15. Hope Not

452 48 21
                                    

Pada akhirnya, Hanbin berakhir meminum beberapa kaleng beer yang ada di kulkas Chanu padahal ia sendiri tau bahwa ia meliki toleransi alkohol yyang rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada akhirnya, Hanbin berakhir meminum beberapa kaleng beer yang ada di kulkas Chanu padahal ia sendiri tau bahwa ia meliki toleransi alkohol yyang rendah. Alarm yang ada di samping tempat tidur Jaewon sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Hanbin tertidur disana, mungkin lebih tepatnya seperyh tertidur dan separuhnya lagi pingsan. Hanbin tidak tidur di ranjang Jaewon, ia tidur di sofa yang ada di ruangan Jaewon. sebenarnya ruangan Jaewon memang tidak memiliki ranjang karena rencananya satu atau dua minggu lagi Jaewon akan pindah ke apartemennya sendiri.

Berbeda dengan Hanbin, Jaewon masih terlihat bugar. Yah, Jaewon bukanlah peminum berat tapi toleransi alkoholnya cukup tinggi. Jaewon mengambil selimut berwarna hitam yang ada di lemarinya untuk menyelimuti Hanbin. Hanbin tertidur dengan meringkuk dan sesekali menggumam, tapi itu justru terlihat lucu di mata Jaewon. Dengan perlahan Jaewon menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi dahi Hanbin, ia takut jika itu mungkin saja menggangu tidur Hanbin. Tak lupa Jaewon juga memberikan usapan lembut pada sentuhan terakhir, namun hal yang membuatnya kaget adalah Hanbin yang meraih tangannya. Seakan Hanbin tak ingin melepaskan usapan yang membuatnya nyaman itu.

Hanbin sesekali menggumam namun tak terlalu jelas, namun sebelum melepaskan tangan Jaewon. Ada satu kata yang ditangkap jelas oleh telinga Jaewon. "Bobby"- pria yang Jaewon tau adalah kekasih Hanbin. Ada sedikit perasaan seperti tersengat listrik, yah kau tau sedikit benar-benar sedikit. Entahlah, Jaewon hanya merasa sedikit tidak terima saat seseorang menggenggam tangannya tetapi ia menyebut nama orang lain. Yah, hanya itu saja. Jaewon rasa, ia akan merasa seperti itu kepada semua orang bukan hanya Hanbin. Pasti hanya itu. Jaewon mengendikkan bahunya sedikit, dan menghela nafas sebenter. Ia lalu tidur di sofa yang ada di ruang tamu.

****

Di waktu yang sama, di sudut lain kota Seoul. Alarm di handphone Minjung tengah berbunyi dan membangunkna Bobby ynag bbaru tertidur selama kurang dari dua jam. Minjung tak kunjung bangun dan akhirnya Bobby mematikan alarm itu. Perlahan Bobby memindahkkan kepala Minjung yang bersandar di bahunya. Bobby kemudian bangun, dan pergi manuju balkon. 

For you, I don't care if I hurt
Because when we were together, I only gave your scars
But you, the love you wanted
I hope you meet someone better and be happy
I just hope not too happy to completely forget me

Blackpink - Hope Not

Tak ada gunannya memang menyesali apa yang terjadi, he such a stupid boy who not helped. Dia hanya duduk di bawah jendela apartemen minjung dan membiarkan angin pagi menerpa wajahnya. Sambil menanti matahari di balik fajar yang yang telah mengintip. Ia berharap hangatnya mentari akan mampu menghangatkan hatinya pula. Hingga sebuah lengan melingkan memeluknya dan Minjung memberikan kecupan di tengkuk Bobby. Bobby lalu mengalihkan fokusnya yang semula memandang langit ke arah Minjung.

"Memikirkan apa?" 

"Tidak ada, hanya tidak bisa tidur saja"

"Belum tidur sama sekali?"

"Sudah, tapi selalu terbangun"

"Mau kumasakkan sesuatu?"

"Terserah kau saja, aku akan memakannya"

Sebelum pergi Minjung memberikan kecupan pada pipi Bobby, tetapi Bobby menghindarinya dan hanya memberikan ia senyuman. 

***
Minjung tau, Bobby memang tak menyukainya. Bahkan setelah sekian lama Bobby tak pernah melihatnya. Ia sadar, dan tau akan itu. Tapi jika soal rasa, memangnya siapa yang bisa mengaturnya. Mana mungkin ia rela menderita untuk orang yang tak pernah menganggapnya, tapi jika hati sudah memerintah, raga hanya bisa pasrah.

Jika memang harus melewati cara yang menyakitkan seperti ini, tak apa. Ia rela jika itu demi bersama Bobby. Bertahan dengan dengan mencintai sepihak, berada di depan mata namun tetap tak dianggap. Tentu saja itu menyakitkan.

Sebesar itulah rasa yang dimiliki Minjung untukknya. Meski ia tau bahwa Bobby telah memiliki kekasih, dan tindakannya tidak benar. Namun, ia bisa apa. Minjung merasa bahwa ialah yang lebih dulu mengenal Bobby sebelum Hanbin. Hanbin hanya orang asing yang datang ke hidup Bobby dan membawanya pergi. Rasa cintanya berubah menjadi obsesi terhadap Bobby, tanpa ia sadari merubahnya menjadi monster.

Minjung menatap tampilan dirinya di cermin. Tatapan matanya sayu namun menyimpan sirat sengit yang tak dapat di sembunyikan.

"Aku tidak akan berhenti, hingga mendapatkan kau sepenuhnya"

Kau tahu bahwa iblis pernah menjadi malaikat sebelumnya.

***
Minjung berbelanja di supermarket, ia membeli banyak bahan makanan mentah yang akan disimpan di kulkas. Bobby sangat menyukai pancake kentang, sehingga ia membeli banyak kentang. Membayanhkan ia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama seseorang yang ia cintai membuat wajahmya nampak begitu bahagia. Sangat berbeda dengan keadaanya beberapa hari yang lalu.

Lisa yang juga sedang berbelanja di supermarket tak sengaja bertemu dengan Minjung. Ia senang sahabatnya kini tak murung lagi, bahkan terlihat begitu bahagia.

"Heyyy....." Lisa datang sambil menepuk pundak Minjung

"Ohh Lisaa, kau juga sedang disini? belanjaanmu banyak sekali"

"Iyaa, aku keluargaku dari Thailand akan berkunjung selama beberapa hari. Kau terlihat bahagia sekali"

"Tentu saja, ada 1 hal yang belum kau tau"

"Apa? Apa? beri tau aku. Jahat sekali kau menyembunyikan sesuatu dariku"

"Aku sekarang tinggal dengan Bobby" bisik Minjung

"Woaahh sungguh??" Lisa segera memeluk Minjung

"Selamat dear, aku harap kau selalu bahagia. Aku tak suka melihatmu sedih dan terpuruk seperti kemarin. Senang rasanya melihatmu kembali bersinar" ucap Lisa masih dengan memeluk Minjung

"Terima kasih banyak Lisa, kau memang sahabat terbaikku. Terima kasih sudah menemaniku" Pelukan mereka berdua terlepas.

"Bagaimana kalau kita berbelanja bersama" - Lisa

"Ide yang bagus, setelah itu kita bisa pergi ke cafe bersama"

"Yeaaahh, kau berhutang banyak cerita padaku"

"Iyaa iyaaa, akan aku ceritakan"

****

Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang