"Aku tidak menyangka kita akan bertemu seperti ini disini, bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, hanya sedikit terkejut bahwa kau ada disini. Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku tadi menyapa orang tua minjung, kau sendiri?"
"Aku hanya sedang butuh inspirasi dan sedikit udara segar, bagaimana keadaannya?"
"Dia baik-baik saja. Hanbin-ah, aku minta maaf atas semuanya kuharap aku tidak menjadi beban untukmu"
"Tidak apa, jangan terlalu dipikirkan"
"Aku hanya tidak bisa berhenti merasa bersalah, aku takut saja jika aku menganggu kerjamu. Kau tau sendiri bahwa kita mungkin akan lebih sering bertemu saat project Taeyang jagga-nim dimulai nanti. Aku takut menyakitimu setiap kali bertemu"
"Kurasa mungkin memang benar bahwa aku akan merasa sakit tiap kita bertemu, tapi tak apa itu akan membuatku menjadi terbiasa. Menurutku itu bukan hal yang buruk untuk kita agar mulai membiasakan bahwa kita telah berbeda"
"Aku berterima kasih padamu bahwa kau masih memperlakukanku dengan baik hingga sekarang"
Hanbin hanya membalasnya dengan senyuman, mereka sudah tak memilki topik bahasan lagi. Mereka sama-sama tak ingin membahas hal-hal mengenai apa yang telah terjadi dengan keduanya karena mereka sadar hal tersebut dapat menyakiti satu sama lain. Hanya keheningan canggung yang tercipta diantara mereka.
"Hanbina-ah......!!!" tepat ketika Hanbin mempertimbangkan apakah ia harus berpamitan terlebih dahulu untuk pergi, sebuah suara memanggilnya dari kejauhan. Dia adalah Jaewon yang berdiri dengan sepeda di persimpangan jalan sambil mengayunkan kedua tangannya.
"Oohh.. Tunggu disana, jangan menyeberang" teriak hanbin
"Hyung, aku pamit terlebih dahulu temanku sudah menunggu"
"Ahh iya, hati-hati dijalan. Jaga dirimu baik-baik"
***
Hanbin menghampiri Jaewon yang sudah menunggunya di seberang jalan bersama sepeda sewaanya. Hanbin membukakan botol minuman dan memberikannya ke Jaewon lalu menyampirkan kantong plastik berisi makanan ringan mereka ke stang sepeda Jaewon.
"Siapa yang bertemu denganmu tadi?"
"Seorang teman"
"Teman SMA mu?"
"Iyaaa, kami hanya mengobrol sebentar" Hanbin tidak bohong kan, ia dan Bobby memang berawal dari teman sekolah dulu
"Kau dekat dengannya?"
"Dulu kami berteman baik"
"Ahh, pantas saja dia terus memandangimu hingga kau sampai di seberang jalan."
Hanbin hanya tersenyum menanggapinya
"Kalian masih sering berkomunikasi sampai sekarang?"
"Tidak juga, akhir-akhir ini kami tidak pernah berkomunikasi. Aku hanya bertemu dia disana secara kebetulan"
"Ahh, beruntungnya.. Setidaknya kalian masih bisa bertemu walau hanya berpapasan, semua temanku ada di AS. Aku tidak punya siapapun untuk kuajak minum bersama"
"Kau bisa minum bersamaku mulai sekarang, kita bahkan sudah minum kemarin"
"Benar juga. Naiklah, ayo kita bersepeda lalu makan bulgogii"
Jaewon bertanya bukan hanya karena basa-basi atau penasaran, sejujurnya Jaewon tau banyak hal mengenai Hanbin. Secara diam-diam, ia sering bertanya mengenai Hanbin pada rekan-rekan kantor yang lain. Sumber informasi paling besar adalah Jinhwan dan Chanu, untunglah mereka tidak menyadari bahwa mungkin Jaewon terlalu ingin banyak tau segala hal menyangkut Hanbin hanya dengan alasan 'kita adalah partner jadi harus saling mengenal lebih baik agar bisa bekerja dengan kompak'
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X Hanbin
FanficAku menulis untuk Waktu Aku menulis untuk Cinta Aku menulis untuk Kematian Aku tak mengharap sebuah balasan tapi akan ku cari sebuah jawaban Started on 20/07/2018