Part 8

31 5 0
                                    

Daffa memarkirkan mobilnya dengan apik di pekarangan rumah bergaya milenial dengan aksen kontinental yang sangat kental di dalamnya.

Dia melihat sebuah mobil  BMW i8 elektrik keluaran terbaru terparkir manis di garasinya.

'Mamah'

Daffa memandang mobil itu dengan sendu, andai Daffa bisa kembali pada waktu dimana dia melihat mamahnya pergi bersama pria asing tak dikenal, Daffa akan menahan mamahnya pergi, sebelum peristiwa kelam itu menimpa satu-satunya wanita paling berarti dalam hidupnya.

Daffa memasuki rumah mewah bak istana kerajaan milik papahnya tanpa gairah sedikitpun.

"Daffa" Ucap suara bariton yang Daffa yakini adalah Surya, papahnya.

Daffa menghampiri papahnya yang hanya pulang dalam kurun waktu sebulan sekali dan menelfon nya jika 'ingat' itu.

"Gimana sekolah kamu ? Nilai mu stabil?" Tanya Surya dengan nada datarnya.

"Baik pah, nilai ku terus mengalami progress" Balas Daffa

"Bagus, kamu harus tingkatkan terus nilai mu. Kamu harus tembus SNMPTN ITB, papah ngga mau tau. Kamu ngga boleh gagal. Jangan sampai kamu menjadi anak yang tidak tau diuntung seperti Regan" Ucap Surya

Regan

Dia adalah satu-satunya saudara kandung yang Daffa miliki. Regan dan Daffa sangat dekat, mereka saling menjaga satu sama lain. Hingga sampai disaat ketika Regan memutuskan untuk pergi dari rumah ini, karna tidak tahan menghadapi 'Hitler' alias papahnya yang sangat diktator.

"Iya pah, Daffa usahakan" balas Daffa

"Oh No! Kamu harus bisa Daff. Kamu harus mampu. Papa akan malu dengan relasi Papa kalo mereka tau kamu ngga tembus SNMPTN. Kamu jangan malu-maluin papa, gimana pun caranya kamu harus berhasil. Kalo perlu kamu tambah jadwal privat kamu. Hilangkan waktu bermain kamu, ganti dengan belajar. Jangan sia-siakan waktu kamu" Ucap Surya

Daffa menghembuskan nafas lelah

"Iya pah, Daffa janji akan tembus SNMPTN ITB" Ucap Daffa dengan sangat terpaksa.

"Bagus, papa pegang janji mu. Ingat laki-laki itu dikenal dengan kemampuannya dalam memegang janji" ucap Surya

Daffa hanya membalasnya dengan anggukan pasrah

"Sekarang kamu masuk kamar, langsung belajar. Papah pantau kamu dari CCTV" ucap Surya tegas

Daffa menghembuskan nafas lelah, dengan lemas dia menaiki tangga rumah nya satu persatu, masuk ke dalam kamar yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat dimana dia berkeluh kesah.

Namun itu semua hanya harapan, karna nyatanya disemua sudut ruangan terdapat CCTV yang terhubung langsung pada ponsel Surya, itu semua dilakukan papahnya untuk memastikan Daffa selalu belajar ketika berada didalam kamar.

Daffa benar-benar lelah.

"Mah, andai mama ada disini" Ucap Daffa lirih, lalu bulir air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Daffa berjalan ke arah meja belajarnya, dia melihat tumpukan buku tebal dengan muak, ingin rasanya Daffa meludahi semua buku itu sekarang juga.

Lalu Daffa teringat dengan 4 kamera CCTV yang menggantung di sudut kamarnya, terpaksa dia membuka lembar demi lembar bukunya dan mulai mencoba untuk mempelajari semuanya.

Semuanya

Semua yang terjadi dalam hidupnya

Yang sangat sulit untuk Daffa cerna, tapi dia mencoba untuk mengerti.

Daffa sangat penat tapi dia mencoba untuk kuat.

Daffa sakit, tapi dia mencoba untuk baik-baik saja.

Demi mamahnya, wanita yang paling dicintainya.


















Aku tau mungkin sampe sini kalian masih bingung, tentang kehidupan Daffa, dan kenapa Daffa ngga bisa berjuang untuk Yura.

But calm down itu akan terjabar perlahan di part part berikutnya 😊😊😊

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang