Part 20

18 3 0
                                    


SAMBIL SETEL PLAYLISTNYA YAH:)))

MANURIOS AS ALVINO DAFFA MUFFAWAQ




Yura mengurai dekapan hangat yang membuatnya nyaman, teramat nyaman. sebenarnya Yura sangat berharap waktu berhenti saat ini juga, agar Yura selalu merasakan bagaimana rasanya berada dalam dekapan hangat seorang Daffa.

orang yang selama ini membuat Yura memotong urat malunya hanya untuk mendapatkan perhatian seorang Daffa.

orang yang selama ini Yura harapkan mau membagi semua masalah kelamnya kepada Yura dan Yura akan membagi dunia yang penuh warna untuk Daffanya.


"Yura ngga papa?" suara merdu itu yang pertama kali tertangkap oleh indra pendengaran Yura.

mendengar hal ini Yura spontan menatap dalam manik mata Daffa, seolah mengatakan bahwa tak ada satupun bagian tubuh nya yang ada dalam keadaan baik sekarang.

hatinya

raganya

bahkan pikirannya

semuanya terasa penat.


melihat sorot kesakitan yang mendalam dari sepasang mata Yura kontan membuat dada Daffa terasa sesak.


"mulai detik ini Daffa yang bakal lindungin Yura dari orang-orang yang bikin Yura sakit" ucap Daffa tulus dari dalam hatinya.


yura terenyuh

namun sedetik kemudian Yura tertawa remeh

"lucu ya Daff. Daffa bilang mau lindungin Yura dari orang-orang yang bikin Yura sakit. padahal Daffa adalah orang yang paling banyak nyumbang rasa sakit di hati Yura-" balas wanita yang kini lebih suka menatap sepasang sepatunya dibanding laki-laki berwajah tampan dihadapannya.

Daffa yang mendengar hal itupun semakin merasa bersalah. daffa sadar betapa banyak dia menyumbang luka di hati Yura, betapa sering Daffa menjadi alasan Yura menangis.

Daffa benar-benar tak pernah memiliki niatan sedikitpun untuk membuat Yura terluka.



Daffa mengambil kedua tangan mungil Yura, menggenggamnya lembut



"Yur Daffa tau, Daffa emang bener-bener cowo brengsek. Daffa tau Yur udah terlalu banyak Daffa bikin Yura sakit dan kecewa, Daffa minta maaf--" Ucap daffa yang terpotong oleh senyum remeh yang diterbitkan oleh wajah manis wanita dihadapannya.


"dan Daffa bahkan ngerti Yur kalo sekedar maaf aja ngga cukup buat nyembuhin  rasa sakit dihati Yura karna Daffa. tapi izinin Daffa buat nyoba Yur. Izinin Daffa berjuang buat rebut lagi hati Yura. Yang harus Yura lakuin cuma diem dan terima semua perjuangan Daffa. So my pretty girl, would you like to give me one chance?" Ucap Daffa dengan sorot mata mendalam memasuki indahnya lensa coklat milik Yura.


Yura mencari kebohongan dalam mata Daffa

namun nihil,

yang Yura temukan hanyalah ketulusan

kesungguhan

dan keyakinan

haruskah Yura percaya ?

"jujur Yura masih bingung Daff" Ucap Yura yang kembali menundukkan pandangannya.


" Masih terlalu banyak yang hal yang Daffa ngga bisa ceritain sama Yura, dan Daffa berharap Yura ngerti kalo semuanya sulit untuk Daffa. Daffa harap Yura mau sabar buat nunggu waktu yang tepat dimana Yura bakal tau satu persatu tentang semua yang Daffa alamin dan Daffa rasain. Daffa ngga bisa janjiin kebahagiaan buat Yura. Tapi Daffa janji bakal terus berusaha buat Yura bahagia" Ucap Daffadengan sangat tulus

Yura berkutat dengan pikiranya sendiri,


"Yura mau lihat seberapa keras dan seberapa besar perjuangan Daffa untuk Yura" Ucap Yura  dengan nada lirih

senang

itu yang Daffa rasakan begitu mendengar hal ini keluar dari bibir mungil Yura

"with my pleasure princess" balas Daffa


lalu dia kembali merengkuh tubuh mungil Yura kedalam dekapannya, dan mengucapkan banyak terima kasih kepada seorang wanita hebat dalam dekapannya saat ini.


yang Yura tidak tahu


seberapa jauh Daffa mampu berjuang untuk Yura ? dan seberapa besar rasa sakit yang akan Yura terima setelah ini ?


Yura tahu, setidaknya dia harus mulai untuk kembali menyusun ketegaran dan beribu pengertian untuk Daffanya






SEE YA ON MY NEXT PART :)



DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang