13. Intersection

517 71 16
                                    

Hanbin sedang bermain ponsel saat suara bel apatemennya berbunyi malam-malam. Siapa yang bertamu di hampir tengah malam begini. Hantu? Yang benar saja, hanbin bukan orang yang percaya dengan hal semacam itu. Sebelum ia membuka pintu apartemennya , hanbin melihat intercom yang menujukkan bobby sedang berdiri di depan apartemennya.

Sempat heran, kenapa bobby tak langsung saja masuk saat ia ingin bertemu hanbin.semakin memeperhatikan bobby di balik intercom itu, semakin hanbin sadar bahwa da yang tak benar disini. Hanbin tak berani menerka apa yang terjadi. Mungkin bobby hanya sedang mendapat masalah di studionya, atau rencana perilisan albumnya mendapat hambatan. Entahlah, tak ada kemungkinan buruk yang patut ditebak apapun itu.

"Masuklah, kenapa perlu membunyikan bel?" Hanbin masih memasang wajah manis di balik beribu ke khawatiran yang ia sembunyikan

Dengan senyum yang terlihat dipaksakan, Bobby mulai menatap mata Hanbin

"Aku ingin mengajakmu keluar"

"Selarut ini? kemana?"

"Aku ingin mengajakmu ke kedai es krim"

"Yahhh, aku hanya ingin sesuatu yang manis. Ayolah.."

"Masuklah, biar aku bersiap-siap dulu"

Bobby menunggu Hanbin dengan tatapan yang bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bobby menunggu Hanbin dengan tatapan yang bimbang. Ia memikirkan banyak hal seperti entah apa yang akan dikatan nanti, bagaimana reaksi Hanbin dan sedalam apa luka yang akan ia buat nanti. Bisakah Hanbin baik-baik saja? okey pertanyaan terakhir sepertinya Bobby telah menemukan jawabannya. Tentu saja, tidak.

Bahkan di mobil, Bobby terus diam sepanjang perjalanan. Hanbin pun tak mau membuka percakapan lebih dulu. Ia sedang mencoba menebak apa yang ada di pikiran Bobby dan jika memang waktunya tepat baru mungkin ia berpikir untuk membuka pembicaraan. Sayangnya, sekeras apapun Hanbin mencoba berpikir, rasanya ia tak menemukan sedikitpun kesalahan dalam hubungan mereka. Hingga Bobby mulai berubah mendingin dan lebih jarang mengirim kabar, sepertinya itupun masih batas wajar karena kesibukan keduanya. Bobby bahkan lebih sering mengajaknya bertemu walaupun suasanya yang tercipta diantara mereka menjadi tak begitu hangat.

Menghabiskan waktu di perjalanan dengan larut dalam pikiran masing-masing hingga tak sadar bahwa perjalanan mereka telah tiba di tujuan. Bobby sempat menghembuskan nafas berat sebelum keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Hanbin. Masih dengan senyuman seperti biasanya, hanya saja senyuman itu kini terasa dingin. Tidak, tapi semua perlakuan Bobby walaupun tetap lembut tetapi semua terasa dingin.

Mereka memesan es krim sesuai dengan selera masing-masing. Sambil, menunggu pesanan mereka tiba Hanbin yang sudah tak tahan memberanikan diri untuk bertaya.

"Apa ada hal yang mengganggumu akhir-akhir ini?" tanya Hanbin mencoba dengan lembut

"Kita makan es krim dulu ya.." lagi, senyum itu begitu terasa hambar walaupun nada dalam kalimatnya terdengar tulus

Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang