Aku menulis untuk Waktu
Aku menulis untuk Cinta
Aku menulis untuk Kematian
Aku tak mengharap sebuah balasan tapi akan ku cari sebuah jawaban
Started on 20/07/2018
Hanbin dan Jaewon sudah sampai di Suncheon, tempat pertama yang mereka kunjungi adalah studio outdoor klasik. Mereka berfoto dan menyewa baju seragam ala anak sekolah tahun 80-an. Satu hal yang di pikiran Hanbin saat ini adalah dia hanya ingin menghela nafas dengan lega. Setelah puas untuk berkeliling mereka mampir ke sebuah cafe sekedar untuk berteduh dan mengobrol.
"Hyung kau mau pesan apa?"
"Es Americano saja, dan strawberry cheese cake"
"Aku pesankan saja, kau carilah tempat duduk. Kalau bisa yang dekat jendela ya ehe"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau pesan apa?"
"Aku pesan tea latte dan strawberry cheese cake juga"
"Seleramu seperti anak kecil yah"
"Berkacalah kau juga memesannya hal sama hyung"
"Aku memesan bukan karena menyukainya tau"
"Lalu kenapa?"
"Aku hanya penasaran saja, aku biasanya lebih suka tiramisu"
Tak lama setelah itu, pesanan mereka datang. Mereka menikmatinya dalam diam sambil mengamati kendaraan yang berlalu lalang. Di Suncheon tak terlalu banyak kendaraan, suasananya juga lebih hijau rindang dan pohon sakura di pinggir jalan terlihat lebih lebat daripada di Seoul, . Terkadang beberapa kelopaknya terbang terbawa angin, terlihat begitu indah. Benar, ini sudah musim semi. Biasanya musim semi begitu indah, orang-orang menyambutnya sambil bersuka cita. Tapi rasanya musim semi ini tak lagi sama.
"Hanbin, bagaimana projectmu bersama Taeyang Jagga-nim?"
"Sejauh ini belum terlalu sibuk, Taeyang sunbae masih mengurus keperluan terkait dengan hak cipta. Untuk bahan proses penulisan baru akan dimulai minggu ini"
"Apa kau juga terlibat langsung dalam mewawancarai rapper itu?"
"Aku memang akan mewawancarainya, tapi yang menulis skripnya nanti adalah Taeyang sunbae sendiri dia tidak suka gaya bahasanya tercampur dengan penulis lain. Bahkan assisten penulisnya sekalipun"
"Rapper Bobby memang hebat, dia tak pernah masuk ke stasiun TV nasional. Tapi lagu-lagunya cukup bagus, kudengar dia hanya mau siaran di radio dan sangat popular diantara para rapper underground lainnya"
"Kurasa benar dia memiliki selera musik yang bagus. Tapi kurasa ini tidak akan menjadi project yang mudah untukku"
"Kenapa? Apakah Taeyang jagga-nim orang yang menyeramkan?"
"Tidak, dia sangat baik. Entahlah, hanya saja aku merasa seperti itu"
Dua orang yang pernah begitu mencintai, dua orang yang pernah begitu mengasihi, dua orang yang dulu pernah sama-sama merasa tak bisa hidup satu sama lain. Mengapa semua begitu berbeda sekarang? Jujur saja, aku sesungguhnya bukan orang yang percaya jika hati manusia bisa berubah dengan mudah.