018