Part 14

38 6 1
                                    

Afkar dengan motor ninjanya, Jonath dengan trailnya, dan terakhir Daffa dengan pagero sportnya memasuki pekarangan rumah yang sangat besar bak istana.

Itu adalah kediaman Daffa, tempat dimana selama 17 tahun ini dia tinggal dengan semua tekanan yang dia dapat dari Surya papahnya. Tempat dimana Daffa sang Juara debat bahasa indonesia tak dapat mengeluarkan sepatah pun argumen dalam otaknya karna ada nyawa seseorang yang akan menjadi taruhannya.

"Assalamu'alaikum. Ayo Dap masuk anggep aja rumah sendiri, ngga usah malu-malu" Ucap Jonath yang masuk terlebih dahulu dan berlaga seolah dia sang empunya rumah.

Daffa dan Afkar hanya menggeleng heran dengan tingkah ajaib Jonath. Daffa berpikir bahwa hanya dirinya dan Afkar yang waras, sebelum Afkar berlari dari teras rumah ke dalam sambil berteriak

"SPADAAAA!!!. JON KATA DAPA ANGGEP AJA RUMAH SENDIRI. KITA JUAL YOK, LUMAYAN BUAT BELI CILOK MBO GIYEM" Teriak Afkar

Setelah hal itu terjadi Daffa meralat pemikirannya, disini cuma Daffa yang waras.

Daffa menggeleng heran, dia pun memasuki rumahnya.

Saat Afkar dan Jonath masih kagum dengan arsitektur rumah Daffa yang sangat unik dan rumit, terdengar deringan ponsel milik Daffa, dia langsung mengambil benda pipih dalam saku celananya dan menjawab panggilan dari Surya.

"Hallo pah, selamat siang" Sapa Daffa sopan

"Daffa, papa liat dari CCTV ada dua orang temen kamu lagi main?" Tanya Surya papahnya.

Daffa menghembuskan nafas malas lalu melihat kamera kecil yang menggantung di ujung tembok.

"Iya pah, itu Afkar sama Jonath" Jawab Daffa.

"Ohh Jonathan putra nya Frans?" Tanya Surya

"Iya pah, mereka boleh kan kesini?" Tanya Daffa

"Silahkan, tapi jangan lupakan kewajiban kamu. Raga papah memang ada di Dubai, tapi ingat! Papah punya banyak mata dirumah dan yang terbanyak ada di kamar mu" Ucap Surya lalu ia segera mematikan sambungan.

Daffa menghembuskan nafas lelah. Daffa tau yang Surya sebut dengan mata adalah CCTV yang menggantung di setiap sudut kamarnya.

Tidak bisakah Surya membiarkan Daffa bernafas santai dirumah ? Tidak bisakah sehari saja Daffa meninggalkan buku buku tebalnya ?
Daffa benar-benar penat.

"Baba lo ya Dap?" Tanya Afkar dengan nada prihatin.

Hal itu hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Daffa. Namun sedetik kemudian Daffa menghapus raut menyedihkan itu dari wajahnya.

"Gua belajar dulu dua jam. Lo bedua masuk aja ke ruangan di bawah tangga. Disana ada tempat gaming sama home teater. Kalo lo bedua bosen keliling aja dirumah gua. Lo bedua juga boleh berenang di belakang kalo lo mau. Gua ke kamar dulu ya" Ucap Daffa.

Daffa lalu berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.

Afkar dan Jonath pun menuruti ucapan Daffa dan masuk ke dalam ruangan yang Daffa tunjukan.

"Ck. Kar, gua kalo jadi Dapa udah gantung diri kali ya di monas" Ucap Jonath

"Untung si Dapa bukan elu Jon, jadi dia masih idup ampe sekarang. Tapi gua bingung, gimana ya cara Dapa bisa keliatan baik-baik aja diteken mulu gitu sama bokapnya" balas Afkar.

"Jojon, lo mau cuci mata kaga ?" Lanjut Afkar lagi

"Ngapain ? Ngeliat koleksi otomotif bokapnya Dapa ?" Jawab Jonath

Afkar pun menaik turunkan alisnya, koleksi otomotif milik Surya memang tak bisa dianggap remeh. Banyak mobil-mobil mewah keluaran terbaru di garasi rumah Daffa. Daffa boleh memakai semua kendaraan itu jika Dia mau.

Afkar dan Jonath berjalan menuju garasi di lantai bawah, tempat dimana barang-barang mewah itu berada.

Mulai dari BMW i8, Lamborghini adventador, Rubiccon, sampai mobil Rolls royce

Afkar dan Jonath bahkan sampai membuka mulutnya lebar-lebar melihat barang barang mewah ini. Sampai mata Jonath jatuh pada motor ninja H2R yang dinobatkan menjadi motor tercepat kedua di dunia, ada di dalam garasi rumah Daffa.

"Kar, sejak kapan bokapnya Dapa juga koleksi motor dah ?" tanya Jonath kepada Afkar

Kontan Afkar mengalihkan perhatiannya kepada benda yang sekarang di lihat oleh Jonath.

"Kambing. Ninja H2R 998cc bro. Tapi kayanya ini punya si Dapa dah. Lu liat aja tuh plat belakangnya 'DAF'" balas Afkar.

"Ck. Lebih aneh lagi. Sejak kapan Daffa suka pake motor ?" Ucap Jonath

"Iya juga ya. Dia bukannya dulu pernah bilang kalo dia mendingan naek angkot daripada naek motor?" Jawab Afkar yang terlihat berpikir.

"Cuma buat koleksi doang kali Kar, kan Dapa sama bokapnya emang hobi buang buang duit" balas Jonath mencoba untuk tetap mempertahankan positive thingkingnya kepada Daffa.

"Ko kayanya engga ya Jon ? Lu liat dah, bannya aja udah kotor banget, keliatan kalo ini motor sering di pake. Terus yang bikin gua lebih heran lagi, sesama pemakai ninja gua tau ini motor larinya udah cepet banget, tapi kenapa di belakang sini masih di tambahin nos segala dah ?" Ucap Afkar

"Ah yang bener lo?. ini ninja H2R yang waktu itu lo bilang motor tercepat kedua di dunia? Masa iya masih ditambah nos juga ?" balas Jonath yang dikepalanya sudah mulai bermunculan berbagai macam argumentasi.

Afkar langsung menunjuk bagian nos yang dimaksud untuk membuat Jonath percaya.

"Ada yang ngga beres sama si Dapa. Lo inget ngga ? Seminggu yang lalu waktu kita dateng kesini malem-malem? Mobil nya Dapa ada, tapi orangnya engga ?" Ucap Jonath

"Ck. Iya gua inget. Yang kita ngiranya Daffa keluar rumah jalan kaki ya ? Kita juga bego si waktu itu. Rumah nya Dapa kan di pedalaman komplek. Kalo dia mau keluar cari makan atau apa harus jalan 2KM dulu" balas Afkar

"Bener-bener ada yang ngga beres Kar. Firasat gua ngga enak" Ucap Jonath yang kali ini mulai serius.

"Positive thingking aja, Dapa kan anak bae-bae, kalem, kaga neko-neko. Sambil kita selidikin pelan-pelan" Ucap Afkar

Lalu mereka berdua kembali ke ruangan gaming untuk merundingkan argumen argumen yang sekarang mulai bermunculan di otak mereka tentang Daffa.

Mereka hanya berharap sahabat baiknya itu tetap menjadi Daffa yang mereka kenal.








Kawasaki Ninja H2R

                Kawasaki Ninja H2R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang