Part 7

27 7 0
                                    

Yura mengurai pelukannya, dia menghapus air matanya.

"Apa Daffa tau? Yura selalu ngerasa selama ini Daffa memandang Yura bukan sebagai manusia Daff, tapi sebagai sampah!!tapi Yura telen itu semua bulat-bulat, Yura buang semua pikiran negatif itu! Yang Yura pikirin cuma gimana caranya supaya Yura bisa deket sama Daffa. Yura ini cuma cewe murahan Daff, seperti yang Daffa bilang. Yura sekarang sadar kalo Daffa terlalu tinggi untuk Yura capai. " Ucap Yura lalu dia meninggalkan Daffa,

Namun gerakan tangan Daffa lebih cepat daripada pergerakan kaki Yura, Daffa menggenggam tangan Yura

"Yur, Daffa punya alasan kenapa Daffa ngelakuin itu semua" ucap Daffa lirih

"Dan sekarang Yura juga punya alesan Daff, kenapa Yura mau akhirin ini semua. " Ucap Yura, disertai dengan senyum manisnya.

"Yura janji, mulai detik ini, Yura ngga akan lagi ganggu hidup Daffa. Makasih Daff untuk semuanya, rasa sakit yang Daffa kasih sangat banyak dan sangat berkesan untuk Yura" lanjut Yura lalu dia meninggalkan Daffa.

Daffa tidak mampu menahan kepergian Yura, dia benar-benar pengecut.

Sejauh itukah Daffa menyakiti Yura ?

Semesta memang tidak pernah berpihak pada Daffa, lantas apa yang harus Daffa lakukan sekarang ? Membiarkan Yura pergi dari hidupnya? Atau berbalik mengejar Yura? Memperjuangkan berlian yang dulu pernah ia campakkan?.

Wulan benar, Daffa hanyalah bedebah payah.

***

Yura meningalkan Daffa ditengah lapangan, Yura benar-benar sudah menyerah, dia tak ingin lagi hatinya disakiti oleh siapapun.

Mulai sekarang, Yura tidak akan peduli lagi.

Yura kembali menundukkan pandangannya
Menyembunyikan kesedihannya dibalik rambut lebat yang dia miliki,
Memandang nanar lantai koridor, hingga ujung sepatunya bertabrakan dengan sepatu Running shoes yang terlihat familiar dimatanya.

"Hai Yur" Ucap seseorang

Yura mengangkat kepalanya dan dia menemukan

Afkar Nurdiyansyah

Afkar tersenyum kepada Yura

Satu kata yang spontan timbul dalam benak Yura.

'Manis'

Tapi mengingat dia adalah sahabat dari orang yang sudah membuat hatinya hancur, pandangan lirih Yura berubah menjadi pandangan yang meremehkan, dia mendengus kasar

Dan itu semua tertangkap oleh pandangan Afkar

"Tenang, gua ngga akan macem-macem. Gue cuma mau kasih ini" Ucap Afkar lalu dia memakaikan sebuah jaket kepada Yura

"Baju lo basah Yur, kalo lo mau, lo boleh bawa pulang jaket gua. Ngga papa ko" lanjut Afkar

Afkar, meskipun dia playboy, tapi ternyata dia sangat baik. Tapi tunggu, mungkin ini adalah salah satu trick yang biasa Afkar lakukan untuk menggait wanita,

Yura tersenyum kecut

"Thanks" Ucap Yura lirih, lalu dia pergi meninggalkan Afkar.

Afkar menatap nanar kepergian Yura, dia tersenyum pahit.

Senyum yang Dia berikan pada semesta, ini bukan hanya sekedar cinta yang bertepuk sebelah tangan, Ini paket lengkap.

Afkar berada di posisi dimana dia masuk kedalam cinta segitiga, cinta yang bertepuk sebelah tangan, dan terakhir cinta yang tak diizinkan bersama oleh semesta.

Karna Afkar tau, ada orang yang jauh lebih menyayangi Yura, dan membutuhkan Yura di lubuk hatinya yang paling dalam.

Afkar akan menyimpan semua rasanya hingga entah sampai kapan, akan ia jadikan alasan kenapa saat ini, Afkar masih menginjakkan kakinya di SMA Tunas Bangsa.

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang