Part 10

33 4 0
                                    

SMA Tunas Bangsa
06.00

Jonath memarkirkan motor Trail kesayangannya dengan apik di parkiran sekolah. Sembari menunggu dua saudara tak sedarahnya, Jonath duduk di atas motor sambil sesekali menggoda siswi yang lewat.

"Haii. lo cantik tapi sayang muka lo kaya moci, banyak banget tepungnya"

"Bujugg, itu alis apa ulet keket?"

"Eh lu anak baru ya ? Bagi ID line dong"

Itu semua adalah kalimat yang dilontarkan Jonath ketika melihat siswi Tunas Bangsa lewat didepannya. Tak jarang Jonath mendapat tatapan sinis dan umpatan dari wanita wanita itu. Tapi bukan Jonathan Nichole namanya kalo ngga punya muka tembok.

Jonath menghentikan aktivitasnya ketika dia melihat ninja merah dan mobil pagero sport memasuki pelataran sekolah.

Itu dia saudara tak sedarahnya,
Afkar dan Daffa.

Afkar turun dari motor besarnya diikuti dengan suara dentuman pintu mobil Daffa.

"Ckckck. Muka lo bedua asem banget anjir, apalagi muka lu Dap, kaya dasternya bi surti (asisten rumah tangga di rumah Daffa). Kenawhat si lu bedua?" Ucap Jonath

Tapi hanya desah pasrah yang keluar dari mulut Daffa. Sementara Afkar? Laki-laki satu itu hanya mengangkat bahunya tanda tak peduli.

"Kalo Dapa gua tau, pasti masalah bokap lu lagi ya ?--"

Lalu Jonath menepuk pundak Daffa sebanyak dua kali, dengan itu seakan akan Jonath mengatakan 'sabar ya Dap'

Nah kalo lu kar ? Lu ngapa ? Lu kalah judi lagi semalem ? Yaampun nak, kan udah bunda bilangin ngga boleh judi judian" Ucap Jonath dramatis

Mendengar hal itu, kontan Afkar melayangkan hadiah sebuah jitakkan untuk Jonath

"Sembarangan banget lu kalo ngomong. Judi palalo bengkok. Kaga usah pake judi duit gua udah banyak" balas Afkar

Jonath meringis kesakitan

"Dih bocahnya. Maķanya Cerita cerita lah kalo ada masalah. Siapa tau Jonathan golden ways bisa bantu gitu. Asik" ucap Jonath

Afkar melempar pandangan malasnya kepada Jonath dan Daffa, lalu ia menghembuskan nafas malas.

Lalu mengalirlah cerita dari mulut Afkar

Flash back

Hari itu adalah hari minggu, Afkar sedang asyik bercengkrama dengan bantal, guling, dan selimut kesayangannya.

Sang Surya sudah menampakkan diri, namun Afkar masih setia mengulat didalam selimut bulunya yang terasa sangat nyaman.

Namun kenyamanannya itu dirusak oleh deringan ponsel yang begitu keras.

1x
2x
Afkar membiarkan ponselnya berbunyi,

Sampai 3 kali ponselnya berdering barulah Afkar menyerah

"Arghh. Siapa si pagi-pagi gini udah ganggu aja?" Ucap Afkar pada dirinya.

Lalu dia melihat sebuah jam kecil di atas nakas yang menunjukkan pukul 14.00 WIB.

Dengan malas, Afkar mencari benda pipih bergambar buah itu di bawah kasurnya, lalu melihat Caller Name di ponselnya

'Mulut Mercon'

Nama itu yang terpampang dilayarnya sekarang.

Panggilan berakhir, lalu Afkar melihat notifikasi dilayarnya

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang