Part 6

37 6 1
                                    

Kantin SMA Tunas Bangsa

Semua pandangan memang tertuju pada Yura seorang, tapi tidak ada yang lebih Yura nantikan selain pandangan dari satu orang yang kini sedang tertawa bersama dua sahabatnya.

Alvino Daffa Muffawaq

Yura tidak peduli seluruh dunia menatapnya dengan tatapan sekagum apapun, yang Ia tau, semuanya tidak akan berarti tanpa tatapan Daffa kepadanya.

Setelah mengumpulkan kepercayaan dirinya, Yura melangkah menuju tempat dimana Daffa berada.

"Ha-hai Daff" Sapa Yura

Seperti biasa, dia masih dan tetap gugup dihadapan Daffa.

Daffa mengalihkan perhatiannya ke arah Yura,
Daffa benar-benar berdecak kagum dengan pesona Yura,

Tapi Daffa tidak bisa mengakui itu, Daffa mempunyai satu tembok besar yang menghalangi cintanya kepada Yura.

Daffa benci saat ini, saat dimana dia harus memasang topeng kebenciannya kepada Yura.

Daffa menghembuskan nafas kasar

"Mau ngapain lagi kesini?" Tanya Daffa dengan nada sarkas.

Yura benar-benar gugup. Sikap Daffa terhadapnya masih sama, padahal Yura sudah merubah penampilannya, hanya supaya Daffa bisa melihatnya, melihatnya sebagai manusia yang sedang berjuang untuk hal yang menurutnya sangat berarti.

"sekarang emang semua orang kagum sama lo! Tapi gua engga tuh!" Lanjut Daffa.

Yura diam

"Daff, Tapi Yura cuma mau-

"Cuma mau apa?! Yur, lo itu dimata gua tetep sama! Cuma cewe murahan yang suka nyari perhatian sana sini! jadi jangan pernah berharap bisa jadi sesuatu buat gua" Ucap Daffa lantang.

Yura tersentak,
Lagi dan lagi, Daffa bilang Yura adalah cewe murahan.

Apa tidak ada kata lain yang lebih halus? Bahkan Yura tidak percaya bahwa Daffa bisa berkata halus kepadanya.

Itu mustahil

"lo pikir dengan ngerubah semua penampilan lo! Lo bisa dapet perhatian dari gua ? Engga Yur. Justru gua semakin yakin, kalo lo emang bener-bener cewe murahan. Denger baik baik! MU-RA-HAN!!" Ucap Daffa.

Tes
Tes

Lagi, Yura tak kuasa membendung air mata yang sedari tadi sudah ditahannya.

Sama halnya dengan Daffa, jantungnya berdegup sangat cepat, dia benar-benar tidak bisa melihat Yura menangis. Daffa benar-benar merasa hatinya diremas kuat.

Daffa mengambil sebotol air mineral, membuka tutupnya, namun

'Grab'

Yura mengambil botol itu dari tangan Daffa, lalu ia menyiramkan air dalam botol kepada dirinya sendiri.

"INI KAN ? Ini yang mau Daffa lakuin ke Yura ?. Daffa  bilang Yura cewe murahan, setelah itu Yura akan nangis karna Yura ngga tahan dengan tajam nya ucapan Daffa, dan semuanya berakhir dengan Daffa nyiram Yura. Gitu kan ??!!
Sekarang Daffa ngga perlu cape-cape nyiram Yura!! Yura bisa lakuin itu sendiri. Daffa selalu mikir kalo Yura ini cuma kucing kampung menjijikan, yang setiap hari kerjaannya cuma ganggu Daffa!!-

Berhenti sejenak

Asal Daffa tau! Yura ngga pernah pengen jadi orang yang spesial buat Daffa!!. Yura cuma pengen jadi rumah Daffa!! Yura cuma pengen jadi tempat dimana Daffa bisa ceritain semua sakit yang Daffa rasain!! Yura mau pinjemin pundak Yura untuk Daffa seperti satu tahun yang lalu! Tapi itu semua ngga berlaku lagi mulai detik ini. Yura berhenti sampe sini!! Yura nyerah Daffa" Ucap Yura

Lalu dia membuang botol yang sudah kosong ke lantai, dan pergi dari tempat terkutuk yang selalu membuatnya merasa seperti tikus yang tidak berguna.

Tak ada hal yang lebih menyakitkan daripada menyakiti orang yang kita sayang, itu yang ada didalam benak Daffa.

Yura pergi meninggalkannya dengan keadaan basah kuyup dan

Tidak, semua bentuk tubuhnya tercetak jelas.

Daffa tidak rela, tapi apa yang mampu Daffa lakukan ?.

"Daff, udah cukup lo bikin Yura dan hati lo sendiri sakit. Sekarang lo kejar dia Daff!! Lo pantes bahagia" Ucap Afkar yang tiba-tiba sudah ada disamping Daffa.

"Daff, kalo lo mikir hidup lo terlalu kelam, jadiin Yura sebagai pelita lo. Kejar dia, Yura pantes di perjuangin" Ucap Jonath.

Tanpa basa basi, Daffa mengejar Yura yang berlari kelapangan.

Daffa benar-benar tidak rela Yuranya menjadi bahan tontonan laki-laki berotak kotor disekolah.

Daffa mempercepat larinya sampai dia ada dihadapan Yura sekarang.

''Daffa mau apa? Mau bikin Yura malu lagi ditengah lapangan ?" Ucap Yura tanpa mau menatap mata Daffa.

Yura sudah muak! Benar benar muak.

Daffa melihat tubuh Yura yang terlihat jelas karna seragamnya basah, dia pun langsung memeluk Yura, mendekap Yura ditengah banyaknya orang.

Dia menyalurkan semua kerinduannya terhadap Yura,
Menyalurkan semua kata maaf yang tidak mampu dia ucapkan,
Menyalurkan semua rasa bersalahnya dan terakhir

Menutup tubuh Yura yang menjadi bahan tontonan laki-laki buaya darat yang sedang melihatnya.

Daffa menaruh dagunya di kepala Yura,

"Daffa, sayang sama Yura" mengucapkan kata sakral itu, dengan lirih.

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang